Brielle merutuki dirinya sendiri karena keterlambatannya, dia yakini saat ini Zee pasti akan mengomeli dirinya sebentar lagi. Karena asik dengan latihannya dia lupa bahwa ada janji dengan Zee sore ini. Dia sesekali cemas melihat jam tangannya, dia sedikit berdecak kesal.
"Mampus gue kalau sampai tuh banteng ngamuk" Brielle semakin mengomel tidak jelas.
Hingga kini matanya berhasil menemukan sesosok Zee dibawah pohon rindang pinggir jalan. Jaketnya tidak terlalu tebal, hanya memakai hodie berwarna polos lalu menggunakan topi hitam.
Zee dengan senyumnya menaikan tangannya lalu melambai kearah Brielle. Seketika nafas Brielle lega tanpa sebab.
"Huh untung dia gak marah, kalau marah yang ada jadi Hulk kali dia" Gerutu Brielle.
"Eh kamu ngomong apa?" Tanya Zee saat keduanya sudah dekat.
Lalu Brielle menggeleng lekas menarik lengan Zee beberapa kali mengembungkan pipinya gemas. Lalu menggeleng pelan.
"Ah tidak tidak... Aku hanya ngomong sama cacing diperut" Keluh Brielle.
"Lah bukannya diet?" Celetuk Zee.
Pletakkkk....
Lekas mendapatkan sambaran jitak dari Brielle yang sedikit tersinggung, karena memang akhir-akhir ini berat badannya sudah berhasil turun. Membuat Brielle menjadi sedikit kurus, lalu dia menonjolkan sisi pinggangnya dihadapan Zee.
"Udah langsing kaya gini mau diet lagi.. Big No" Brielle menjawab pernyataan si Zee yang ternyata cukup membuat hatinya sakit.
"Gak lah jangan, ntar kalau kurus kurus banget dikira busung lapar. Ya kan" Balas Zee sembari menggandeng tangan Brielle sesekali mengecup dahi Brielle sepupu tirinya tersebut.
Keduanya memutuskan untuk pergi berlibur ke Sydne lumayan dekat dengan arah rumah keluarga Brielle tinggal. Mereka sengaja menghabiskam akhir pekan berkumpul dengan keluarga.
Tapi tujuan utama mereka bukanlah kerumah keluarga Brielle, melainkan pergi jalan-jalan melihat pemandangan malam Sydne. Karena feed instagram mereka sudah lama tidak mereka perbaharui.
"Lama gak upload foto sendiri.." Keluh Zee. Ketika mereka sudah beberapa jam tadi berjalan kaki turun dari bus. Mereka sesekali menarik nafas menikmati udara malam kota indah di Australia tersebut.
Tanpa adanya aba-aba ada sesuatu yang telah siap untuk Brielle rasakan, bibir merah muda Zee seketika mendarat cepat dipipinya. Cepat membuat lamunannya hilang dan ambyar.
"Ihhh cium cium..geli tau" Brielle memasang wajah cemberut.
"Ya habis si mahmud bukannya seneng malah ngelamun" Keluh Zee.
"Yee, siapa yang ngelamun..noh liatin" Tunjuk Brielle kearah jalan sebrang.
Ada sepetak Studio tari disana, yang membuat para dancer tampak jelas dari kaca jendela luar pada saat mereka menari. Banyak rumunan orang disana, membuat Brielle lekas menyeret tangan Zee.
Hingga keduanya melihat pertunjukan dance dari beberapa orang itu. Tidak ada lagi isi otak Brielle selain hatinya terasa ikut menari. Yang ada disana adalah seorang performence berwajah oriental, Zee cukup tertarik dengan gerakan mereka.
Tapi ada yang aneh disana, Zee dan Brielle diam bersamaan.
"Itu Chiko?" Tanya Zee lekas membuat Brielle mengangguk pelan.
"Kok bisa ada disini sih?" Tanya Zee lumayan tertarik mencoba mendekati kearah kerumunan.
Mata mereka pelan saling bertemu sama lain, Zee mencoba mengamati apa yang ada dihadapannya. Sebenarnya dia malam ini juga cukup terhibur dengan apa yang Chiko dan Timnya tunjukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Roomatte [END]
FanfictionZeeBriel [Not Jibril] Gabriel Angelina biasa dipanggil Briel seorang penyendiri dan begitu membenci kerusuhan, keributan harus membuka takdir barunya. Yakni ketika Zee dengan nama lengkapnya Azizi Shafa Asadel datang sebagai teman satu Rumahnya. Ras...