17. Rooftop

765 75 3
                                    

Pagi buta Zee sudah meninggalkan Brielle sendirian dikamarnya. Dia meninggalkan mobil kesayangannya, lalu berangkat menggunakan jasa ojek online untuk mengejar keterlambatannya dia menuju Airport.

Sisi lain, Brielle masih mengunci matanya rapat. Sedang terlelap dalam mimpinya.

Drrrtttt.....

Drrtt...

Suara phonsel miliknya membuat matanya membuka pelan, lalu dengan cukup santai Brielle membuka dan melihat siapa penelfon tersebut.

Nama Lala berada di kontak layar, lalu dengan sedikit hembusan nafas dia menerima panggilan tersebut.

"Yha.. "

...

"Okey.. Lalu? "

...

"Ya, aku juga sudah tidak peduli dengan dia"

....

"Bukannya dia lebih senang jika kau yang mengantarnya"

Tittt...

Panggilan berakhir dengan kondisi terakhir Brielle memasang muka badmod maksimal. Yang ada hanya kesal dan rasa jengkel.

Setelah kejadian itu semua hal yang ingin dia kerjakan hari ini tampak begitu menjemukan. Brielle memulai hari seperti hari biasanya lagi, hidup penuh dengan kesendirian tanpa ada seorang yang menyuguhkan senyuman dimeja makan. Dan juga yang lebih penting tidak ada lagi yang dia ajak bertengkar hari-hari ini.

.
.
..

Sesampainya disekolah juga seperti itu, dia hanya sesekali saja menyendiri dikoridor yang sedikit gelap. Lalu selebihnya hanya melamun membayangkan seseorang yang banyak hari telah menemani dan membasmi rasa kesepiannya.

Brielle hampir tidak nafsu makan, hanya memurungkan wajahnya tidak begitu ceria seperti biasanya.

"Udah siap belum buat Internasional Dance Champion?"

Suara dari kejauhan membuat Brielle menyadarinya, siapa yang sedang berada diantara dirinya dan lamunannya.

Teman satu kelasnya, Christy dan Muthe. Tampak sedang asik membicarakan event terbesar tahun ini. Event ini hanya bisa diikuti oleh sekolah dengan predikat internasional level dengan kemampuan dance yang tentu saja bukan hanya kelas teri.

Terakhir Brielle mendengar kompetisi ini dari mulut Chiko yang memang dia adalah seorang king of dance di sekolahnya, diikuti dengan Viona seorang Queen lalu Muthe dan juga masih banyak lainnya.

Kaki Brielle dengan cepat menuju dua sejoli yang memang tampak begitu akrab satu sama lain. Brielle bukan sosok yang ramah memang, tapi entah sejak kapan dia mulai tertarik dengan dunia dance lagi semenjak kakak kandungnya meninggal.

"Wait, aku denger kalian ngomongin 'IDC' ?" Brielle lekas membuat pasangan MusTy kaget bukan main.

"Eh Brielle... " Jawab Christy mencoba ramah.

"Gue gak suka basa-basi... Jadi langsung aja, apa gue boleh gabung? "

Tanya Brielle, tanpa mendengar dulu perkataan Muthe.

"Ahh.. Itu" Jawab terbata-bata dari bibir Christy.

"Kalau itu sih, kewenangannya kak. Chiko sama Vivi.. "

Brielle lalu sedikit tersenyum. Yang ada dipikirannya sekarang adalah bagaimana caranya dia harus pergi menjadi lebih baik sebagai seseorang. Tidak lagi menjadi seorang Brielle yang menyendiri dan membuakan.

The Roomatte [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang