Euphoria ;Selesai [Segera Terbit]

prolog

***

Hanya bisa memanjatkan doa agar putra semata wayangnya selamat dan segera melewati masa kritis, ia mengutuk dirinya sendiri karena telah gagal menjaga anak sekaligus pewaris dari perusahaanya nanti.
Pria paruh baya itu mengusap wajahnya gusar, tiba-tiba Hpnya bergetar menandakan adanya panggilan. Dengan segera ia menggangkat panggilan tersebut.

"Bagaimana?" Sepertinya kabar yang dibawa oleh si penelepon tidak baik, pria paruh baya itu menunduk lesu sembari memijat pelipisnya.

“Ayah, bunda takut, bagaimana kalau Hesa kenapa-napa? Gimana yah? Bunda gak sanggup bayangin itu semua” isak tangis wAnita paruh baya yang memenuhi ruangan.

Ia mendongak menatap istrinya yang sedang menangis "Bun maafin ayah bun, Ayah ceroboh," sesalnya sembari menjulurkan tanganya untuk memeluk istrinya yang sedang menangis.

Wanita itu menepis tangan suaminya "Jangan minta maaf sama bunda, minta maaf sama putra kita yah"

"Disaat anak-anak sesusianya bermain dengan teman temanya, putra kita justru harus belajar mengunakan senjata, berkuda dan memanah.iya! bunda tau semua itu bakal berguna buat putra kita kelak, tapi apa harus sekarang, saat ia masih berusia sangat muda. Hari ini adalah hari ulang tahun putra kita yang ke 12 tahun loh yah."

Satu hari yang seharusnya menjadi pesta meriah tiba-tiba menjelma menjadi peristiwa mengerikan dan hadiah yang sangat buruk Dari seorang ayah untuk putranya. "Ayah menyesal bun, hiks. Selama ini ayah nggak perduliin perasaan Hesa, ayah terlalu mementingkan kepentingan diri sendiri"

Pintu ruang UGD terbuka membuat pasangan suami istri yang sedang duduk di kursi tunggu langsung bangkit.pria berjas putih dengan beberapa suster keluar dari ruangan itu, menandakan operasi telah selesai.
"Bagaimana dengan oprasinya dok? keadaan putra kami Baik-baik saja kan dok?"

"Tenang pak, oprasinya berjalan dengan lancar untung saja pasien segera dibawa Ke rumah sakit dan ditangani. Sekarang pasien tinggal dipindahkan ke ruang inap dan menunggu pasien sadar saja," jelas dokter itu, lalu tersenyum kepada orang tua dari pasien yang baru saja ia tangani.

"Syukurlah, terimakasih dok." setidaknya sekarang ia bisa bernafas lega.

"Sudah menjadi tugas kami, saya permisi dulu bapak dan ibu," pamit dokter untuk meninggalkan tempat pijakanya.

Wanita Paruh baya itu langsung mengelap air mata yang membasahi pipinya."Yah, Hesa baik baik aja kan? Dokternya nggak bohong kan? "

"Iya bun, Hesa baik-baik aja"

"Ayo  kita temui Hesa yah, bunda udah nggak sabar"