Akhirnya aku tiba di Jakarta juga. Kulirik jam tanganku yang sudah menunjukkan tepat pukul 00.35. Agak terlambat sedikit, dikarenakan bis yang kutumpangi bocor ban di tengah jalan.
Tapi rasa lelah dan capekku terbayar dengan kerlap-kerlip lampu yang memancar dari gedung-gedung pencakar langit.
Dan Monas!! Aku bisa melihat segala keindahan dari lampu yang menyorotnya di malam hari.
"Bagus ya..?"
"Iya, bagus banget, Kak!" Kataku antusias.
Tunggu aku ya, Mon. Karena besok aku akan menaikimu sampai ke puncak!!
Bis kelas X.10 adalah bis yang paling akhir tiba di pelataran parkir hotel. Dan lagi-lagi aku dibuat takjub dengan bangunan tinggi nan menjulang di hadapanku sekarang ini.
"Gak salah deh, kita bayar mahal. Lah hotelnya hotel berbintang gini.." Tukas Kak Liana.
Disaat kami menurunkan tas dan barang bawaan kami, guru terlihat berkerumun dengan petugas hotel. Dari yang kulihat, sepertinya mereka sedang membicarakan hal yang serius.
"Duuhh, bisa cepetan gak sih? Ngantuk banget gue nih..." Ujar Kak Liana lagi.
Kak Randy menyodorkan hape baruku padaku. "Bokap lo telepon nih.."
"Makasih ya, Kak."
Sejak kejadian pencurian siang kemarin, semua barang-barang berhargaku seperti dompet dan hape, jadi Kak Randy yang megang.
Aku jadi gak enak, karena terus merepotkannya.
'Aku baru sampe, papa. Iya. Nanti aku kirimin foto kamarnya ya..'
Dasar papa ini. Padahal kan dia udah sering berpergian dan menginap di hotel. Tapi kenapa masih aja penasaran sama kamar hotel yang akan kutempati.
"Anak-anak mohon perhatiannya!!" Pak Gunawan kembali ke barisan kami. "Ada sedikit perubahan mengenai kamar hotel yang akan kalian tempati."
"Yahhh..." Sebagian dari teman-temanku kelihatan kecewa.
"Setelah bapak dan guru-guru lain bicara dengan pihak hotel, ternyata satu kamar hanya bisa ditempati oleh dua orang saja."
Kak Liana dan Kak Zee saling bertukar tatapan. Lalu mereka berhigh-five dengan berbinar-binar.
Aku memperhatikan Kak Alfin dan Kak Ilo, tampaknya mereka juga udah gak sabaran ingin segera ke kamar dan beristirahat.
"Pak Gunawan, aku ---"
"Geo, kamu gak keberatan kan sekamar sama Randy?" Tanya Pak Gunawan.
"Ehmm..."
"Atau kalau enggak, kamu sekamar sama saya. Lalu Randy nanti satu kamar sama Leo."
"Tenang aja, Dek. Lo gak bakal gue apa-apain kok.."
"Awas ya lo, Ran! Kalo sampe Geo kenapa-kenapa, lo harus tanggung jawab!" Tukas Kak Liana.
"Jadi gimana, Geo?"
"Iya, Pak. Gak papa."
"Ini kartu akses kamar kalian." Kata Pak Gunawan sambil menyerahkan sebuah kartu khusus kepadaku. "Anak-anak tolong perhatiannya lagi!! Habis ini, kita akan makan dulu di restoran hotel. Jadi Bapak ingatkan, kalian jangan lama-lama. Supaya kalian bisa cepat makan dan beristirahat selanjutnya. Karena besok jam 6 pagi, kita harus sudah memulai perjalanan kembali!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Kill Me Papa!
Teen Fiction[[ Cerita ini dirubah seluruhnya. Mohon maaf untuk yang sudah pernah baca prolog sebelumnya😒😒😒]] ~~~~~ Ketika orang yang sangat kamu sayangi dan cintai mendadak sangat membenci dan bahkan ingin membunuhmu...!! FYI : C...