16 ..⃗. Resah。

11.7K 1.3K 88
                                    

Jangan lupa untuk Vote and Comment ya teman-teman.
Be Smart Reader please^^

Arin melangkahkan kakinya menuju lantai dasar apartementnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Arin melangkahkan kakinya menuju lantai dasar apartementnya. Sesekali, Arin mengecek ponselnya apakah ada notif masuk atau tidak. Arin sedang berdiri untuk menaiki lift, namun sepertinya hari ini bukan hari keberuntungan Arin. Lift penuh, sehingga harus menunggu beberapa menit lagi. Arin melihat jam tangan yg ia gunakan. Setelah itu, Arin berlari menuju tangga darurat. Arin berlari menuruni anak tangga satu persatu untuk bisa sampai ke lantai dasar.


Sesampainya di lantai dasar, Arin berlari keluar dari gedung apartementnya dan mencari keberadaan seseorang. Mata Arin terus mencari keberadaan Jaehyun. Ya, lagi lagi Jaehyun. Pasalnya tadi saat Arin sedang memakai face masknya, Jaehyun menelepon dan memberitahukan sesuatu. Kabar tidak terduga yang sangat tak masuk akal. Arin setengah percaya setengah tidak. Tapi, mana mungkin Jaehyun mengada-ngada tentang hal yg di katakannya saat di telepon.

Kini Arin baru saja menaiki mobil Jaehyun. Arin masih tidak bisa bersikap tenang. Arin terus saja memandang ke luar jendela. Jaehyun juga sesekali meliriknya. Akhirnya, Arin memberanikan diri bertanya soal kabar buruk yg di katakan Jaehyun,


Arin menolehkan kepalanya ke arah Jaehyun, "Jelasin secara rinci."

"Lo liat aja nanti keadaannya gimana. Kacau banget, Rin. Gue juga gak nyangka Taeyong bakalan begitu," Jaehyun melanjutkan omongannya, "Emang selama ini lo taunya dia kemana?"


"Dia bilang sama gue mau nginep di rumah Kei. Yaudah, gue iyain aja," Arin menghela napas kasar, "Lagian mau gue larang juga gak ada hak. Emang gue siapanya."


Jaehyun menambah kecepatan mobilnya. Sampai beberapa menit kemudian mereka sampai di tempat tujuan mereka- Markas N'21. Fyi, N'21 adalah nama geng-nya.

Arin segera keluar dari mobil Jaehyun dan menemukan bahwa ramai orang disana. Dilihat dari raut wajah mereka, sepertinya ini bukan main-main. Arin segera berlari menuju kerumunan.

"TAEYONG MANA?!"


Ten berusaha menenangkan Arin, "Kalem. Tenang dulu."


"CEPETAN KASIH TAU GUE!"


"Taeyong di dalem, Jangan masuk sen-,"


Yuta belum selesai menyelesaikan omongannya, Namun Arin sudah berlari duluan menuju ruangan yg dimaksud oleh Yuta tadi. Arin membuka pintu dan mata Arin membulat dengan apa yg dilihatnya. Arin melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam, Namun Jaehyun menahan tangannya. Ternyata sedari tadi Jaehyun mengikutinya dari belakang.


Arin melepaskan genggaman tangan Jaehyun, "Lo tunggu sini aja. Gue bisa sendiri."


"Gak. Gue ikut." Jaehyun kekeh ingin ikut.


"Jae, Denger ya. Gue bisa sendiri. Lo gak usah ikut, lebay banget. Gue gak bakal kenapa-napa. Lo boleh masuk kalo gue teriak atau apa lah itu."



Akhirnya, Arin membuka knop pintu ruangan tersebut dan terpampang jelas banyak pecahan botol kaca disana. Disini benar-benar kacau. Ada apa sebenarnya?


Arin berjalan mendekati Taeyong yg meringkuk di lantai. Arin melangkahkan kakinya dengan hati-hati agar tidak tertusuk pecahan botol kaca yg sangat berserakan.


Sebenarnya, Arin takut untuk mendekati Taeyong. Mengapa? Karena, Taeyong sedang mabuk. Pecahan botol kaca disini bekas wine yg habis ia minum. Tapi, dengan keadaan seperti ini, Arin tidak ingin membiarkan Taeyong dalam keadaan yg sangat buruk seperti ini.


Arin telah sampai tepat di samping tubuh Taeyong yg tergeletak. Arin sangat terkejut. Pasalnya, wajahnya sangat pucat. Taeyong benar-benar harus di larikan ke rumah sakit sekarang juga!

Arin berjongkok di sebelah Taeyong dan menyingkap poni Taeyong yg menutupi sebagian wajahnya. Dahinya berkeringat dan juga panas. Tapi Taeyong meringkuk karena ia sedang merasa kedinginan.

Arin mengangkat kepala Taeyong dan menidurkannya di pahanya. Pemuda yg berada di pangkuannya itu menggeliat pelan dan membuka matanya perlahan.



Ah, matanya sembab. Pasti Taeyong habis menangis.


"Hng."

"Jangan bergerak. Banyak pecahan beling disini."

Tapi, Taeyong malah mendudukkan dirinya. Tubuhnya sangat lemas. Arin membantu Taeyong untuk duduk dan bersandar pada dinding.


"Kuat bangun? Ayo gue bantu berdiri."



Arin membantu Taeyong untuk berdiri. Arin melingkarkan tangan Taeyong di pundaknya agar Taeyong tidak jatuh karena tingkat keseimbangannya sedang tidak stabil.



Arin membuka pintu dan terpampang jelas kerumunan geng Taeyong dengan wajah khawatir. Saat melihat keadaan Taeyong yg begitu kacau, Johnny dan Yuta segera membawanya menuju rumah sakit terdekat. Sedangkan yg lainnya masih di TKP,





"KENAPA BISA BEGINI SIH?! KALIAN ADA MASALAH APA SEBENERNYA?!" Bentak Arin kepada semua yg berada disitu.






"Bukan. Bukan kita." Jeno menjawab dengan tenang.








"Siapa?"






















































"Kei." Jaehyun menjawab



"Kenapa? Mereka putus? Gara-gara itu? Astaga, kepala gue mau pecah rasanya!"


"Mereka gak pacaran." Timpal Jaehyun.




"Tau darimana lo soal itu? Jangan sok tau."



















"Disini yg gatau apa-apa itu lo, Rin." Ucap Jaehyun dingin, "Jangan kira lo tau segalanya tentang Taeyong."













Jaehyun menoleh ke arah Arin, "Waktu Taeyong nelpon lo, lo kemana? Dia nyariin lo. Dia gak mau lo kenapa-napa."









Jaehyun melanjutkan omongannya, "Oh, lo juga gak tau kan kalo akhir-akhir ini Taeyong sering mabuk-mabukkan, balapan liar, sering ke club malam," Jaehyun tersenyum simpul, "Jangan campakkan seseorang, karena suatu hal yg belum lo tau pasti. Tolong jangan jadi manusia ber-otak dangkal, Rin."

Candu  「 Lee Taeyong 」  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang