47. [21+] Softly ❌🔞❌🔞❌

1.7K 55 7
                                    

Pagi bergulir. Ada jejak-jejak embun tersisa di kaca jendela. Bau tanah basah sisa dari hujan tadi malam masih berbekas. Hangat sinar sang surya menyapa. Tampak Brielle hanya mengenakan gaun tipis tanpa dalaman membuat beberapa potong sandwich untuk dia siapkan untuk tamu yang ada dikamarnya, yang masih tampak erat terikat dengan tali tambang merah. Dan juga mata yang tertutup.

"Ini Resiko saat membuat diriku berhasrat Zee..menyebalkan"

Dia bergumam lalu sedikit membersihkan sisa mayonaise diujung jari tengahnya, sesekali tersenyum lirih. Dia sedikit kesakitan saat menggerakan sela kakinya. Zee masih menggeliat dan perlahan kelopak mata berwarna hitam itu terbuka. Ia menoleh ke sisi kiri tubuhnya dan seulas senyum tersungging di bibirnya saat matanya menangkap satu sosok yang selama ini ia impikan untuk hidup dan tinggal di sisinya. Wajah cantiknya sungguh mempesonanya meski rambutnya yang lepek terlihat berantakan namun tak mengurangi keindahannya malah memberi kesan sexy baginya.

Zee benar-benar telah jatuh terlalu dalam terhadap wanita yang kini berada di hadapannya ini. Dengan bertumpu sebelah tangan di kepala, Brielle memandangi wajah Zee yang terpahat sempurna namun ada hal yang mengganjal yang di rasakannya. Brielle masih melihat tubuh Zee yang terikat kuat itu sesekali dia menggelitiki bagian inti milik Zee membuat Zee membelalakan matanya memohon Brielle melakukannya segera. Tapi itu bukanlah Brielle kalau langsung menghabiskan hidangannya untuk pagi ini saja.

"Kapan terakhir kali kau sarapan? Huh?"

Bisikan itu dihadiahkan Brielle tepat di telinga kiri Zee, bibir Brielle sedikit menyentuh daun telinga Zee lekas membuat pemiliknya menggeliat hebat. Posisi Brielle kini duduk menindih zee dengan pinggulnya menindih pussy Zee. Tanpa sadar Zee mendesah dan hal ini membuat Brielle bertambah horny. Secara perlahan Brielle menggerakan pinggulnya dan tak lupa tangan nakalnya meraba-raba dada Zee.

"Brielle...kumohon"

"Hehehe...Kita harus sarapan Zee"

Kini masih dengan Brielle yang menunggangi Zee, dia melepaskan ikatan di kaki Zee membuat dia harus menungging membelakangi wajah dari Zee. Membuat gadis itu menerima serangan dari Zee yang dengan kasar masih menjilati kepemilikannya diujung sana membuat Brielle mengerang cukup keras mendapat sedikit gigitan kecil dari gigi nakal milik Zee.

"Ahhh..ahhh Zee.. kau curang"

Kini sepenuhnya tali dikaki Zee menghilang dan Brielle yang masih sibuk menata nafas karena perlakuan lembut Zee disana. Brielle yang dihadapkan hal yang sama kini pun mencoba mencium lembut paha bawah milik Zee membuat keduanya kini saling mengadu desah penuh kenikmatan. Brielle perlahan ikut memainkan lidahnya menembus kulit lembut yang ada disela kaki Zee. Membuat Zee sedikit menegangkan pinggulnya, hingga kemaluannya sedikit bisa merasakan ujung hidung Brielle ikut menyentuh ujung kemaluannya. Zee yang semakin garang membuat Brielle harus kalah dalam ronde kedua mereka setelah semalam tadi Brielle juga kalah telak dengan Zee.

"Ouhh..youre really nice babe"

Kini Zee benar benar meledek gadisnya itu, membuat dia salah tingkah. Bagaimana tidak sentuhan yang Zee berikan, sejak awal mereka lakukan tidak pernah ada yang bisa menandingi. Zee begitu mengerti daerah kelemahan Brielle, membuat Brielle lemah dalam sekali eksekusi yang dilakukan Zee. Bahkan Brielle dapat bernafsu pada saat Zee menari atau bahkan sekedar melihat Zee berjalan. Sejak dulu Brielle selalu menahan gairahnya untuk dimainkan oleh Zee kekasihnya karena dia begitu lebih menikmati dirinya yang dibuai oleh Zee daripada harus dia memainkan Zee seperti saat ini. Karena itu justru semakin membuat dirinya kalap dan juga rakus.

Brielle yang lemah kini hanya dapat mengambil duduk disebalah tangan Zee terikat, dia tidak cukup berani lagi mengangkang didepan Zee kalau tidak ingin pagi ini dia kalah lagi di ronde ketiga mereka. Brielle mengambil gelas dan menuangkan borboune nya lagi ke gelas lalu sedikit meminumnya. Dia ingat ada yang lebih kelaparan dibandingkan dirinya saat ini. Zee hanya melihat Brielle penuh gairah kini begitu frustasi. Brielle mengelus pelan pipi mulus zee, membuka sedikit mulut Zee lalu ditumpahkannya minuman yang dimulutnya itu dimulut Zee. Zee yang memang merasakan haus sejak tadipun menelannya nafsu.

The Roomatte [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang