Tak Pernah Kesampaian

21 3 1
                                    

Pembaca, jika saat ini kalian tengah merindukan seseorang jangan ragu untuk sekedar bertanya kabar melalui Whatsapp, mesenger, DM, atau BBMnya. 

Iya, bagaimanapun juga Dasamuka tak pernah malu terus-terusan mengirim surat kepada Sinta walau bagaimanapun suratnya tak berbalas meski hanya lewat angin, atau nyiur pohon kelapa, atau sekedar kelip bintang. Tak  satupun dibalas.

Suatu ketika di taman Argasoka saat pagi begitu terang, embun di daun-daun Kana sudah mencair Sinta masih tak mengucap sedesispun huruf yang terdengar hanya kerinduannya kepada suami yang kelak tak pernah mempercayainya.

Dasamuka tak keberatan dengan hal itu, ditunggunya Sinta sampai dua belas tahun lamanya. Tak pernah ia berkehendak buat sedikit saja marah kepada Sinta. Namun, di satu kesempatan ia mengajak Tuhan berdrama,"Tuhan jika cintaku kepada Sinta terlarang, kenapa Kau bangun megah rasa ini dalam sukmaku." Begitu katanya bertanya kepada Dzat yang menebar kerinduan.

O, Dasamuka kau lihat hanya Sintamu yang tetap anggun di tengah-tengah taman bungamu. Sintamu, Terataimu, ia adalah sehelai esau yang diterbangkan ragu-ragu. Tak pernah diguyurnya tanah kemarau dengan mendung. Ia hanya mega yang terus berarak menuju keabadian.

"Mas, tulisanmu kok aneh si. Mana bagian hujan menunggu kemaraunya?"

"Heuheuheu... Ndak ada Nduk... Mustahil, karena saat kemarau datang hujan sudah pergi. Tak pernah kesampaian."

#romancuk#ramayana#rahvayana#majelisperindu#29

Kitab RomancukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang