Ketika Oh Sehun terjatuh dalam sebuah permainan perasaan yang telah ia buat sendiri. Membuatnya begitu sulit untuk terlepas dari permainan perasaan itu.
Lee Jieun, gadis cantik berkepribadian tomboi dan anti dengan seorang laki-laki. Secara tiba-ti...
Perlahan dua kelopak mata mulai terbuka. Bola mata Hazell-nya mulai menyesuaikan intensitas cahaya yang ada. Beberapa saat gadis pemilik bola mata indah itu pun tersadar. Pelan-pelan ia bangun dari tidurnya dengan memegang kepalanya yang terasa begitu berat. Namun ia di buat terkejut saat melihat di sekelilingnya. Tempat yang ia tempati saat ini bukanlah kamar ataupun rumahnya. Semua terasa asing dan berbeda. Dia tak tahu ada di mana saat ini ia berada. Perlahan ia menurunkan kedua kaki jenjangnya dari tempat tidur super empuk itu, kemudian berdiri. Namun secara mengejutkan, gadis itu mendapati dirinya yang seperti bukan dirinya. Ia melihati dirinya sendiri lewat pantulan meja rias yang ada di hadapannya. Dirinya sudah memakai sebuah gaun yang begitu indah bak seorang putri. Sungguh, gaun itu teramat indah untuk ia kenakan. Lagipula mana mungkin ia mampu membeli gaun yang kira-kira bernilai jutaan atau bahkan ratusan juta.
"Apa yang terjadi? Ke kenapa aku sangat cantik?"ujar gadis itu dengan bingung.
Sejenak gadis yang tak lain adalah Lee Jieun tampak terdiam dan memikirkan suatu hal. Hingga secara tiba-tiba...
'Jeggrek...
Pintu ruangan itu terbuka. Jieun pun mengakhiri kegiatannya untuk berfikir. Ia memilih untuk segera melihat ke arah pintu. Ia lebih terkejut saat melihat seseorang yang masuk.
"Kau sudah siuman?" Tegur pria itu dengan senyuman manis khasnya.
Pria itu berjalan masuk mendekati Jieun yang masih dalam mode terkejut dan bingung.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"K... Kim Jongin, apa yang kau lakukan di sini?" Tegur Jieun masih dalam posisi shock.
"Mianhae, mungkin cara ku ini agak kasar. Tapi percayalah, aku tak bermaksud jahat padamu."
"Berhenti," seru Jieun mulai waspada. Kim Jongin, memelankan langkahnya. "Jangan melangkah lagi." Tegas Jieun sambil memundurkan langkahnya menjauhi Jongin.
Jongin menghentikan langkahnya menuruti apa kata Jieun. "Kenapa? Kenapa aku di sini? Sebenarnya ini rumah siapa? Dan apa maksudmu tadi? Apa berarti kau yang sudah..."
"Ne, aku yang menyuruh orang untuk menculik mu." Jujur Jieun dengan raut yang menyesal.
"M...mwo? TAPI KENAPA?" seru Jieun merasa begitu marah.
"Itu karena kau tak akan datang ke pesta ku. Aku benar bukan?"
"M...mwo?"
"Aku tahu kau pasti tak akan datang. Padahal aku sudah memberimu undangan secara khusus. Tapi tetap saja kau tak datang, kau membuat ku kecewa. Kenapa perjuangan ku selalu tak kau hargai? Apa salahku?"ujar Jongin merasa kecewa.
