24. Sad

685 66 5
                                    

Brielle lalu membukanya, pintu yang sejak tadi tampak belum terjamah manusia. Ketika yang lain memiliki banyak pohon dibelakang lokasi kamar. Berbeda dengan kamar Brielle, tampak lebih istimewa karena ternyata ada balkon kamar yang lumayan luas. Dan dari atas kamar mereka, tampak begitu jelas pemandangan indah kota melbourne.

Briell meletakan kepalanya ke arah tempat tidur karena memang tampaknya dia sedikit pusing karena kegiatan hari pertama di kampus.

Sampai pada akhirnya dia mendengar ada seseorang yang mulai memasuki kamar.

Tanpa adanya ekspresi Brielle mendengus sebal setelah mengetahui siapa yang datang.

"Tau dari mana kamu kamarku? "

Tanya Brielle setelah mengetahui siapa yang datang. Siapa lagi kalau si populer chiko.

"Mudah, karena sebenarnya juga kita kan menggunakan telepati"

"Halah, jangan banyak alasan lagi. Bilang saja Vivi yang kasih tau kan? "

Chiko masih mendengus.

"Kamu masih cemburu sama Vivi? "

Brielle masih tersenyum aneh.

"Yang jelas saja, kita sudah gak ada apa-apa lagi sejak dulu. Dan inget satu hal lagi. Jangan usik urusan pribadi ku lagi... "

Brielle menekan kalimatnya.

"Brielle, tapi gue ga sengaja sama Vivi. Dan gue gabakal lagi ngeduian lo dari cewek manapun"

"Bagus dong, tapi sayangnya gue udah mati rasa sama lo sejak lama"

Brielle masih mengunci rapat rahangnya setelah mengatakan hal tersebut pada Chiko.

"Aku gak bakal ngebiarin kamu lolos lagi" Balas Chiko.

"Ahhh kenapa sih 'Chik, lo tu keren..tajir dan satu hal lagi lo itu main dancer"

Chiko hanya membalas dengan tatapan penasaran. Karena pada saat itu juga Brielle mulai menghipnotis dirinya. Entah hawa dari mana mendadak suhu mulai memanas, membuat ruangan kamar begitu panas.

Chiko hanya menatap wajah cantik Brielle.

"Gak akan gue lepasin lo lagi.. Briell"

"Tapi sekali lagi, gue bilang. Kita udah gak ada apa-apa"

Brielle lekas menutup rapat pintu kamarnya, setelah chiko meninggalkan ruang kamarnya. Ada yang salah ketika dia melihat keadaan kamarnya.

Ruangan itu lebih sempit daripada apa yang dia pikir selama ini.

Tok... Tok

Brielle sedikit terkejut saat mendengar pintu terketuk.

Lekas dia membuka dan melihat siapa yang ada dihadapannya. Zee dengan gaya khasnya, casual lengkap dengan rambut yang terkuncir rapi.

Ada kalanya Brielle mencoba sadar diri, dan memantulkan pandangan dari hal lain. Seolah dia tidak ingin terfokus dengan seorang Zee.

"Lo nangis?"

Tanya Zee terhadap Brielle, lalu zee buru-buru masuk kedalam kamar barunya.

Brielle mengelak, dia sedikit mengeluarkan air matanya. Membuat Zee penasaran bukan main. Lalu dia sedikit mendekatkan wajahnya kearah Brielle.

Brielle hanya dapat menundukkan kepalanya.

"Zee, berhenti ikut campur urusan masing-masing" Brielle mendadak sedikit membentak.

The Roomatte [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang