-O7-

1.5K 206 1
                                    

"Tau dari mana?" Chaewon menyesap latte-nya.

Setelah dari rumah Felix di Incheon, Chaewon mengajak nya untuk beristirahat di salah satu kafe sekitar Incheon.

"Apanya?" Felix balas menanya, melahap kentang goreng yang tadi di pesan.

"Trauma? Gue gak ngerasa apapun. Dan gue emang gak inget sedikitpun tentang masa kecil, tepatnya, sebelum berusia 8 tahun."

"Oh itu. Yakin mau dengerin? Nanti kalau gue ceritain lo marah-marah lagi." Jawab Felix, Chaewon mengangguk yakin. Mungkin dia bisa mengetahui sesuatu yang tidak ia dapatkan dari ibunya. Tentang masa kecil.

"Enggak marah gue. Janji,"

"Dengerin baik-baik ya. Mau flashback soalnya."

"Oke-oke..."




"Felix kecil dan Chaewon kecil. Memang lo mungkin gak inget kalau kita temenan pas SD. Kaget ya? Gue juga kaget waktu tahu temen SD gue, Kim Chaewon yang dulu polos sekarang galak menjadi ibu negara.

Kelas 3, waktu itu kita ikut festival sekolah, camp di Masan. Pas pulang, menuju Seoul, bis kita terbakar dari kap belakang. Entah karena apa, disana semua anak larian keluar. Untung refleksi gue bagus, waktu itu lo tidur di belakang kursi gue.

Pelipis lo juga berdarah waktu itu, segera gue bangunin. Dan kita keluar sama-sama dari bis itu.

Banyak yang gak selamat juga. Dari situ, penglihatan gue bisa liat makhluk gaib pun ada.

Dan gue tahu kalau lo juga bisa ngilang. Waktu kita nyari bantuan di penduduk sekitar, lo metik-metik jari, dan menghilang. Mungkin cuma gue yang nyaksikan itu semua.

Bukan rahasia lagi,"

Chaewon mendengarkan sampai habis Felix bercerita. Ia sungguh tak ingat apa-apa tentang bis terbakar , atau yang lebih parahnya, kedua bocah bernama Chaewon dan Felix memiliki kekuatan setelah kejadian mengerikan itu terjadi. Entahlah.

"Lah? Jadi kita pernah satu SD?"

Felix mengangguk, Chaewon mengetukkan jarinya ke meja kaca kafe, "pantes. Kayak kenal gitu aura tengilnya pas masuk SMA." lanjut Chaewon lagi.

Felix terkekeh, "berarti aura gue kuat dong? Yaudah sih, takdir si tampan Lee Felix."

"up to you, tengil."








"Tengil,"

"Hm?"

"Kalau ayah lo tahu ibu ada di Incheon gimana?"

"Ibu gue bawa lari." jawab Felix santai, kembali memakan kentang gorengnya.

"Coba lo cek hp. Tadi gue liat pesan dari ayah lo. Mian."

Felix buru-buru menyalakan hpnya, ternyata ada notif dari ayahnya.

ayah

serahkan ibumu. Saya tahu dia masih hidup. Di Incheon bukan? Ck, kakakmu udah saya kurung. Kamu tidak perlu tahu, serahkan saja ibumu, saya lepaskan kakakmu.

"Aish"

Felix menggebrak meja keras, menenteng hpnya keluar dari kafe.

"Gue anter lo pulang dulu,"

Chaewon menggeleng, "mau bantu."

Felix tidak menggubris, lelaki itu sedang emosi sekarang, Chaewon tidak akan membuka suaranya lebih lanjut.

28 Desember 2018

day and night | chaelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang