-O2-

2.6K 334 9
                                    

"Ibu negara jorok, liatin tuh!" Felix nunjuk Chaewon yang lagi gigitin tutup pulpen, "bukannya jalanin tugas sebagai ibu negara, malah gigitin tutup pulpen." lanjut Felix, pake teriak lagi.

"halah! Ngaku juga pernah." Sahut Chaewon, tetap menggigit tutup pulpen, semua manusia yang ada di kelas cuma diam, mewajari pertengkaran antara ibu negara dan menteri adalah hal yang lumrah untuk disaksikan.

"Jorok lo!"

"Enggak joroh ah, tutup pulpennya udah gue cuci pake detergen."

"Waaahh... kok gak mati? ibu negara punya kekuatan dalam ya?" ucap Felix dengan nada menyebalkan, "iya, punya." sahut Chaewon tak kalah menyebalkan.

























Chaewon ngebuka matanya, pertama kali yang ia lihat adalah seorang lelaki berparas kiyowo di depannya.

"Hah! Lo siapa?" Chaewon segera duduk, memperbaiki rambutnya yang berantakan, "hai, kak. Aku Jeongin. Yang Jeongin." Sahut cowok itu, mengulurkan tangan.

"Gue kok ada di uks?" tanya Chaewon, menyambut uluran tangan Jeongin.

"Tadi, kak Felix ga sengaja ngelempar bola basket ke kepala kak Chaewon, akunya disuruh kak Felix gendong kak Chaewon ke uks. tadi kakak pingsan," jawab Jeongin, sambil nunduk mainin jarinya, lucu gitu.gg

stay cool, Chaewon. Oke.

"Terus Felix masih main basket tadi?" Tanya Chaewon lagi, Jeongin ngangguk doang. "Yaudah, makasih ya, Jeongin udah nganter. Lo bisa balik kok."

"Sama-sama kak. Aku udah beliin kakak roti nanas sama susu ult*a. Jaga kesehatan, aku balik ke kelas dulu." Jeongin menunduk sekali lalu berjalan ke luar uks.

Itu adek kelas lucu bat dah.

Pas lagi mikirin adek kelas yang gendong dia sampe ke uks, Felix dateng, keringatnya masih bercucuran, rambutnya berantakan. "Udah baikkan?" tanya dia, Chaewon tersenyum sinis, "ngapain lo ke sini?" tanya Chaewon, "nganter lo pulang. Itu bentuk tanda tanggung jawab menteri kepada ibu negara." Jawab Felix, mulai dramanya –drama menteri dan ibu negara–

"Ga perlu. Abang gue mau jemput." tolak Chaewon, sampe kiamat juga abang Chaewon ga pernah jemput, kan--

"Lo kan ga punya abang?" ujar Felix, nada bicaranya bukan mengarah ke pertanyaan, melainkan pernyataan.

"Lo penguntit ya? Kok tau..."

"Felix tuh dewa, tau segalanya. gak liat visual gue yang sejajar sama dewa? udahlah, terima aja gue antar pulang. Hitung-hitung, hemat uang bulanan."

Bener juga.

"Ayok dah!"
















"Ini rumah lo?" tanya Felix, Chaewon turun dari motornya, "kenapa? Jelek?" Sewot Chaewon, Felix menggeleng. "pms, ya, mbak? Sewot mulu perasaan." ucap Felix, "kalo gue ada masalah, gue berkunjung ya.. Dadah, ibu negara." Felix menutup kaca helmnya lalu menancap gas, pulang mungkin.

Chaewon mengabaikan apa yang dikatakan Felix. Gadis itu langsung masuk.

***



00.45

Tok ... Tok ... Tok ...

Malam ini tidurnya tidak tenang, dari tadi, ada yang mengetuk jendelanya. Sebenarnya, Chaewon takut, cuma dia paksain bangun sekarang. Ambil tongkat bisbol milik sepupunya yang tertinggal, berjalan mendekat ke arah jendela.

Ini pertahanan pertama yang Chaewon bisa lakuin, kalo ini pencuri kan bahaya?

Chaewon menyibak gorden, saat membuka jendela, ia langsung memukul seseorang yang hendak masuk menggunakan tongkat bisbol.

"Ibu negara..."

21 Desember 2018

day and night | chaelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang