Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
arin mendudukkan dirinya di sofa ruang tengahnya. semua persediaan sudah tersedia untuk movie marathon alias ia ingin n*etflixan. sofa lipat itu telah dibentuk menjadi seperti tempat tidur.
arin sudah duduk manis dengan selimut yg menutupi bagian paha sampai kakinya. mangkuk popcorn sudah ia pangku di pahanya dan segelas soda juga tersedia di nakas sampingnya.
arin memegang remote tvnya dan mengetikkan kata 'the gifted'. ya, ia ingin menonton series yg sedang ramai dibicarakan, yg katanya bagus. tak lama seseorang keluar dari kamarnya. hanya dengan membawa ponsel di genggamannya.
arin melirik taeyong sekilas yg berjalan ke arah dapur. setelah dari dapur, taeyong menghampiri arin dan duduk di sebelahnya. arin menoleh ke taeyong dan menatap sinis taeyong,
"ngapain lo?" tanyanya jutek.
taeyong menyandarkan tubuhnya pada kepala sofa, "ikut nonton lah." jawabnya santai.
setelahnya taeyong menarik sisa kosong selimut arin, ikut menyelimuti dirinya. arin masih terdiam— kesal karena acara me timenya terganggu.
"cepetan mulai filmnya." ucap taeyong.
arin menghela napas kasar. kepalanya kembali tertoleh kedepan. ia menekan tombol enter pada remote.
"the gifted, episode satu. satu garis miring empat. film apaan nih?" tanya taeyong setelah membaca judul filmnya.
"lo udah gue bolehin ikut nonton, gak usah banyak tanya, bisa ngga?" oceh arin yg hanya mendapat anggukan dari taeyong.
film telah berjalan. keduanya diam, hanyut dalam isi kepala masing-masing. karena terlalu fokus pada filmnya, taeyong pelan-pelan melingkarkan tangannya dibelakang leher arin— merangkulnya. arin yg fokus pada filmnya tidak sadar akan hal itu dan karena itu taeyong hanya tersenyum dalam diam.
tak terasa filmnya sudah berjalan selama 3 jam. entah episode berapa, mereka berdua terlalu larut dalam alur filmnya. sampai tiba-tiba arin menggeliat dalam duduknya,
arin diam, berpikir sejenak. akhirnya ia menaruh kepalanya di bahu kanan taeyong. taeyong kembali tersenyum dalam diam, karena arin tidak sekeras dulu. jadi tidak perlu usaha yg besar untuk menjinakkannya kali ini.
film masih berjalan, keduanya masih nyaman berada di posisi yg sangat dekat itu. arin yg bersandar di pundak taeyong dan tangan taeyong yg mengelus surai rambut arin.
"jangan dielus rambutnya, aku jadi ngantuk." rengek arin lagi yg masih memangku mangkuk popcornnya.
taeyong tertawa kecil, "nyaman ya?" tanya taeyong dengan nada lembut.
arin mengangguk, hanya mengangguk sebagai jawaban.
"sama, gua juga nyaman kalo lagi sama lu." jawab taeyong enteng, pernyataan yg sangat tulus dari hatinya.
arin mendongak sedikit, matanya menatap taeyong yg kepalanya sedikit tertunduk untuk menatap balik mata arin, "jangan suka. jangan suka gue, sebentar lagi gue jauh. nanti lo repot jadinya."
jawaban dari taeyong mampu membuat arin memalingkan wajahnya— memutus kontak mata mereka berdua.
"tapi gua sayang, sayang banget sama lu. gimanapun keadaannya gua gak bakal tinggalin lu, rin." lanjut taeyong dengan nada bicara yg sangat tulus.
arin kembali mendongak, menatap kilatan mengkilat di mata taeyong. senyumnya merekah lalu menghambur ke dekapan taeyong. taeyong balik memeluk arin dengan erat seakan-akan tidak mau dan tidak akan pernah melepaskannya.
arin mendorong bahu taeyong, lalu menegakkan badannya. ia duduk tegak, taeyong masih bersandar pada kepala sofa.
"buat kejadian beberapa hari lalu... yang gue pelukan sama jaehyun, gue... minta maaf." ucap arin dengan nada pelan.
taeyong tersenyum, "gak papa. pasti ada alasan juga kan lo pelukan sama jae. jadi, lu pacaran sama dia, rin?" tanya taeyong sok tegar.
arin menghela napas, "sebenernya... jaehyun pernah beberapa kali nembak gue. dia selalu nanya pertanyaan yg sama; 'gimana rin, posisi taeyong udah kosong?' tapi gue gak bisa. gue gak bisa kasih posisi lo ke orang lain."
taeyong kembali tersenyum, "ayo nikah sekarang juga rin, gua serius."
arin kembali menampakkan muka juteknya, "gak usah mulai lagi!"
sebelum arin sebelum menjawab kata-kata manis yg keluar dari mulut taeyong, taeyong menegakkan badannya, menyempurnakan dudukknya dan kembali berbicara dengan air muka yg serius,
"rin, gak harus kuliah di luar negeri kan? disini bany—," ucapan taeyong dipotong oleh arin secara kilat, "stop. gue gak mau bahas masalah kuliah. pilihan gue tetep mau berangkat. kalo lo mau nunggu gue jadi sarjana silahkan, tapi... kalo lo mau cari yang lain gue gak ngelarang." ucap arin, tetap yakin dengan pendiriannya.
taeyong kembali menyandarkan badannya pada kepala sofa, "gak mau. ntar kalo cari yg lain, posisi gua diambil jaehyun."
arin tersenyum, keduanya memiliki mood yg baik malam ini. karena obrolan ringan itu yg terasa sangat menyenangkan untuk di dengar. sampai tak lama arin sadar akan sesuatu,
FILMNYA!
arin menolehkan kepalanya kedepan— menatap tv yg masih menampakkan filmnya masih berjalan. daritadi filmnya berjalan! dan mereka tidak sadar dan tidak tahu sampai episode berapa saat mulai mengobrol tadi.
arin menatap taeyong kesal, "tuh kan keasikkan ngobrol, jadi gak tau tadi sampe mana!" ocehnya.
"udah yuk tidur aja, kita kelonan. cuddle kata orang-orang." usul taeyong.
ralat— paksa taeyong. karena setelahnya, taeyong mematikan tv secara paksa, menaruh mangkuk popcorn di nakas dan menggendong arin ala-ala pengantin baru.
emang kayanya harus latihan dulu buat nanti kalo udah sah.
• • •
eHEHEHE AKHIRNYA AKU MUTUSIN BUAT LANJUTIN BOOK INI 😬👍🏻
aku ngerasa ngga enak bangeeet sama kalian karena tiba-tiba berhenti di tengah jalaaan.
cOBA YANG MASIH MAU BOOK INI UPDATE TINGGALIN JEJAK DISINI DONG 🥺✊🏻