Ketika Oh Sehun terjatuh dalam sebuah permainan perasaan yang telah ia buat sendiri. Membuatnya begitu sulit untuk terlepas dari permainan perasaan itu.
Lee Jieun, gadis cantik berkepribadian tomboi dan anti dengan seorang laki-laki. Secara tiba-ti...
"Oppa... kenapa kau harus sakit sih? Aku kan jadi bingung harus meninggalkanmu atau tidak." Jisoo mengeluh sedih sambil membenahi handuk kompres yang ia letakkan di dahi Kim Seokjin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Gadis itu terlihat begitu sedih melihat keadaan Seokjin yang terbaring lemah di atas ranjang. Wajahnya pucat dan suhu badannya sangat panas. Bahkan tadi pagi Seokjin sempat muntah-muntah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seokjin yang masih dalam keadaan sadar tampak menoleh pekan ke arah Jisoo yang duduk di lantai samping ranjangnya. "Jika... uhk, kau ingin pergi. Uhk... pergilah. Aku tak apa di rumah sendirian... uhuk...uhuk..." ujar Seokjin mencoba membiarkan sang adik melakukan aktivitasnya hari ini.
Jisoo merengut sedih. "Bagaimana aku bisa meninggalkan mu sendirian di rumah. Eomma dan Appa tak ada, asisten rumah tangga kita pun juga sedang cuti. Aku tak akan tenang meninggalkan mu, biarlah. Aku akan menemani mu. Biar aku mengikuti tes masuk Sangsan University di hari kedua." Tegas Jisoo.
Seokjin pun merasa bersalah karena hal itu. Jika dirinya tidak sakit. Mungkin Jisoo bisa mengikuti tes dengan cepat tanpa harus menundanya.
"Makanya, lain kali kemana-mana bawa mobil sendiri agar tidak kehujanan. Sudah tahu fisik mu cukup lemah saat terkena air hujan tapi tetap saja keras kepala." Celoteh Jisoo yang tiada hentinya mengomeli kakak kembarnya itu.
Seokjin memejapkan mata sambil berdecih kesal, pasalnya adik kembarnya itu tak berhenti berceloteh untuk mengamuknya. Sampai-sampai kepalanya yang pusing bertambah pusing.
"Sudahlah, jika kau tak ikhlas merawatku sebaiknya kau pergi." Seru Seokjin sebal.
"Shit ... marah." Decak Jisoo, namun ia masih kebal dengan ucapan Seokjin. Ia memilih tetap di tempat untuk merawat sang saudara. Bagaimana pun juga Seokjin adalah kakak kembarnya sendiri dan selalu ada disaat dirinya susah, meskipun menyebalkan. Ia tetap menyayangi Seokjin dan menganggap bahwa pria terhebat setelah ayahnya adalah pria itu.
