22 ..⃗. Lampu sudah hijau。

10.7K 1.1K 40
                                    

Jangan lupa untuk Vote and Comment ya teman-teman.
Be Smart Reader please^^

Arin dan Taeyong duduk di sofa dengan membawa piring yg berisi kerak telur yg tadi mereka beli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Arin dan Taeyong duduk di sofa dengan membawa piring yg berisi kerak telur yg tadi mereka beli. Arin tidak berhenti ngedumal gara-gara kerak telurnya udah dingin. Gak nikmat lagi katanya.

"Ah udah dingin, gak suka."

"Gara-gara siapa?"

"Lo."

"Loh kok gue? Gue ngapain?"

"Ciuman."

"Sama siapa?"

"Gue."

"Jadi?"


"YA JADI KITA KELAMAAN CIUMANNYA SAMPE KERAK TELURNYA UDAH DINGIN!" Teriak Arin yg membuat Taeyong smirk ke arahnya.

Arin buru-buru menutup mulutnya dengan tangannya dan siap berlari menuju kamarnya. Dengan sigap, Taeyong menarik baju Arin dan alhasil Arin duduk kembali di sofa.

Taeyong menaruh piringnya di bawah dan mulai menatap Arin dalam-dalam.


"Lo gak penasaran gue sama Kei, jadinya gimana?"

"G-gak! Ngapain gue penasaran. Ya lagipula lo juga udah jadian kan?"

Taeyong tersenyum, "Kalo gue gak jadian gimana?" Tanya Taeyong kepada Arin.

"Ya mana gue tau. Urusan lo bukan urusan gue."

"Apa lo masih mau, Rin, sama gue?"

"Mau apa?"

"Eum, apa ya?" Ledek Taeyong.

"Gak jelas."

"Nikah."

"Udah gila ya lo?"

"Iya, gila karenamu." Goda Taeyong.

"Gak lucu."

Arin meninggalkan Taeyong dan berjalan kembali menuju dapur untuk mengambil segelas air untuk diminum. Usai mengambil peralatan makannya, Arin kembali menuju sofa tempat Taeyong duduk.

"Eum, kok piringnya cuma satu?" Tanya Taeyong.

"Iyalah, kan lo doang yg mau makan. Di satuin aja punya lo sama punya gue."

"Apanya yg di satuin?"

"Kerak telornya lah, apalagi emangnya?!" Jawab Arin dengan nada super ngegas.

"Oh, kirain bibirnya." Cicit Taeyong dengan suara super pelan.

Arin yg mendengarnya langsung memberikan tatapan tajam. Namun setelahnya Arin tersenyum. Arin mendapat ide bagus untuk menjahili Taeyong.

Dengan senyum jahilnya, Arin menaruh piringnya di nakas sebelah sofa. Setelah itu, Arin memajukan tubuhnya ke arah Taeyong dengan perlahan. Taeyong yg bingung akan perlakuan Arin hanya bisa diam saja, karena ya, mau mundur gimana? punggungnya saja sudah menempel pada kepala sofa.

Arin juga memajukan kepalanya dan berhentilah mereka dengan jarak yg super dekat. Deru nafas keduanya sudah bisa dirasakan dengan jarak sedekat itu. Kemudian, Arin memiringkan kepalanya dan memajukan kepalanya lagi hingga bibirnya dan bibir Taeyong menjadi supeeeer dekat. Taeyong juga ikut memiringkan kepalanya dan ia memajukan bibirnya agar bisa menyentuh bibir Arin. Namun, Arin langsung menjauhkan tubuh serta kepalanya dan langsung tertawa keras saat itu juga.




"HAHAHAHAHA, MESUM BANGET SIH LO!" Ledek Arin yg di selingi tawanya.



Tanpa menjawab ledekan Arin, Taeyong langsung mendorong tubuh Arin sampai tiduran di sofa. Arin panik setengah mati! Bagaimana bisa Taeyong membalas kejahilannya tadi!

Arin membulatkan matanya. Tidak percaya dengan balasan tiba-tiba dari Taeyong. Arin memberontak, namun tangannya di tahan oleh Taeyong. Sekarang, posisinya, Arin berada di bawah kukungan Taeyong.

Taeyong menyeringai, "Mau main-main sama gue, hm?" Tanya Taeyong dengan alis terangkat.

Arin menggeleng cepat, "G-gue tadi iseng doang," Arin mencoba melepaskan kukungan tangannya, "L-lepasin!" Perintah Arin yg tidak di dengar oleh Taeyong.

Taeyong menggeser sedikit tubuh Arin hingga punggungnya bertabrakan dengan kepala sofa. Setelah itu, Taeyong menjatuhkan tubuhnya di sebelah Arin. Taeyong juga memeluk erat dan memejamkan kepalanya. Arin bingung dengan perlakuan Taeyong yg sangat manis ini.


"Lepas, ih! Gue gak bisa nafas." Cicit Arin yg kepalanya tenggelam di dada Taeyong.

Taeyong melonggarkan pelukannya, "Gak nyaman ya sama gue?" Tanya Taeyong lembut.


Arin mendongak sebentar untuk melihat wajah Taeyong dan kemudian langsung melesakkan kepalanya di dada Taeyong dan mencari kenyamanan disana. Arin juga menuntun tangan Taeyong yg telah menjadi bantalannya untuk mengelus rambut Arin.

Taeyong dibuat bingung dengan balasan Arin. Kenapa sebenarnya wanita ini.

Taeyong mengelus lembut rambut Arin "Rin, manjanya ke gue aja ya. Jangan ke orang lain." Ucap Taeyong yg kemudian mengecup kening Arin.



• • •





Monmaap apdetnya supeeeeer lama):
Oiya, apakah work aku yg ini harus di unpub krn makin g jelas hikd

Maap-maap ada typo tadi wkwkw

Candu  「 Lee Taeyong 」  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang