Dijawab Iya dan Tidak Sekaligus

55 2 0
                                    

     Pas Rahwana jalan-jalan ke Spanyol, ndilalah disana Ibnu Arabi lagi silaturahim ke ndalemnya Ibnu Rusyd. Berita pertemuan Sang Musafir dengan Sang Filsuf itu tersebar luas sampe ke emperan taman Argasoka di Alengka.

     Konon, saat ditanya oleh Ibnu Rusyd, Ibnu 'Arobi yang masih tampan-tampannya itu hanya menjawab,"Iya, kemudian Tidak." Kontan jawaban itu membuat Ibn Rusyd terperangah dan terpekur. Gaya tenguk-tenguk itu menggejala ke seluruh penjuru dunia. Sehingga dikenal sebagai tenguk-tenguk challange. Tak ketinggalan, Auguste Rodin sang pemahat Perancis membuat patung Le Panseur di salah satu sudut negeri pacarnya Cleopatra itu.

     Menurut Ibn 'Arobi yang sekarang cs-an sama Rahwana, saat itu Ibn Rusyd bertanya,"Apakah jalan keluar yang kamu temukan akibat dari iluminasi dan ilham ilahi itu? Bukankah itu sangat spekulatif dan subjektif?" Ibnu 'Arobi mung jawab,"Ya dan kemudian Tidak."

     Menurut Sadik Yalsizucanlar yang gubah kitab Sang Musafir; kata "ya" menjadi pengabsahan atas segala yang ditulis Ibnu Rusyd. Namun kebahagiaan Ibnu Rusyd tanggal saat Ibnu 'Arabi bilang "Tidak". 

Pada kesempatan lain Ibnu 'Arabi berbisik lirih pada teman filsufnya itu,"Perhatian dan pikiranmu tidak bisa membawamu ke tempatku berada."

      Kamu lihat, betapa iya dan tidak itu sangat tipis. Suka dan lara hanya terpisah sehelai kain tipis. Seperti titisan Widiowati yang mengungkap kalau,"Aku ingin mencintaimu walau penuh cacat, Rahwana. Tak peduli cacat itu membawa keburukan atau malah menampilkan hal indah-indah". Lihat betapa di mata perindu keburukan sama saja dengan hal indah.

     Sementara di depan emperan Argasoka penjual kopi tahlil mulai menggelar lapaknya. Dalam lirih Rahwana berbisik sambil pesen kopi,"Aku hanya ingin cintamu sempurna kepadaku, tak peduli apa komentar Napas, Tan Napas, Nupus, dan Tan Nupus".

     Dalam lirih kamu bertanya dengan bahasa Filsafat Negasi,"Apa yang tersisa dari yang ada?"

Dalam pengajiannya didepan pengikut Romancuk, al-Fayyadl menjelaskan,"Yang ada memiliki imperatif kepada yang akan ada untuk mewujud".

Love.

Kitab RomancukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang