40. END

5K 384 216
                                    

20 December 2025

Suara kicauan burung terdengar bersahut-sahutan. Cahaya matahari pun juga masuk di sela-sela gorden yang sedikit terbuka.

Seorang wanita masuk ke dalam kamar dan berjalan menuju tempat tidur. Wanita itu duduk di pinggiran kasur dan dengan suara yang lembut, dia memanggil nama seseorang yang sedang tertidur di depannya.

"Seokjin, bangun..."

Si pria hanya mengangguk dan memeluk sang istri tanpa membuka matanya.

"Ayo, Jin. Kamu kan harus berangkat pagi ini."

Pria itu, Seokjin, semakin mengeratkan pelukannya tanpa memperdulikan panggilan sang istri.

"Sayang, kalau gak bangun aku siram pakai air panas nih." Ancam wanita itu.

Seokjin mau tidak mau langsung terbangun dan melototkan matanya kepada istrinya. Bagaimana bisa sang istri tega menyiram dia dengan air panas?

"Kamu bercanda kan?!" Seru Seokjin panik.

"Ya bercanda lah." Sang istri tertawa lepas. "Mana mungkin aku nyakitin suami aku sendiri?"

Seokjin menghela nafas lega. Dia kembali memeluk wanitanya sambil terkadang mengendus leher sang istri. Dia tahu jika istrinya itu tidak akan bisa menyakitinya, tapi dia masih sedikit merasa bersalah atas kesalahannya di masa lalu.

"Geli ah, Jin."

Wanita itu, Sowon, menggeliat geli karena lehernya dihisap dan dicium sang suami. Padahal dia hanya berniat untuk membangunkan Seokjin, tapi bukannya bangun, suaminya itu malah menggodanya.

"Jangan berbicara dengan nada seperti itu, sayang. Aku bisa saja langsung menerkammu hingga kau tidak bisa berjalan nantinya." Ancam Seokjin dengan nada serak dan sedikit seksi bagi Sowon.

Sowon agak sedikit takut jika cara bicara Seokjin sudah seperti itu. Pasalnya dia pernah dihukum sang suami hanya karena pulang terlambat satu jam saja, lalu setelah itu Seokjin langsung mengurungnya di kamar seharian hingga tidak bisa berjalan besoknya.

Seokjin memang tegas dan tidak bisa diajak kompromi. Jika orang itu salah, maka orang itu harus dihukum. Bahkan ketiga anaknya saja pernah dihukum oleh Seokjin hingga menangis seharian. Tapi untung saja setelah itu mereka berbaikkan kembali.

"Maafkan aku." Sowon menundukkan wajahnya. "Tolong jangan hukum aku sekarang, anak kita masih butuh sarapan untuk pagi ini."

"Hm. Aku akan mengabulkannya jika kau mengatakan 'Tolong jangan hukum aku, Seokjin-ah' dengan imut."

Sowon terkejut. Apa-apaan ini?! Bukannya lepas dari hukuman, dia malah bisa semakin diterkam oleh Seokjin karena disuruh berbicara seimut itu.

"Sayang..."

"Kalau begitu aku akan menghukummu sekarang sampai malam nanti tanpa istirahat sedikit pun, Sojungie." Potong Seokjin.

"Lalu bagaimana dengan ketiga anak kita?" Tanya Sowon.

"Aku bisa menitipkannya kepada Jungkook sampai besok. Bilang saja kalau kita mempunyai tugas negara yang tidak bisa diganggu siapa pun." Jawab Seokjin santai seperti tidak ada dosa.

Tugas negara apanya?! Mana ada tugas negara dilaksanakan di kamar seharian penuh hingga membuat orang tersiksa karena tidak bisa berjalan di keesokan harinya?!

Sowon udah misuh-misuh sendiri. Seenaknya saja suaminya memberi hukuman seperti itu. Bisa-bisa bulan depan dia sudah berbadan dua lagi.

"Jin, aku capek..." Sowon memasang puppy eyesnya. Dia memang benar-benar lelah saat ini.

Break ; jin sowon✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang