Satu.Empat

2.7K 200 12
                                    

"Gilaaa, capek yaa..!!" Pekik Kak Liana di dalam lift yang luasnya gak seberapa itu.

"Yup. Dan besok, kita udah harus balik lagi ke Surabaya deh.." Kak Ilo menimpali.

Aku diam saja. Sejujurnya aku sendiri sedang panik. Karena entah apa maksudnya, tangan Kak Ilo seperti mau meraih tanganku dan menggenggamnya.

Aku tahu kalau saat ini kami berenam sedang ada di dalam lift. Tapi kan kalo sampai ada yang lihat, aku pasti malu banget.

"Kamu kenapa, Dek?" Bisik Kak Randy.
Kalau dia sih, udah daritadi terus menggangin satu tanganku. Katanya sih takut aku hilang.

"Gak papa, Kak."

Kak Randy melirik tajam ke arah tangan kananku. Dan dia langsung bertukar posisi denganku dengan ekspresi wajah tak suka pada Kak Ilo.

"Balik-balik, harus nyusun laporan. Minggu depannya langsung semesteran.." Tukas Kak Liana lagi.

"Ya gak papa juga, Liana. Kan abis itu, kita liburan panjang. Sampai setelah idul fitri." Timpal Kak Zee.

"Kayaknya seru ya, pas lagi liburan kita main ke Jakarta lagi.." Usul Kak Alfin.

"Hayoolah, seru juga kayaknya!" Timpal Kak Ilo.

Kalau kulihat-lihat, ekspresi Kak Ilo biasa aja tuh. Bahkan setelah Kak Randy bertukar posisi denganku.

Tapi yang buat aku aneh, kenapa dari kemaren dia kayak sengaja deketin aku terus ya?

Alaahh Geo --- mungkin kamunya sendiri yang terlalu pede! Inget Kak Rega tuh...!!

"Kalo dari Jakarta oleh-olehnya apa ya?" Tanya Kak Liana.

"Foto." Jawab Kak Randy singkat.

Don't Kill Me Papa!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang