Jangan lupa untuk Vote and Comment ya teman-teman. Be Smart Reader please^^
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Yongie, Suapin aku."
"Yongie, Dingin."
"Yongie, Peluk."
"Kei banyak mau ya, hm?" Ucap Taeyong sambil mengelus rambut Kei.
'Enek banget si. Mau muntah liatnya.' Batin Arin.
Arin sedari tadi terus saja melirik kearah mereka berdua. Kesal. Arin sangat kesal. Jika ingin bermesraan seperti itu, kenapa gak di tempat yg lebih sepi aja? Rasanya, Arin ingin mencakar wajah Kei sampai sudah tak ada bentuknya. Tau sih, temen kecilnya, YA TAPI KAN GAK GITU JUGA!
"Yong, Kei. Tolong dong manja-manjaannya di kamar aja. Gak kasian sama kawan-kawan lo yg rata-rata jomblo ini?"
Jaehyun membuka suara. Pasalnya sedari tadi, Taeyong dan Kei bermesraan di depan Arin, Jaehyun, Dan kawan-kawannya yg lain. Sebenarnya, Jaehyun tidak apa-apa melihat mereka berdua seperti itu. Jaehyun hanya risih karena sedari tadi seseorang yg berdiri di sampingnya ini terus saja mengeluarkan omelan-omelan berbisik yg tampaknya hanya di dengar oleh Jaehyun saja.
"Kei, masuk kamar gih. Udah malem. Nanti Yongie nyusul ya." Ucap Taeyong yg mendapat anggukan dari Kei.
Tak lupa, Kei langsung mencium cepat bibir Taeyong di depan semua teman-temannya. Kemudian Kei pergi berlari menuju kamarnya untuk tidur.
Jangan lupakan, Arin yg melihat kejadian itu langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain, "Fuck! How to unsee." bisiknya pelan.
Kini mereka semua ingin membicarakan tentang hari-hari berikutnya kemana mereka akan pergi,
"Masih ada beberapa hari lagi, jadi kita mau kemana?" Tanya Taeyong.
"Terserah. Gue ikut aja" Jawab Yuta.
"Yup, Right." Sambung Johnny.
"Pulang."
Sontak semua langsung menengok ke sumber suara yg mengatakan 'pulang'. Arin yg mengatakannya. Kata itu langsung keluar dari mulutnya tanpa aba-aba.
"Apa? Kenapa pada ngeliatin gue?"
"Kenapa? Kenapa mau pulang?" Tanya Taeyong.
"Gue-," Arin melirik ke semua arah, "Gak Nyaman."
"you need rest, baby. go to your bed." Taeyong menjawab.
"I'm serious. I just want to go home."
"Oke, Go." Taeyong pergi meninggalkan teman-temannya dan berjalan menuju kamarnya.
Dan lagi-lagi Arin ingin menangis sekencang-kencangnya karena di perlakukan seperti ini oleh Taeyong.
Arin berlari menuju halaman belakang rumah Taeyong. Ia menangis. Dadanya terasa sesak. Bagaimana Taeyong bisa mengatakan hal menyakitkan itu kepadanya?
Tubuh Arin bergetar cukup kuat karena ia menahan tangisnya agar tidak mengeluarkan suara apapun.
Tiba-tiba sebuah tangan mengelus rambut Arin. Arin refleks mendongak dengan wajahnya yg sangat berantakan itu.
Jaehyun.
Arin langsung memeluk Jaehyun dan membiarkan tangisnya pecah di pundak Jaehyun. Jaehyun yg terkejut karena mendapat serangan mendadak dari Arin hanya dapat pasrah. Mau melawan nanti malah Arin akan marah juga kepadanya.
Tangis Arin mereda. Kini keduanya sedang duduk di ayunan kayu dan saling terdiam. Sampai beberapa menit saling diam, Akhirnya Jaehyun memilih membuka suara terlebih dahulu,
Jaehyun menoleh ke arah Arin dan mendapati gadis itu tengah memejamkan matanya dan menghirup udara malam yg sangat menyejukkan, "Tapi?"
Arin kembali membuka matanya, "Gue risih liat Taeyong sama Kei. Gue gak suka mereka deket. Gue gak suka mereka manja-manjaan di depan gue. Gue gak ngerti gue ini kenapa."
Jaehyun tersenyum simpul, "Ah, Jealous."
"No. Gue cuma gak suka aja."
"Jadi, lo gak ada rasa apapun ke Taeyong?"
Arin menggeleng.
"Jadi, rela dong ya kalo mereka berdua jadian?"
"Lo tau lah jawabannya,"
Saat Jaehyun ingin mengeluarkan suaranya, Arin mendahului Jaehyun yg hendak berbicara,
"Big no. He's mine. Just mine. No one can have him, except me."