03.

4.9K 658 73
                                    

04:30 P.M
Kim Sojung's house

"Doyeon! Wonyoung! Mama pulang!"

Sowon terengah-engah karena dari tadi dia tidak beristirahat. Setelah rapat bersama Desainer Kang, Sowon langsung menyetir mobilnya dengan kecepatan penuh untuk pulang ke rumah. Tapi entah mengapa kedua anaknya itu tidak kelihatan sampai saat ini.

"DOYEON! WONYOUNG! KALIAN DIMANA?"

Sowon mulai panik, dia takut anaknya akan kabur dari rumah. Dia terus memikirkan apa yang akan terjadi jika hidup tanpa mereka berdua. Sudah cukup Sowon kehilangan suaminya, dia tidak ingin kehilangan kedua putrinya juga.

Sowon memeriksa kamar anak-anaknya di lantai atas, namun nihil, mereka berdua tidak ada di sini sama sekali.

Baru saja Sowon ingin menghubungi polisi, pintu utama rumahnya terbuka dan terlihat Doyeon dan Wonyoung yang terlihat santai saja. Sowon langsung berlari menuruni tangga untuk menghampiri mereka berdua.

"Kalian darimana saja? Mama khawatir karena kalian pergi tanpa memberitahuku." Tanya Sowon masih dalam keadaan panik.

"Aku kira mama akan pulang malam." Jawab Doyeon tak acuh.

"Mama kapan pulang? Apa mama bawa oleh-oleh dari Paris?" Tanya Wonyoung bersemangat.

Sowon yang tadinya sedang melamun langsung tersadar. "Ya? Oh tentu saja mama bawa banyak oleh-oleh! Buka saja koper mama, disana sudah tertera nama kalian."

Wonyoung langsung membuka koper sang mama yang penuh dengan kotak berisikan oleh-oleh. Sowon memang selalu membawa koper kosong untuk menempatkan oleh-oleh yang dibawanya untuk sang anak.

"Ini untuk nenek, Kak Doyeon, Kak Guanlin dan ini untukku! Yey terima kasih mama!" Wonyoung berlari dan memeluk Sowon.

"Wonyoung suka?" Tanya Sowon sambil mengelus kepala putri bungsunya.

Wonyoung membuka kotak itu yang ternyata isinya adalah boneka anak perempuan yang sangat lucu.

"Suka sekali! Mama memang selalu tahu keinginanku." Jawab Wonyoung.

Sowon tersenyum dan lega karena anak bungsunya itu tidak marah padanya.

"Mana untuk Papa?" Kata Doyeon tiba-tiba dan membuat suasana menjadi suram.

"Papa masih keluarga kita kan? Mengapa Mama tidak memberikan oleh-oleh kepadanya?" Tanya Doyeon sekali lagi.

"Ayahmu sudah mempunyai segalanya, Doyeon. Dia tidak memerlukan apa-apa lagi." Jawab Sowon mencoba untuk tenang.

"Tidak. Papa tidak mempunyai segalanya! Papa kesepian, Mama tahu?" Doyeon mulai meninggikan suaranya.

"Doyeon..."

"Mama bohong! Mama selalu bohong! Kita keluarga kan, Ma? Mengapa Mama selalu menyembunyikan sesuatu diantara kita semua? Kenapa, Ma? Kenapa?"

Doyeon menangis dan menatap Sowon dengan penuh benci. "Jika Mama terus menyembunyikan alasan kalian bercerai seperti ini, aku tidak menutup kemungkinan bahwa Mama mempunyai selingkuhan dan meninggalkan Papa."

"KIM DOYEON!" Sowon hampir habis kesabarannya karena tingkah putri sulungnya ini.

"AKU BENCI MAMA! SEHARUSNYA AKU SAJA YANG TINGGAL BERSAMA PAPA, BUKAN GUANLIN!" Teriak Doyeon lalu pergi ke lantai atas dan masuk ke kamarnya.

Sowon terduduk dan menangis. Dia merasa gagal menjadi ibu yang baik. Wonyoung memeluk mamanya untuk memberinya kekuatan.

"Mama... Wonyoung kangen Papa..." Putri bungsunya itu menyenderkan kepalanya pada Sowon.

Break ; jin sowon✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang