18 ..⃗. Masalah kecil。

11.2K 1.3K 43
                                        

Jangan lupa untuk Vote and Comment ya teman-teman.
Be Smart Reader please^^

Arin berjalan mendekati Taeyong dan seseorang yg sedang bersamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Arin berjalan mendekati Taeyong dan seseorang yg sedang bersamanya. Arin sampai di hadapan mereka dan melihat bahwa seseorang yg sedang bersama Taeyong sudah tertidur. Bibir Arin melengkung ke atas membentuk sebuah senyuman.

Apakah Lee Taeyong memang penyuka anak kecil? Sosok yg dilihatnya dari jauh tadi ternyata adalah anak laki-laki berusia sekitar 5 tahun. Kulitnya putih, Rambutnya berwarna hitam legam, hidung kecil, bibir tipis, dan pipi yg gembul membuat Arin makin gemas dengan sosok anak kecil di hadapannya ini.

Arin duduk di samping sang anak dan berbincang sedikit dengan Taeyong,

"Anak siapa lo bawa?"

"Gak tau. Ketemu di lorong tadi."

"Ayo masuk, udah malem. Anginnya udah gak sehat. Sini biar gue yg gendong." Ucap Arin sambil menggendong sang anak.

Fyi, anak itu bernama Leo. Ia mengikuti Taeyong beberapa menit lalu dan ikut duduk di samping Taeyong saat Taeyong sedang menikmati pemandangan air mancur yg indah di hadapannya. Leo sedikit bercerita mengenai masalah keluarganya. Leo sangat polos, Taeyong saja sampai gemas ingin menculiknya.

Setelah bercerita agak panjang, Leo mendekatkan tubuh mungilnya ke Taeyong. Leo menyandarkan kepalanya di dada Taeyong dan mulai memejamkan matanya. Taeyong ingat sebelum Leo tertidur ia sempat mengatakan sesuatu yg membuat hati Taeyong menghangat,

"Kak Tae, Leo mau jadi adik kak Tae aja. Leo kesepian dirumah, gak ada teman. Kalo Leo jadi adik kak Tae, kak Tae mau kan temenin Leo?"


Setelah mengatakan itu Leo tertidur dengan pulasnya. Taeyong sampai lupa menanyai Leo menginap di ruang nomor berapa. Taeyong mulai merasakan udaranya sudah semakin dingin. Taeyong memutuskan 15 menit lagi ia akan masuk ke dalam rumah sakit. Sampai tiba-tiba Arin datang dengan membawa plastik belanjaan yg kelihatannya isinya adalah buah-buahan segar.

Kini, plastik belanjaan itu telah berpindah tangan menjadi di pegang oleh Taeyong. Arin menggendong Leo di depan. Sesekali Taeyong melirik Arin dan Taeyong membayangkan bagaimana jika mereka adalah keluarga yg baru saja di karuniai seorang anak. Sekarang, senyuman itu berasal dari bibir Taeyong.

Mereka berjalan menuju meja resepsionis dan mempertanyakan apa yg harus dilakukan terhadap Leo. Maksudnya, Arin dan Taeyong tidak mengetahui Leo di rawat di ruang nomor berapa.

Arin bertanya apakah ada nama Leo tertera di data rumah sakit. Tapi ternyata tidak ada. Mungkin 'Leo' hanyalah nama panggilan saja. Akhirnya Arin bertanya apa yg harus di lakukannya, sang resepsionis berkata,

"Kakak boleh bawa ke ruang rawat suami kakak. Tapi bisa tinggalkan kartu identitas kakak disini? sekalian beritahu kami suami kakak tinggal di ruang nomor berapa."

Arin terkejut dengan omongan sang resepsionis. Suami? Taeyong adalah suaminya? lucu sekali. Akhirnya, Arin meninggalkan kartu identitasnya dan memberitahukan nomor ruang rawat Taeyong.

Setelah itu mereka berjalan menuju ruang rawat Taeyong. Selama perjalanan keheningan menyelimuti keduanya. Sampai,

"Akang, teteh tunggu!" Panggil seseorang dari belakang, "Punten, ini mainan anaknya jatuh," Perempuan berlogat sunda itu memberikan mainan Leo yg terjatuh kepada Taeyong, "Pasangan baru ya? serasi pisan." Ucap sang perempuan, lagi.

"Ah, gak kok. Cuma temenan aja." Elak Arin.

"Teman tapi menikah ya, teh? hehehe. Yaudah, kang, teh saya duluan. Mangga." Ucapnya sopan.


Mereka melanjutkan perjalanan lagi sampai akhirnya tiba di ruang rawat Taeyong. Arin menidurkan Leo di ranjang dan memakaikan selimut agar Leo tidak kedinginan.

Arin duduk di sofa dan melepaskan tasnya. Sedangkan Taeyong menaruh plastik belanjaannya di samping nakas. Taeyong berjalan ke arah Arin dan duduk di sampingnya. Arin masih fokus dengan ponselnya sampai Taeyong menyenderkan kepalanya di bahu arin. Taeyong memejamkan matanya perlahan,

"Kenapa tidur disini? Di samping Leo masih muat." Ucap Arin.

"Gak ah. Maunya disini."

"Nanti badan lo sakit."

"Gak. Kalo sama lo mah gue gak pernah sakit." Jawab Taeyong dengan mata yg terpejam.

Arin menaruh ponselnya dan melingkarkan tangannya di leher Taeyong. Tindakan itu berhasil membuat degup jantung Taeyong tidak karuan. Arin membelai rambut Taeyong yg membuat sang empu lama-kelamaan memasuki dunia mimpinya.



• • •




CKLEK



Seseorang baru saja memasuki ruang rawat Taeyong. Dan betapa terkejutnya melihat sesosok anak kecil tertidur pulas di pangkuan Arin,

























































"YA GUSTI! DITINGGAL BUKANNYA MAKIN BENER MALAH MAKIN NAKAL. INI ANAK BROJOL KAPAN? ASTAGHFIRULLAH KUATKAN HAMBAMU INI."

Candu  「 Lee Taeyong 」  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang