Aku sebenernya males banget kalo harus ke ruang olah raga pada saat jam istirahat. Soalnya aku udah bisa nebak, kalo disana itu pasti lagi rame banget.
Priiitt...!!!
Tuh kan bener. Saat Pak Siswono meniup panjang pluit, suara gemuruh sorak sorai langsung memenuhi ruang olah raga ini.
Aku memilih duduk sendiri di bagian ujung atas kursi penonton. Melihat Kak Rega dan anggota timnya yang sesama kelas X, baru saja memenangkan pertandingan futsal melawan kakak kelas XI.
Kak Rega tidak menyadari kehadiranku. Tapi Kak Randy tidak. Matanya memang tajem kayak mata elang. Pantes teman-temanku menjuluki cowok berdarah sunda itu dengan si mata elang.
Hap.. Hap.. Hap..!
Kak Randy melompati kursi penonton yang berundak-undak ini dengan lincah sekali.
"Udah lama?"
"Udah.."
"Jangan bohong lo, Dek. Emangnya gue gak tau.."
"Hhheehee.." Aku nyengir aja. Emang dia ini paling gak bisa aku bohongin.
Kak Randy duduk di sebelahku. Menyender dengan satu tangannya memanjang di arah belakangku.
"Gitu tuh si Rega. Kalo udah menang, pasti selebrasi dulu. Sekalian ngomonging acara makan-makan malem minggu besok di rumahnya."
"Ohhh..." aku mengangguk saja.
"Weeehhh, inget-inget bro!" Satu cowok keren lain, mendatangi kami berdua.
Dia itu namanya Kak Rofiq. Meski dia gak nonjol dalam pelajaran olah raga seperti halnya Kak Rega dan Kak Randy, tapi Kak Rofiq ini termasuk siswa berpestrasi loh. Waktu ujian tes masuk aja, dia berhasil mendapat nilai tertinggi dari ratusan siswa lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Kill Me Papa!
Teen Fiction[[ Cerita ini dirubah seluruhnya. Mohon maaf untuk yang sudah pernah baca prolog sebelumnya😒😒😒]] ~~~~~ Ketika orang yang sangat kamu sayangi dan cintai mendadak sangat membenci dan bahkan ingin membunuhmu...!! FYI : C...