27 ..⃗. PDM。

10.8K 1K 51
                                    

aku kecepetan apa ya updatenya?
hwhwhwhwhwhwhw

Arin mengguncang tubuh Taeyong dengan hentakan kencang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Arin mengguncang tubuh Taeyong dengan hentakan kencang. Pasalnya, setengah jam lagi PDM dimulai. Iya, Pendalaman Materi. Seluruh kelas 12 di wajibkan untuk mengikuti kegiatan pdm untuk persiapan ujian nasional nanti.


"TAEYONG, BANGUN KENAPA SIH! ANTERIN KE SEKOLAH!" Teriak Arin tepat di telinga kanan Taeyong.

Taeyong refleks mendorong bahu Arin karena kaget, "Ah, berisik. Aku masih ngantuk, mi."

Arin memandang Taeyong kesal, "GUE BUKAN MAMI LO! CEPETAN BANGUN IH!" Teriak Arin lagi sambil melepas gulungan selimut pada tubuh Taeyong.


Taeyong yg kesal karena teriakan Arin, ia langsung menarik tangan Arin yg membuat sang empu terjatuh tepat di samping Taeyong tertidur, "Mending tidur aja, ya. gak usah ke sekolah." Ucap Taeyong dengan mata terpejam dan tak lupa mendekap Arin yg sudah berbaring tepat di sampingnya.


Otak Arin blank. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Pasalnya, ia juga tidak ingin munafik. Lebih baik cuddling bersama Taeyong daripada harus ke sekolah untuk pendalaman materi.

Arin menyamankan kepalanya untuk bersandar di dada bidang Taeyong. Taeyong yg merasa tidak ada perlawanan dari Arin, makin mengeratkan pelukannya dan tangan kirinya mengelus lembut rambut Arin.

Tak lama, Arin menjauhkan kepalanya dari dada Taeyong dan mengubah posisi tidurnya menjadi tengkurap. Ia memandangi setiap inci wajah Taeyong.





Sempurna.





Arin tersenyum jahil. Ia telah mendapatkan sebuah ide agar Taeyong cepat terbangun dari tidurnya. Arin menggerakan kedua jarinya untuk mengapit hidung Taeyong agar pria itu tak dapat bernafas seperti biasanya. Kemudian, tak hanya mengapit, Arin juga menggerakan hidung Taeyong ke kanan dan kiri.


Alhasil, Taeyong menepis tangan Arin dan perlahan membuka matanya, "Mau apa, sih, sayangku?" Tanya Taeyong sambil mengelus punggung Arin.


Arin kembali menyandarkan kepalanya di lengan Taeyong, "Anterin ke sekolah. Aku pdm hari ini." Ucap Arin lembut.


Hati Taeyong menghangat mendengar tutur kata Arin yg menggunakan aku-kamu. Taeyong tersenyum, "Udah sarapan?"

Arin menggeleng, "Belum. Kan bangunin kamu dulu. Baru deh sarapan. Tapi kamunya—,"

Belum selesai Arin bicara, Taeyong langsung mengecup singkat bibir Arin, "Iya, princess, sana sarapan. Aku cuci muka sama gosok gigi dulu."



Arin langsung bangkit dari acara tengkurapnya. Ia terduduk dan langsung mengelap bibirnya yg baru saja di kecup Taeyong, "JOROK BANGET IH BAU ILER!"

Maungnya balik lagi.







sepuluh menit berlalu, Taeyong telah siap untuk mengantar sang pujaan hati ke sekolah. sebenarnya sangat malas karena harus bangun sepagi ini di hari libur.

taeyong menghampiri arin yg tengah memakai sepatunya. arin berdiri dari duduknya setelah selesai memakai sepatunya. arin berdiri menghadap taeyong dan ia kebingungan mengapa taeyongnya hanya diam begini.

taeyong berbalik dan berjalan masuk ke kamar arin untuk mencari sesuatu. arin melihatnya dengan tatapan bingungnya. taeyong kembali dengan membawa sebuah ikat rambut. arin masih bingung dengan apa yg di lakukan taeyong saat ini.

taeyong kembali berdiri tepat di hadapan arin, "hadap sana," suruh taeyong yg hanya ditanggapi anggukan oleh arin.

kini posisinya telah berubah menjadi arin membelakangi taeyong. taeyong dengan telaten mulai mengikat rambut arin. arin yg tidak menghadap ke taeyong, tentu saja memanfaatkan kesempatan untuk menampakkan senyum bahagianya.

"udah." ucap taeyong setelah mengikat rambut arin menggunakan ikat rambut berwarna hitam itu.

arin bercermin lewat layar handphonenya, "ih, gak rapih."

taeyong tidak peduli. ia langsung menarik tangan arin dan berjalan menuju garasi dan bergegas mengantar arin ke sekolah.


tak terasa, 15 menit telah berlalu. untung saja jalanan tidak macet, kalau macet bisa-bisa telat.


arin turun dari motor dan langsung melepas helmnya dan memberikannya kepada taeyong, "nanti jemput ya."


taeyong membenarkan tatanan rambut arin yg berantakan karena helm yg dipakainya, "iya."



• • •




bel istirahat telah berbunyi. Seluruh siswa/i berhamburan kesana kemari untuk segala macam hal yg ingin mereka lakukan. arin masih setia duduk di kursinya untuk merapihkan catatannya yg dirasa belum jelas.

fyi, ikatan rambut arin dari tadi pagi belum juga ia lepas. walaupun ikatan itu sudah kendur, ia tetap saja tidak ingin membenarkannya. iyalah, spesial dari seorang lee taeyong.

tak lama kemudian, seseorang memanggilnya dengan membawa tas kecil berwarna jingga yg arin tidak tau pasti apa isinya, "nih, dapet titipan."

arin menaruh pulpennya dan mengambil tas kecil itu dari teman sekelasnya, "makasih. tapi, ini dari siapa?"

perempuan itu mengedikkan bahunya, "gue gak tau pasti, sih. pokoknya ganteng, bibirnya tipis, matanya mengkilat gitu, mirip karakter anime yg keluar dari manga," jawab teman arin sambil melangkahkan kakinya pergi.


arin mengangguk paham. ia sudah tau itu siapa.

baru dua langkah, sang perempuan kembali berhenti dan menoleh pada arin, "oh, iya. katanya, kalo gak enak, gak usah dimakan, jajan aja dikantin."

arin kembali mengangguk. ia menaruh tas kecil itu di meja hadapannya dan mengeluarkan isinya. di dalamnya terdapat kotak makan berwarna putih bergambarkan hewan panda.



arin tak dapat menahan senyumnya.




setelah mengantar arin, taeyong tidak tidur lagi melainkan membuatkan arin bekal untuk makan siang. ya, semampunya aja bikin bekal berupa omelete rice.




yang gampang aja, katanya.



hal se-sederhana ini mampu membuat arin senang bukan main. pasalnya, taeyong tidak bisa memasak. dan hari ini, taeyong memasak untuknya.





ya, walaupun cuma usaha kecil, siapa sih yang gak seneng kalo usaha itu buat kita?

Candu  「 Lee Taeyong 」  ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang