Jangan lupa untuk Vote and Comment ya teman-teman. Be Smart Reader please^^
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Cepetan sih makannya, gue mau balik, capek." Ucap Arin yg sedang memegang sendok berisikan bubur ayam diatasnya.
Sudah 4 hari Taeyong di rawat di rumah sakit. Taeyong masih butuh banyak cairan untuk tubuhnya. Sudah beberapa kali juga infus di tangan Taeyong di ganti oleh perawat-perawat cantik di rumah sakit ini.
"Gak. Disini aja temenin gue." Ucap Taeyong sambil mengambil suwiran ayam yg berada di mangkuk buburnya.
"Aih, jorok amat sih! Pake sendok kalo mau ngambil."
"Salah lagi, salah mulu, salah teros." Ejek Taeyong kepada Arin.
"Ngelawan sekali lagi gue sikut ya lo."
"Galak amat udah kaya set-," Arin menatap tajam ke arah Taeyong, "-angkai mawar merah~" Lanjut Taeyong.
"Itu sekuntum, bego. Ih makin gak ada otaknya lo."
"Lo kasar banget sih Rin. Udah lama gak gue cium ya lo jadi begini?"
"Idih, pede banget sih lo."
Arin masih setia menyuapi bubur untuk Taeyong. Yang di suapi hanya senyum-senyum dan sesekali menari kecil di atas ranjang rumah sakit. Arin mengamati Taeyong sejenak. Tubuhnya nampak lebih kurus dari sebelumnya, Matanya sayu, Wajahnya pucat, Namun Taeyong tetaplah Taeyong, ia tak ingin terlihat lemah di depan orang lain.
Arin menaruh mangkuk buburnya di nakas sebelah ranjang Taeyong. Arin berdiri dan berjalan menuju sofa untuk mengambil tasnya. Arin mengalungkan Tasnya di bahunya.
"Mau kemana?" Tanya Taeyong.
"Pulang."
"Gak boleh."
"Lo minta temenin Kei aja."
Raut muka Taeyong langsung berubah ketika Arin menyebutkan nama 'Kei'. Taeyong memandang lurus kedepan dan tidak ingin melihat Arin. Moodnya turun. Benar-benar turun.
"Yaudah, pulang aja sana. Gue gak butuh siapa-siapa." Ucap Taeyong sambil menidurkan tubuhnya dan memiringkan tubuhnya membelakangi Arin.
Arin bingung dengan Taeyong. Mengapa anak itu jadi seperti marah kepadanya? Arin keluar ruang rawat Taeyong dan menemukan Jeno dan Johnny sedang duduk. Saat Arin keluar, Jeno dan Johnny yg melihat Arin langsung berdiri.
"Loh, kok masih disini?"
"Iya, nungguin, kak." Ucap Jeno sopan.
"Gue mau keluar sebentar ya. Beli buah di supermarket depan. Kalian masih mau disini atau gimana?" Tanya Arin kepada keduanya.
"10 menit lagi deh gue disini. Abis itu gue nganter Jeno pulang. Besok pagi kesini lagi. Lo gak papa, Rin, nginep disini?" Jawab Johnny sekaligus bertanya kepada Arin.
Akhirnya Arin pergi keluar dengan membawa tasnya. Ia hanya membeli buah di supermarket seberang rumah sakit.
Sementara itu, Taeyong yg bosan daritadi ia hanya berada di ruang rawatnya saja mempunyai ide cemerlang untuk mengelilingi rumah sakit ini di jam malam seperti ini. Taeyong turun dari ranjangnya dan memegang tiang infusnya dan mendorongnya sesuai arah yg ia inginkan.
Taeyong membuka pintu dan sama sekali tidak ada yg menungguinya. Memang teman-temannya tidak peduli padanya!
Taeyong keluar dan menutup pintunya kembali dan berjalan santai mengelilingi rumah sakit ini. Taeyong berjalan menuju halaman belakang rumah sakit. Ada air mancur menyala disana. Taeyong yg masih memegang dan mendorong tiang infusnya berjalan menuju air mancur yg ia maksud itu.
Di tengah jalan, ia menemukan seorang anak laki-laki berumur sekitar 5 tahun. Ia sepertinya sama sepertinya. Kabur dari ruang rawat. Taeyong mendekatinya dan mengajaknya mengobrol,
"Hai, adik kecil yang ganteng. Ngapain disini?" Tanya Taeyong sambil jongkok dan menghadap anak kecil di depannya.
"Kakak juga ngapain? Kepo aja sama masalah orang lain." Jawab anak laki-laki itu dengan ketus.
Taeyong hanya mengedikkan bahunya acuh dan kembali berdiri. Ia melanjutkan perjalanannya menuju taman belakang dan meninggalkan adik kecil itu. Sesekali ia menemukan perawat dan dokter disana dan Taeyong juga beberapa kali di tanya kenapa masih di luar ruang rawatnya malam-malam begini.
Di lain tempat, Arin sudah membeli beberapa buah yg di sukai Taeyong. Saat Arin membuka pintu ruang rawat Taeyong, ia tak menemukan siapapun disana. Arin masuk dan mengecek apakah ada orang di dalam atau tidak. Ternyata nihil. Arin keluar ruangan itu dan mencari keberadaan Taeyong. Memang anak itu selalu merepotkan.
Arin mengecek ke halaman depan rumah sakit dan tak menemukan Taeyong disana. Akhirnya, Arin masuk kembali kedalam rumah sakit dan berjalan menyusuri lorong yg di yakininya adalah ruang rawat anak-anak. Arin melangkahkan kakinya dan melihat kanan-kiri untuk mencari Taeyongnya.
Akhirnya Arin menuju halaman belakang. Firasatnya mengatakan bahwa Taeyong berada di halaman belakang. Saat sampai disana, mata Arin mengabsen satu persatu orang yang berada disana. Sampai matanya menemukan sosok yg dicarinya.
Arin melihat Taeyong bersama dengan seseorang. Dan yg lebih mengejutkan lagi, orang itu sedang bersandar kepada Taeyong dan Tangan kurus Taeyong membelai rambutnya.