Dua.Tujuh

2.2K 184 4
                                    

"WOII...!!"

Seketika aku terbangun dan melihat satu sosok sedang berdiri di muka pintu dengan mata memelotot dan nafasnya yang tersengal.

"Siapa kamu?! Kenapa kalian membiarkan orang asing ini masuk?!"

Aku menoleh ke sumber suara lainnya. Ternyata wanita itu, dengan seorang dokter dan dua perawatnya.

"KAK JEVIN?!!" Aku memekik karena otakku seperti baru bekerja setelah tidur singkatku barusan.

"Jevin?! Apa maksudmu?!" Wanita itu menatapku dengan matanya yang mengerikan.

"Lo pikir gue bakal ketipu dengan penyamaran lo itu, hah?"

Tunggu dulu! Penyamaran? Penyamaran apa maksudnya?!

Aku menoleh lagi ke arah tubuhku. Maksudku Kak Jevin. Ternyata ada Kak Randy, Mas Erick, Mas Galuh, dan juga beberapa petugas dari kepolisian berada di belakangnya.

"Kalian kenapa diam saja! Cepat tangkap penyusup itu!!" Perintah wanita itu.

Dahiku berkedut. Kepalaku tiba-tiba rasanya sakit sekali.

"Lo pikir lo siapa, hah? Bos mereka?!"

"Sorot mata itu -- suara itu -- JEVIN..!??"

Aku makin tak mengerti dengan semua ini. Padahal aku baru saja tidur selama tiga jam. Tapi kemudian aku terbangun, karena suara ribut-ribut.

Dan aku melihat ada tubuhku sedang berdiri di hadapanku -- dan juga wanita aneh yang sedang memegang sebuah jarum suntik dan ---

Syyuuttt...

Tubuhku bergoyang mengikuti arah kemana wanita itu menarikku dengan sangat kasarnya.

"Berani lo maju selangkah, gue bakal pastiin racun ini akan mengalir masuk ke seluruh tubuhnya..!"

Suara itu lagi! Suara yang sudah pernah aku dengar aku sebelumnya. Suara yang mengingatkan aku pada seseorang.

'Kamu tahu gak dek, kalo aku itu gak bisa hidup tanpamu..'

"EZA-EZA.., LO PIKIR GUE BAKAL TAKUT GITU? LO MAU SUNTIK GUE PAKE RACUN ITU SILAHKAN AJA.."

Benar!! Orang ini -- wanita aneh dan misterius ini -- adalah benar dia!!

KAK EZA..!!

"Hummfffpptt..!" Aku menahan nafas dengan mata terpejam saat jarum suntik menembus leherku.

Aku terus menunggu racun itu akan bereaksi dan membuat tubuhku bereaksi.

Tapi kemudian, aku membuka mataku kembali.

Aku masih bisa melihat mereka semua. Itu artinya aku masih hidup...!

Kak Jevin -- maksudku tubuhku itu melompat dengan sangat lincah -- menarik tanganku kuat sekali -- dan aku tak percaya, kalau tubuhku itu bisa menjatuhkan sosok wanita -- Kak Eza yang tentunya lebih besar dari tubuhku!

Kak Jevin mengunci kedua tangan wanita itu. Lalu dia melepas wig yang dipakai wanita itu dan melemparnya jauh-jauh.

Mataku terbelalak dengan mulut menganga. Sekarang aku bisa melihat dengan jelas sosok itu.

"LEPASIN GUE, ANJING..!! BANGSAT...!!"

"Lepasin lo bilang?! Sakit jiwa!!"

"Pfftt..!" Aku menutup mulutku. Tapi sayangnya aku gak bisa menahannya lagi. "Hwahahaa..!!" Tawaku meledak sejadinya saat itu.

Semua orang melihat padaku dengan wajah heran dan bingung.

Aku masih terus tertawa sampai-sampai mataku berair dan perutku sakit sekali.

Don't Kill Me Papa!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang