7. Care

1.1K 118 5
                                    

Tiga hari setelah Brielle dirawat dirumah sakit. Rumah masih kembali tampak sepi senyap, di ruang makan masih ada Lala yang sibuk menyiapkan makan malam untuk anak anaknya siapa lagi kalau bukan Zee dan Brielle.

Zee sibuk dengan Switch Nintendo edisi terbarunya, hingga hampir seharian dia bermain game dengan posisi tengkurap. Mengayunkan kakinya, dan bersiul menikmati permainannya.

Hampir mirip dengan kos kosan lah rumah tersebut, yang ada masih sama dengan Brielle. Mengurung dirinya didalam kamar dan entah apa yang dia lakukan.

Ting... Tong....

Zee yang telinga nya tersumpal oleh handset, tidak dapat mendengar suara bell berbunyi sama halnya dengan Lala yang memang fokus memasak. Jadi mereka sama sama tidak dapat mendengar siapa yang bertamu.

Sampai hampir lima menit kemudian Briell berteriak dari arah kamar nya.

"Zee... Berisik bukain kenapa pintunya? "

Zee tidak merespon karena memang tidak dapat mendengar kan suara Brielle.

1....
2....
3....

Platkk...

Naisu... Kepala Zee dilempari sebuah novel misteri karya Akiyoshi Rikako denga judul "Girls in the dark" cukup tebal membuat Zee meringis kesakitan.

"Ebuset yawla.. Lu ngapa nimpuk gue pake novel Zebra?" Zee berdiri lalu menghampiri ditempat dimana Brielle berdiri saat ini.

Lala yang khawatir dengan pemandangan dihadapannya saat ini hanya bisa langsung berlari melerai keduanya.

"Ehh stop..stoppp... Kalian Tom and Jerry " Lerai Lala.

"Eh Zee lu tamu ya disini? Masa ada tamu aja gak mau bukain pintu? Mau lu apa sih ha?"

"Eh gausah ngegas lah, bisa kan ngomong baek baek gapake nimpuk gue pake novel tebel gini Zebra!!"

"Eh makanya kuping gausah dibuntuin pake game mulu lu.. "

"Apa lu"

"Serah, mau atau enggak lu bukain sana pintunya? " Balas Brielle semakin menaikkan nada bicaranya.

"Yatuhan kalian gitu aja berantem? Sini biar aku aja yang buka.. Zee sana balik kedapur, jangan sampe gosong tuh tempe awas sampai gosong kalian ku suruh ngepel ini rumah ya? " Lala saat ini mulai sedikit membentak.

Brielle diam hanya melihat punggung belakang Zee yang saat ini sudah mulai berjalan menuju kearah dapur.

"Udah ka 'La... Biar Brielle aja, kamu sana sama Zee lanjutin masak" Ucap Brielle cukup berat.

Lala kembali tersenyum, dia tahu bagaimana sebenarnya hati Brielle begitu tulus dan baik hati. Hanya saja itu tertutup oleh gengsinya yang cukup tinggi untuk menutupi rasa kesepian dirinya.

Lala pada akhirnya memutuskan untuk tinggal satu atap dengan Zee dan Brielle, karena Brielle dengan senang hati menawarinya untuk tinggal bersama mereka. Itung itung sebagai seorang wasit untuk dia dan zee katanya.

"Okey, kalau gitu aku kembali ke dapur dulu.."

Brielle tersenyum ramah mengangguk pelan kepalanya menyetujui ucapan Lala.

Lala lalu berjalan dan lekas menuju arah pintu megah yang ada dirumahnya. Rumah besar dan begitu indah untuk ditempati oleh 3 orang saja.

"Maaf lama menunggu... Dengan sia--? " Ucapan Brielle terhenti.

Dengan tiba-tiba ada seorang pria yang memeluknya erat.

"Kamu? Aku sungguh merindukanmu... "

Brielle hampir tidak bisa bernafas, karena dia mendapatkan pelukan kuat dari seseorang pria tersebut.

