23 ..⃗. Panggilan untuk yg tersayang。

9.6K 1K 65
                                    

Special double update untuk kalian semuaaaa-!
Jangan lupa untuk Vote and Comment yaaaaa-!

Special double update untuk kalian semuaaaa-!Jangan lupa untuk Vote and Comment yaaaaa-!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hallo? ... Baik-baik aja kok ... Eh? dia bilang gitu? ... Gak sih, aku gak ngerasa dia begitu ke aku ... Iya, nanti di omongin lagi ya, mi ...

TTUT TTUT


Arin menghela nafas kasar setelah menerima panggilan dari sang calon mertua- eum, ralat, maminya Taeyong maksudnya.

Arin memegangi kepalanya yg tiba-tiba pening setelah mendengar apa saja yg di katakan mami Freya kepadanya.

Arin menaruh ponselnya di atas nakas dan bergegas untuk mandi. Ia ada janji dengan seseorang.

Setelah selesai mandi, Arin bersiap-siap untuk menemui orang itu di cafe dekat sekolahnya. Katanya, sih, cuma mau ngomong sebentar aja. Tapi, ya, mana tau?

Arin keluar dari kamarnya dan berjalan ke arah kamar Taeyong, bocah itu tidak ada. Sudah pergi entah kemana. Hanya menyisakan playstation yg masih berserakan di lantai kamar Taeyong.

Arin masuk ke kamar Taeyong untuk membereskan semua kekacauan yg telah di perbuat bocah nakal itu. Setelah selesai dengan kegiatannya, Arin mendekati meja belajar Taeyong dan menemukan sesuatu yg tertempel disana, Peta.

Arin mengamati maksud peta itu dan ada lingkaran merah yg sengaja dibuat oleh Taeyong di salah satu negara di dalam peta tersebut- Amsterdam. Tidak ada keterangan apapun pada lingkaran merah tersebut. Ya, mungkin saja Amsterdam adalah negara impian Taeyong?

Arin yg sedang fokus memikirkan itu langsung kaget karena ponselnya tiba-tiba berdering menandakan ada pesan masuk,


Jaehyun

Masih lama?

Dengan cepat, Arin membalas pesan Jaehyun yg baru saja masuk ke ponselnya,

Lagi dijalan, tunggu ya. ▏



Arin segera keluar dari kamar Taeyong dan mengambil tasnya di kamarnya lalu segera berangkat menuju cafe dimana ia dan Jaehyun berjanjian.

Beberapa menit kemudian, Arin baru saja sampai di cafe. Ia melihat-lihat sekeliling untuk mencari keberadaan Jaehyun. Ternyata, pria itu tengah mengaduk coffee-nya yg tersisa setengah gelas.

Arin menghampiri Jaehyun dan langsung duduk di hadapan pria tampan tersebut,


"Sorry ya lama. Mau ngomong apa, Jae?"

Jaehyun tersenyum simpul, "Iya, gak papa," Jaehyun menghela nafasnya, "Masalah Taeyong, lo udah tau?"

Arin menaikkan kedua alisnya secara bersamaan, "Hah? Taeyong kenapa?"

Jaehyun menatap lekat netra hitam perempuan yg sedang berada di depannya, "Oh, belum di kasih tau ya?"


Arin bergerak gelisah, "Apaan sih, Jae? Jangan rahasia-rahasiaan gini deh!"

"Taeyong, mau pindah katanya?"

"Kemana?"

"Eum, apa ya, namanya. Dari huruf A kalo gak-,"

"Amsterdam?"

"Nah, iya!"

"Lo, tau darimana?"

"Dia cerita sama gue."

"Tapi dia gak pernah ngasih tau gue."

Jaehyun hanya mengedikkan bahunya. Kemudian, senyum tercetak di wajah Jaehyun. Arin bingung, kenapa cowok kelewat tampan di hadapannya ini tiba-tiba tersenyum. Lalu, Arin menyibukkan dirinya dengan memakan cheese cake di depannya.

"Cantik," Gumam Jaehyun.

Arin mendongakkan kepalanya dan menatap Jaehyun, "A-apa? Lo bilang sesuatu?"


Jaehyun memajukan tubuhnya dan kini wajah mereka berdua sangatlah dekat,














"Pacaran, yuk?"






• • •

Arin membuka pintu kamarnya dengan kasar. Ia melempar tasnya ke sembarang arah dan langsung menghempaskan dirinya ke ranjang. Ia menutup matanya dan menghela napasnya kasar.

Tak lama Taeyong berjalan perlahan menuju kamar Arin yg masih terbuka. Ia melihat Arin tengah memejamkan matanya dan sedang menggumam tidak jelas,

Taeyong melempar tubuhnya ke ranjang tepat di samping Arin dan langsung memeluk tubuh kurus Arin,

"Kenapa lagi si, by?"

Arin membuka matanya dan tidak memberontak saat Taeyong memeluknya, "Hah? by apaan?"

Taeyong menundukkan kepalanya untuk menatap Arin, "Gatau,"

Arin menaikkan kedua alisnya secara bersamaan, "Lah, lo yg ngomong, masa gatau."

"Tanya aja sama Lucas. Aku tau dari dia," Ucap Taeyong sambil mengecupi pucuk kepala Arin.

Arin menggeser kepalanya agar Taeyong tidak bisa mengecupinya lagi, "Emang dia bilang apa?"

"Gak bilang sih, aku cuma liat chatnya aja tadi sama pacarnya, trus isi chatnya tuh pokoknya ujungnya ada kata-kata bynya semua. Pas aku tanya, katanya panggilan kesayangan." Jelas Taeyong panjang lebar.

Arin menatap Taeyong tajam, "Lagian orang kaya Lucas kamu ikutin! Kan bisa panggilan yg lain, yg lebih bagus gitu,"

Taeyong membulatkan matanya tidak percaya dengan apa yg Arin katakan barusan. Selain mengganti kata 'Lo' dengan 'Kamu', Arin sepertinya juga ingin memiliki panggilan kesayangan dari Taeyong,

"Oh, jadi mau dibuatin panggilan kesayangan yg lain?" Goda Taeyong.

Arin masih menatap tajam Taeyong, "IH, GAK GITU!"

"Yaudah, mau yg kaya gimana? Sweetie? Sweetheart? Baby? ah jangan deh, mainstream," Ucap Taeyong yg masih memikirkan apa panggilan yg cocok untuk kesayangannya, "Ah! Bunda aja mau gak?" Tanya Taeyong yg mendapat tamparan kecil di pipinya, "NGARANG AJA!" Omel Arin sambil berusaha melepaskan pelukan Taeyong darinya.

Candu  「 Lee Taeyong 」  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang