"saya ulang pesanannya ya, kak, Gurame fillet saus asam manis, kerang saus padang, tuna saus tiram, kepiting lada hitam. semua satu porsi, ditambah 2 porsi nasi dan 2 es jeruk. silahkan ditunggu pesanannya ya kak." jelas sang pelayan panjang lebar yg setelahnya langsung beranjak pergi.
kini, arin dan jaehyun sudah duduk manis di restoran seafood yg terbilang cukup ramai untuk ukuran hari kerja. setelah memesan makanan, mereka hanya duduk diam dan sesekali pandangannya bertemu; membuat suasana semakin canggung.
sampai baritone berat dari jaehyun memecah keheningan, "lo, emang makannya banyak ya, rin?" tanya jaehyun dengan sedikit hati-hati.
arin tertawa kecil, "iya, badan kecil gini, makan gue sebakul. perut karet kalo kata orang."
saat jaehyun ingin membuka mulutnya kembali, ponselnya berdering. seseorang menelponnya. namun, dering pertama diabaikan. dan tatapan jaehyun kembali ke wajah arin. arin hanya menaikkan kedua alisnya bersamaan; bingung kenapa jaehyun tidak menjawab panggilannya.
"kok ngga diangkat?" tanya arin penasaran.
jaehyun tersenyum simpul, "oh, ngga penting rin."
setelah menjawab itu, ponsel jaehyun kembali berdering. ya, untuk yg kedua kalinya.
"angkat dulu sana, itu penting pasti." perintah arin yg mendapat anggukan dari jaehyun, "gua kesana bentar ya." jawab jaehyun sambil menjauh dari meja mereka.
tak lama jaehyun kembali dan langsung duduk, "rin, sorry, gua harus balik ke apart kayanya. makanannya mau dibungkus aja, ngga? biar abis itu lu langsung gua anter balik." ucap jaehyun.
arin menggeleng, "nggausah, gue bisa pulang sendiri kok. makanannya juga pasti gue abisin kok. lo pulang aja gapapa, urusan penting banget kan pasti."
jaehyun mengangguk, masih merasa ngga enak karena tiba-tiba harus pulang, "sorry banget ya rin, makanannya gua aja yg bayar. nih—," belum selesai jaehyun berbicara, arin kembali memotong ucapannya, "apaansi, jae. nggausah, orang gue yg makan kok. udah sana lo cepetan pulang, jangan lama-lama disininya."
jaehyun mengangguk lalu mengambil kunci motornya di meja dan mengusak pelan rambut arin lalu beranjak pergi dari restoran seafood itu. arin memainkan ponselnya diatas meja. ia berpikir banyak, mulai dari; urusan penting apa di apart jaehyun sampai mengharuskan pria itu pulang? apa ada hubungannya dengan taeyong? dan juga... makanan sebanyak itu, untuk porsi dua orang, ia harus menghabiskan semuanya sendiri.
"loh, mba, kok sendirian? tadi temennya kemana?" ucap seseorang yg berdiri samping meja arin.
arin yg masih fokus dengan ponselnya, otomatis mendongak. saat matanya menangkap sosok yg dikenalnya; sangat dikenalnya, arin membulatkan matanya tidak percaya.
"taeyong, lo ngapain disini?" tanya arin dengan nada tidak percaya.
taeyong mengangkat bahunya acuh dan mendudukkan dirinya di depan arin, "ya, suka-suka gua lah, ini kan tempat umum." jawabnya enteng.
"bukan gitu, tadi kan lo di apartemen jaehyun mau n*tflixan katanya. ngga jadi?" tanya arin yg merasa harus mengetahui apa yg terjadi sebenarnya.
"oh, jadi. tadi pas jaehyun balik beli snack, tu orang aneh banget. katanya ngga bisa ikutan nonton, mau benerin motornya katanya. dipikir gua bego kali, mana ada benerin motor sampe ganti baju segala. ke bengkel doang masa bajunya serapih itu..." jelas taeyong panjang lebar.
arin mengangkat kedua alisnya, "trus?"
"...ya, gua ikutin lah ampe bawah. eh ternyata ada yg bawa pacar orang. berani banget dia." lanjut taeyong yg masih penuh teka-teki.
mendengar itu pipi arin menghangat. tapi ia berusaha mengalihkan agar tidak ketahauan. dan akhirnya arin memberanikan buka mulut tentang kei, "kei, lo tinggal disana? atau udah dianter pulang?"
"hah? ngga ada, kei." jawaban dari taeyong membuat arin bingung; yg bohong ini siapa sebenernya?
"dia bilang, ada kei baru dateng diajak lo. jangan boong, lo." arin masih terus memojokkan taeyong.
taeyong menyenderkan tubuhnya dikursi, "gua ngga boong. jaehyun yg boong, dia kan demen sama lu..." sebelum melanjutkan ucapannya, taeyong memajukan tubuhnya ke arah arin, "... cewek yg lu liat di apart tadi, salah satunya ada ceweknya jaehyun."
arin kaget, matanya membola, "jaehyun... punya cewek?"
taeyong tersenyum meledek, "punya, baru jadian sama mahasiswi farmasi. dia balik karena di telpon ceweknya kali yg ditinggal di apart bareng kawanan gua lainnya. tapi pasi dia juga nggamau nyia-nyiain lu, karena dapet kesempatan. ya, kapan lagi kan." ucap taeyong tengil.
arin mengangguk mengerti. jadi gue pergi bareng cowok orang? batin arin kesal.
tak lama setelah obrolan keduanya selesai, pesanan arin telah datang. arin yg melihatnya otomatis tersenyum. apalagi, saat melirik orang di depannya; ya, ia akan makan bersama lee taeyongnya. tapi tiba-tiba taeyong berdiri, membuat arin mendongak,
"gua balik deh ya, siapatau ntar jaehyun balik lagi." sarkas taeyong.
taeyong membalikkan badannya dan bersiap melangkah pergi. namun, arin menahan tangannya yg membuat taeyong kembali menatap arin,
"jangan. lo... temenin gue aja disini. gue..." ucap arin gantung. taeyong juga masih setia berdiri pada posisinya menunggu arin melanjutkan omongannya,
"...mau makan bareng sama lo, bukan jaehyun." ucapan arin sukses membuat taeyong tersenyum; merasa menang tapi emang udah menang dari kapan tau.
• • •
aku seneng tapi sedih juga, karena book ini udah mau end hikd. 😿
tAPI NGGA PAPA, AKU BAWA BOOK BARU
CUMA MAAF KALO NGGA SE-SERU BOOK INI YAAA. 🥺bisa langsung cek di profile aku yaaa !
gOMAWO~
KAMU SEDANG MEMBACA
Candu 「 Lee Taeyong 」 ✔️
Fanfic"Gue kecanduan" "..." "Udah parah." "..." "Kecanduan pelukan sama sun dari lo." ehe. harsh words; bahasa non-baku. AU; ©2019, octobyer.