-O6-

1.7K 219 7
                                    





"Maksudnya apa nih? Ngakuin gue pacar lo." Chaewon ingin meminta penjelasan lebih pada Felix, Yeri menganggapnya pacar Felix. Menjadi teman saja ogah.

"Becandaan doang itu nuna." jawabnya santai, melahap risoles yang dibeli tadi siang.

"Becandaannya gak bermutu,"

Felix berdiri, "ikut gak, ke rumah temen gue?"

Chaewon berpikir sejenak, lalu mengangguk. "Kuylah. Gabut," gadis itu mengekori Felix dari belakang.














"Rumahnya?"

Felix mengangguk, "namanya Guanlin. Kaya dia, yang gue ceritain pas di Busan. Dia punya rumah juga disini." ujarnya, Chaewon mengangguk. Mereka berdua berjalan masuk, memencet bel.

Chaewon menyalakan handphone nya selagi menunggu tuan rumah membuka pintu. "Felix. Sama siapa nih? Pacar?" Felix bertos ala lelaki dengan Guanlin.

"Enggak, ibu negara. Biasalah, ketua kelas paling galak dia." jawab Felix, nyengir. Chaewon menaruh handphone nya di dalam tas, "gue Guanlin. Lai Guanlin, "

Chaewon mendongak, awalnya dia tersenyum, tapi senyumannya pudar setelah tahu siapa orang yang di depannya.

"Chaewon."

Guanlin tersenyum padanya, tapi Chaewon yakin, Guanlin tidak mungkin lupa padanya.

"Cantik ya," ucap Guanlin, mengarah ke Felix, Felix mengangguk, "yang punya garang juga lho."

"Siapa yang punya?" Guanlin langsung bertanya, "bapaknya lah. Masa pak rt." Sahut Felix, keduanya tertawa. "Masuk, gih." Felix masuk duluan.

Guanlin dan Chaewon masih diluar, "gak lupain gue kan? Yang pernah jadi bagian dari hidup lo, sekali lagi, hai, Kim Chaewon. Mantan terindah Lai Guanlin." Senyum yang dulu Chaewon sukai, ah, sekarang tidak.

Guanlin masuk, Chaewon merutuki dirinya, kenapa mengiyakan ajakan Felix, jika tahu akan bertemu dengan mantannya begini, pasti ia menolak.

"Ibu negara, masuuuk! Ga usah malu-malu singa gitu!" Teriak Felix dari dalam. Chaewon akhirnya masuk ke dalam rumah Guanlin, orang yang memutuskan dia beberapa tahun lalu.


















Sekarang Chaewon berada di dalam mobil milik keluarga Felix. Setelah Chaewon dan Felix berdebat dengan suara pelan di rumah Guanlin, Felix mengiyakan Chaewon untuk mengantarnya pulang. Guanlin terus saja memandanginya. Bukannya tersipu seperti yang ia rasakan dulu, sekarang malah merasa tidak nyaman.

"Kenapa gak dinyalain mobilnya?" tanya Chaewon. Keheningan yang hanya dapat dirasakan.

"Gue mau bilang sesuatu. Tapi, jangan kaget dengan semuanya. please, gue mohon."

Secara tiba-tiba Felix mengatakan hal yang mendesak seperti itu, Chaewon menghadap lelaki tersebut.

"Apa?"

Felix menghela nafas berat beberapa kali, lalu menggosok-gosokkan tangannya sendiri. "Ibu gue masih hidup." ujarnya pelan.

Chaewon menatap Felix tajam, "Felix ..."

"Gue serius. Ibu gue masih hidup," lanjutnya, dengan ucapan yang lebih yakin.

Chaewon menggeleng, tidak mungkin. Baru saja ia melihat jasad tak memiliki kehidupan dari ibu Felix dirumahnya kemarin. Tapi sekarang? Mengapa mendadak?.

"Jangan bercanda. Antar gue pulang. Sekarang!" bentak Chaewon, menyilangkan tangannya di depan dada.

"Arwah ibu ada di belakang sekarang."

Merinding lah sudah, "Felix. Jangan membuat gue ketakutan begini."

"Gue sedang menceritakan kenyataan, Kim Chaewon."

