Break ; jin sowon✔️

01.

Seoul, 29 August 2021
After We divorced

Sowon's side.

Tok. Tok. Tok

"Masuk." Ucap seseorang dari dalam ruangan.

Sang sekretaris masuk dan memberikan sesuatu.

"Nyonya Sowon, ada kiriman dari Tuan muda." Sekretaris itu seraya memberikan sebuah buket bunga.

"Baiklah, kau sudah boleh pergi." Ucap Sowon sambil tersenyum ramah.

Sementara sang sekretaris pergi, Sowon menghirup bunga yang diberikan dari putra tercintanya. Dia mengambil secarik surat yang tertempel di buket tersebut.

Mama, apa kabarmu?

Aku sangat merindukanmu, Ma. Terakhir sejak kita bertemu kau tampak kurus sekali. Mama, tolong jaga kesehatanmu, aku tidak ingin melihat orang yang ku cintai jatuh sakit. Semoga Mama senang dengan bunga yang ku berikan.

Aku menyayangimu, Ma
Sampai jumpa!

Putra tercintamu, Guanlin.

Sowon terharu dengan isi surat dari Guanlin. Sudah dua bulan Sowon tidak bertemu dengannya. Bukannya tidak ingin bertemu dengan putranya, dia hanya takut akan berpapasan dengan sang mantan suami. Dia sungguh ingin melupakan Seokjin dari hidupnya.

Tidak semudah itu untuk melupakan seseorang yang sudah hadir selama lima belas tahun bersama. Bahkan setelah hampir enam bulan Sowon tidak bertemu dengan Seokjin, pikiran wanita itu tidak pernah lepas dari pemilik Kim Empire's tersebut.

Kring~ kring~

Ponselnya berdering dengan keras membuatnya sadar dari lamunannya.

Doyeon❤️ is calling...

Sowon dengan segera mengangkat telpon dari putrinya. Walaupun dia memang memenangkan hak asuh Doyeon dan Wonyoung, tapi tetap saja dia sangat jarang bersama dengan kedua putrinya. Karena Sowon harus bolak-balik keluar negeri dan baru saja Sowon pulang dari Perancis hari ini setelah pertemuan dengan para model dan langsung pergi ke kantornya tanpa pulang ke rumah terlebih dahulu.

"Hal—"

"Mama kapan kamu akan pulang? Wonyoung dari kemarin merengek terus menanyakan kapan kamu akan pulang. Aku sangat merindukanmu, Ma. Ada banyak yang ingin kuceritakan kepadamu." Serbu Doyeon memotong Sowon.

"Mama janji akan cepat pulang, sayang. Sebentar lagi tugas mama selesai disini." Ucap Sowon.

"Mama selalu saja bicara begitu. Tugas mama akan selesai, tapi nyatanya mama pasti baru akan pulang setelah malam dan pasti kami sudah tertidur. Kita sudah tidak bertemu selama seminggu, Ma. Apa kau tidak merindukan kedua anakmu ini? Apa pekerjaan itu lebih penting daripada kita berdua?"

Doyeon tampak sangat marah kepada Sowon.

"Bukan begitu maksud Mama, Yeon."

"Aku iri pada temanku yang mempunyai ayah dan ibu. Namun, untuk saat ini hanya mama yang aku punya. Tapi kenapa sekarang aku tampak tidak mempunyai siapapun yang peduli padaku? Apa mama tidak peduli padaku dan Wonyoung?"

Sowon mencoba untuk tenang walaupun dirinya terkejut melihat putri pertamanya marah seperti itu.

"Sayang... Mama sangat peduli denganmu dan Wonyoung. Mama sangat sayang kepada kalian."