Arin membuka pintu kamar taeyong dengan perlahan. Ia mengendap-ngendap untuk melihat apakah taeyong sudah tertidur atau belum. ternyata sudah. taeyongnya telah tertidur pulas dengan gulungan selimut di tubuhnya.arin melangkahkan kakinya untuk menaiki tempat kosong di ranjang taeyong. ia duduk disana dan memperhatikan wajah damai taeyong saat tertidur.
arin menggerakkan jari telunjuknya untuk menusuk-nusuk pipi taeyong. ia gemas sekali. sesekali, arin mencubit pelan bibir taeyong. aksi usil arin membuahkan hasil. taeyong bergerak dan perlahan membuka matanya.
taeyong memiringkan tubuhnya ke arah arin dan menarik tangan kiri arin untuk menjadi bantalan di pipi kanannya.
arin menggerakkan tangan kanannya untuk mengelus lembut rambut taeyong. lalu elusan lembut itu turun ke pipi kiri taeyong. tak lama elusan lembut itu menjadi tepukan pelan.
taeyong meracau, "sakit." racaunya dengan suara khas orang tidur.
arin tetap saja menepuk pelan pipi taeyong dan juga mencubit pipi gembil taeyong, "lebay. cepet melek, ayo jalan-jalan."
taeyong masih enggan membuka mata. ia memanfaatkan tangan kirinya untuk menggenggam pergelangan tangan arin yg baru saja dibuat untuk mengusili pipi taeyong. Namun Taeyong masih saja terlelap. Arin berdiri dan bersiap keluar dari kamar Taeyong,
"Yaudah, gue sendiri aja lah." Ucap Arin.
Masih dengan mata terpejam, Taeyong menjawab, "Berani keluar sendirian, awas aja." Ancamnya.
Arin kembali berjalan mendekati Taeyong. Sedikit membungkuk untuk mendekatkan wajahnya pada wajah Taeyong. Arin meniup-niup wajah Taeyong yg membuat sang empu membuka matanya, "Makanya ayo jalan-jalan. Ya, ya, ya?" Bujuk Arin masih tidak mau kalah.
Taeyong tersenyum simpul, "Iya, sayang. Tunggu sini aja, aku cuci muka sama ganti baju dulu."
Arin menggeleng, "Gak usah. Pake baju tidur aja. Aku juga kok!"
Taeyong kembali tersenyum, "Anything for you, princess." Ucap Taeyong sambil mengelus lembut rambut Arin.
• • •
Arin dan Taeyong memasuki sebuah supermarket dekat apartementnya. Sedari tadi, Arin terus saja meminta untuk ke supermarket karena katanya ia ingin berbelanja cemilan untuk menemaninya menonton n*tflix.
Tentu saja Taeyong tidak menolak. Ia mengikuti Arin ke bagian makanan ringan. Taeyong mendapat sebuah ide. Lalu ia berjalan mendekati Arin,
"Rin, disini dulu ya. Aku kesana bentar."
Arin menoleh, "Hah? kemana?"
Tapi Taeyong tak menjawab, ia hanya tersenyum simpul dan mengusak rambut Arin. Taeyong berjalan ke bagian minuman tanpa membawa trolleynya. Ia melihat rak-rak yg berisikan minuman ber-alkohol. Matanya mencari kandungan alkohol yg paling rendah, setelah dapat ia membawa 2 botol lalu kembali ke bagian makanan ringan.
Arin yg sudah menunggu Taeyong kembali pun memasang wajah juteknya,
"Lama banget sih, lo." Racaunya.
Taeyong menaruh 2 botol wine itu kedalam trolley dan menjahili Arin dengan mencolek dagunya,
"Mau n*etflix-an kapan?" Tanya Taeyong lembut.
"Kenapa emang?" Tanya Arin penasaran.
"I just wanna play some games with you." Jawab Taeyong lagi dengan wajah yg errr— sulit ditebak?
• • •
KANGEN CERITA INI GAK?
KAMU SEDANG MEMBACA
Candu 「 Lee Taeyong 」 ✔️
Fanfic"Gue kecanduan" "..." "Udah parah." "..." "Kecanduan pelukan sama sun dari lo." ehe. harsh words; bahasa non-baku. AU; ©2019, octobyer.