"Kim Chaewon." Felix memanggil, membuat Chaewon kembali menatapnya. Felix menunjuk matanya sendiri, "entah sejak umur berapa. Tapi ya begitu, gue bisa melihat seseorang yang di katakan manusia normal sebagai 'hantu'." Chaewon menggeleng, "halusinasi."

"Harus bagaimana biar lo percaya. Tapi begitu yang gue alami."

"Lalu? Arwah ibu masih ada? Wajar, ibu sudah meninggal, bukan?"

Felix menggeleng, "ibu masih hidup. Ikutlah gue, ke Incheon. Sebentar saja," Felix menancapkan gasnya.

Chaewon berkencambuk dengan pikirannya sendiri. Bagaimana Felix bisa melihat? Dia terlihat baik-baik saja? Maksudnya ibu Felix masih hidup bagaimana?

Incheon


Felix memberhentikan mobilnya di salah satu kemungkinan rumah termewah di kawasan ini setelah Chaewon melihat-lihat.

"Ikut dan jangan banyak bicara."

Chaewon kembali mengekori Felix dari belakang, cowok itu membuka pintu rumah dengan password yang tentunya Chaewon tidak ketahui.

"Lo gak bakal percaya. maybe."

Chaewon membekap mulutnya sendiri. Ini ibu Felix. Sepertinya. Banyak alat medis tertempel di seluruh tubuhnya. Chaewon bisa melihat dada seseorang yang telah melahirkan Felix sedang naik-turun.

"Ibu lo?"

Felix mengangguk, lalu berjalan ke sofa, diikuti Chaewon.

"Duduklah."

"Tiga hari yang lalu, ayah memang membunuh ibu, lalu dia kabur. Disaat itu ibu memang tidak bernyawa. Nuna membawanya ke rumah sakit. Dokter pun bilang kalau ibu sudah tidak bisa di selamatkan.

Nuna bersikeras agar ibu ditangani medis. Akhirnya dokter yang berbeda pun menanganinya.

Keajaiban datang di sana, ibu hidup, tapi dia koma. Lo tahu kan kalau koma itu hidup namun arwahnya bangun?"

Chaewon mengangguk, Felix kembali melanjutkan ceritanya.

"Disanalah nuna berpikir kalau ibu gak bakal aman di Seoul. Nuna membawanya kesini, memalsukan semuanya kalau ibu sudah meninggal. Dan orang yang di Seoul kau temui sebagai ibu, itu buatan sahabat nuna yang ada di Jepang. Nuna gak mau ayah tahu kalau ibu masih hidup, mangkanya dia pindahkan ke sini. Dan yang tahu hanya tiga orang. Nuna, gue, dan lo. Sebaiknya lo bungkam dengan semua ini. Seolah tidak ada apa-apa."

Chaewon mengangguk, sedikit lega kalau ibu Felix masih hidup, "jadi, apa untungnya lo kasih tahu gue?" tanya Chaewon pada Felix. Felix mengusap tengkuknya. "nuna nyuruh kasih tahu lo. Gak tahu apa untungnya, gue sebagai adik yang baik hanya menjalankan perintah nuna."

Chaewon mengangguk lagi, gadis itu tersenyum. "Apa disini ada kamera pemantau?" tanyanya. Felix mengangguk, "ada, tapi di nonaktifkan." jawab Felix. "Lihatlah."

Chaewon memetikkan jarinya sekali. "Kim Chaewon."

"Yap. Apa lo bisa liat gue?"

Chaewon bisa melihat reaksi Felix terkejut, "tidak. Gue gak bisa liat lo."

"Dan lo yang pertama kali tahu ini, Lee Felix. Gue percaya, lo bisa bungkam." Chaewon memetikkan jarinya lagi sekali.

"Itu kekuatan. Mungkin."

"Gue gak terlalu terkejut. Gue kaget lo berani memberitahu hal penting itu,"

"Dan itu bukan kekuatan. Trauma, lebih tepatnya, soal Guanlin. i know. Dia mantan lo." Lanjut Felix lagi, tersenyum.

25 Desember 2018
kenapa ada power-power gini ...

day and night | chaelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang