Aku mulai percaya bahwa Tuhan memang enggak pernah iseng. Ya begitu "Dia" berbuat sekehendak-Nya saja. Bebas dong. "Dia kan yang berkuasa atas ciptaan-Nya mulai dari mahluk kasat mata ber sel satu sampai mahluk tak kasat mata.
Asli "Dia" enggak pernah salah. Mau pagi-pagi banget ngebuat pria kesemsem sama perempuan, nanti pas sorenya ngebuat pria itu jadi paling muak sama perempuan itu. Ya sah sah saja. Bebas.
Mung ya itu, kadang aku enggak ngerti kenapa sesore ini aku kok tiba-tiba ingat pada suatu pagi yang sudah membilang tahun berlalu. Aku ingat bagaimana caramu sholat. Cie cie... Aku ingat betul suaramu meng-amini doaku. Cie cie... Aku ingat seberapa tinggi badanmu. Cie cie... Aku ingat totalitas kamu mencuci piring. Cie cie... Aku juga ingat... kalau kamu... gak pernah ingat aku.
Tapi perindu macam apa aku ini kalau mengetahui rinduku tak berbalas njur aku ngambek sama Tuhan. Enggak etis blass. Itu melanggar kode etik Majelis Perindu namanya. Kan Tuhan emang gitu berbuat sesuka-suka Tuhan aja. Katanya nih kata temanku yang nyantri istilahnya itu kalau enggak salah "Fa'aalun lima yurid". Yaudah.
Yaudah, memang cuma bisa bilang yaudah. Yaudah, aku rindu sama pagi-pagi. Yaudah, pagi yang ada kamunya. Yaudah, kamu harus tahu. Yaudah gini aja bab kasmaran yang kedua. Semoga kamu ngerti.
"Terus rahwananya mana, mas?"
"Rahwananya tengah menikmati pemandangan indah di depan matanya dimana 'yang terkasih' tengah mencuci piring. Lalu pergi moksa gitu aja entah kemana.""Rahwana emang gitu, suka engga jelas."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kitab Romancuk
Fanfictionkalian pernah mencintai seseorang? Bagaimana kisahnya? Kalau Rahwana yang pernah kutemui, ketika jatuh cinta ia begitu kasmaran. bagi kisahmu ya, di kolom komentar siapa tahu kita berjodoh. ... Superb Rahwanaku