"Siapa? --"

Zee hanya bisa menatap diam saat melihat Brielle dipeluk oleh seorang pria tegap dan jauh lebih tinggi dari dirinya.

Briell tidak bisa menarik tubuhnya, tapi dia yakin Zee melihat pemandangan ini jelas. Entah perasaan dari mana, dia merasa takut Zee cemburu dengan pelukan erat antara dirinya dan mantan pacarnya yang beberapa bulan ini dia putusin.

Zee yang melihat pemandangan itu hanya heran dan penuh tanda tanya, wajahnya seolah mencerminkan kata 'cengo' dan hampir kaget belum kaget beneran.

"Lepasin Chiko.. Kita udah gak ada apa apa" Brielle memaksa diri untuk melepaskan pelukan tersebut.

Pria yang bernama Chiko itupun tidak dengan mudah melepaskan pelukan erat kepada Brielle. Yang ada hanya Zee tampak geram melihat kedatangannya secara paksa dan berbuat cukup kasar kepada Brielle.

"Dia siapa? " Tanya Chiko lalu melepaskan pelukan nya itu. Dia cukup penasaran hingga dengan mudahnya melepas dekapannya kepada Brielle.

Brielle tidak menjawab hanya melihat ekspresi wajah Zee, dia lalu mengangkat poninya tampak menggosok pelan dahinya yang dirasa sekarang lumayan pusing.

"Lu gak apa kan 'Bra? " Celetuk Zee dengan nama panggilan untuk briell.

"Gue pusing, mending lu pulang deh chik.. " Masih pandangan mata briel menatap kearah Zee. Namun telunjuknya menunjuk kearah luar pintu. Dia secara sengaja mengusir Chiko dari rumahnya itu.

"Gue denger lu sakit briell, jadi gue khawatir terus kesini deh.. " Paksa Chiko masih ngebet masuk rumah.

Zee yang melihat aksi tersebut tidak dapat memprotes aksi paksa pria itu terhadap briell karena Zee tipe orang yang tidak ingin mengganggu urusan orang lain.

"Gue udah sembuh, dan gue minta elu keluar dari sini... " Bentak Brielle.

Chiko lalu menarik nafasnya kasar.

"Oke, sekarang kayanya gue paham kenapa lu mutusin gue? Apa karena cewek itu? " Chiko menunjuk wajah Zee.

Zee dengan ekspresi selow nya hanya bisa mengangkat bahunya tanda dia tidak tahu menahu soal ini.

"Sekarang gue juga paham 'briell.. Ternyata elu juga gak bisa berubah sama seperti dulu? Brielle dengan penyuka sesama jenis.. Tau ga lo? "

Bught......

"Eh kalau ngomong tuh dijaga ya itu mulut... " Zee tidak bisa menahannya lagi.

Dia tidak sadar telah menonjokan tangan kanannya ke sela bibir Chiko. Zee merasa tidak suka saja ada seorang pria membentak seorang wanita.

"Aght... Sial, jadi lo bener gebetannya Brielle yang baru? " Chiko tidak membalas tapi lebih memilih mencaci.

"Haa? Maksud lo apaan? Gue sepupunya 'briell.. " Balas Zee enteng melipat lengan kaosnya.

"Ish.. Kalian sama saja sok jagoan!! Sana berantem lanjutin, gue capek"

Brielle menujukan ekspresi yang datar seperti biasa, dia pergi sama sekali tidak menghiraukan Chiko ataupun Zee yang dengan polosnya menonjok wajah Chiko.

"Woi... Mau kemana lo? Dibantuin juga malah nyebelin" Gerutu Zee.

"Yodah lo sono pergi... "

Brakhg..

Zee dengan cepat membanting pintu besar itu, tepat didepan wajah Chiko dan hampir saja membuat hidung mancung Chiko patah.

Bersambung....

Chiko ganteng bangetttt 😢

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chiko ganteng bangetttt 😢

The Roomatte [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang