Kitab Romancuk

Cara Kita Berdialog

     Dialog Rahwana dan Sinta hanya mungkin terjadi di dalam puisi yang dibait Rahwana dengan tulus. Dibalas Sinta dengan huruf-huruf bisu yang tak sempat diucapkannya. Puisi Rahwana adalah kesabaran sementara jawaban Sinta adalah pengajaran. Sinta selalu disapa dengan tutur kata level pujangga, dijamah dengan sajak-sajak, sampai datang kepalsuan Rama.

     Kepalsuan, sebab sejujur apapun Sinta mengakui tak pernah disentuh Rahwana sekuat itu pula Rama tak mempercayainya. Rahwana ksatria, berjanji tak akan menjamah Sinta sampai ia membalas cintanya. Rama koplak, setelah peperangan demi Sinta yang dibela pasukan bedes -bukan rakyatnya- ia tumbalkan istrinya dalam sumpah obong. Dasar lelaki "sempurna". Cuih.

     Adakalanya saat senja tiba Rahwana menengok Sinta yang masih saja membisu di tengah-tengah Argasoka. Adakah taman Argasoka yang indahnya adalah surga dunia bukan sebait puisi Rahwana? Semegah itu cara Rahwana memperlakukan Sintanya. Seandainya suatu malam panjang tiba, aroma melati berbisik pada Sinta;

...
(Suara Akulog)
Rindu itu kekasih; saat kau datang membawa sepi. Dan aku hidup karenanya.

Sampai-sampai kudengar lolongan saat hening. 

Sampai-sampai kurasakan desir nadimu saat sendiri. 

Sampai-sampai yang kuingat hanya tersimpan dalam hayalku.

Tak masalah kekasih. 

Itu sudah cukup membantuku untuk melanjutkan hidup.

...

     Sementara itu, bunga kana masih berusaha mengajari Sinta cara membalas puisi, meski tak pernah sempat puisi itu dihurufkannya;
...
(Suara Dialog)
Dini hari
Tanganku menari-nari
Bercerita tentang seorang lelaki
Yang datang menghampiri
Padanya yang katanya tak perlu ku khawatiri

Tenang, Khawatir dan percaya adalah dua rasa yang sedang ku kunci
Pada insan yg bernama lelaki

     Sementara Trijata yang masih saja watsapan sampai dini hari hanya cekikikan melihat Sinta tak pernah sempat mempuisikan hatinya. Bahkan sesaat setelah pasukan bedes membakar Argasoka.

Gendeng.

...
#romancuk#rahvayana#ramayana#majelisperindu#21