-13-

1.1K 172 5
                                    

"Chaewon!"

Chaewon berbalik, menatap seseorang yang memanggilnya.

"Kenapa?"

Baejin mengeluarkan selembar foto berukuran 4×6 dari saku bajunya. Memperlihatkannya kepada Chaewon.

"Kenal gak?" tanyanya saat Chaewon senyum melihat foto yang dibawakannya.

"Kenal. Ini mah sepupu gue dari keluarga mama." jawab Chaewon.

"Namanya siapa?"

"Jeon Heejin. Kenapa? Mau deketin ya? Anak polos dia,"

"Tau aja lo. Manis, ah, orangnya. Ga papa ya sepupu lo di deketin?"

"Yo. Asal jangan di sakitin aja sih,"

.
.
.
.
.
.
.
.

"Chaewon!" Felix menarik tas Chaewon dari belakang, Chaewon otomatis termundur, "kenapa aelah?"

"Tadi ngobrol sama Baejin ya?" tanya Felix. Chaewon diam bentaran, kemudian mengangguk, "kenapa?"

"Gue marahan sama Baejin. Dia gak mau ngobrol sama gue lagi masa, kea anak cewe aja marahan diem-diem."

Chaewon menatap Felix dengan tatapan menakutkan, "gue cewe."

"Maaf, Bu negara. Gak sengaja,"

"Terus?"

"Bilangin nanti ke Baejin, kalo marah gitu tuh yang laki, langsung bilang. Jangan sembunyi-sembunyi." jawab Felix, memohon. "Entarlah gue bilang."

"Oke, makasih Bu negara. Ayo kita pergi ke kelas sama-sama!" Felix menarik tas Chaewon lagi, menyeret gadis 12 cm lebih rendah darinya.

***

Chaewon membereskan semua barangnya, menenteng tasnya menuruni lantai dua. "Kim Chaewon, kan?"

Chaewon membalikkan badannya, "siapa ya?"

"Park Minji." jawabnya semangat, Chaewon berpikir sebentar, setelah itu langsung memeluk seseorang yang di depannya. "Minji-ah ... Kau kemana saja?" tanya Chaewon, menepuk pundak Minji beberapa kali.

"Maaf aku tidak berpamitan denganmu. Yang penting sekarang aku melihatmu baik-baik saja dan kabar baiknya aku sekolah disini!! Huhu ..."

"Ah, benarkah? Syukurlah, di kelas mana?"

"Sepertinya tidak sekelas denganmu. Tidak masalah, bukan? Kita masih bisa ke kantin bersama."

Chaewon mengangguk, saat melihat wajah Minji, pikirannya langsung menampakkan wajah Felix. Senyum gadis itu mengembang, "Minji, aku akan mengenalkanmu pada temanku. Orangnya asik, gak bakal bosan." Chaewon langsung menggandeng tangan Minji menuju parkiran sekolah. Tempat dimana Felix menongkrong sendiri di atas jok motornya, memainkan ponselnya.

"Lee Felix!"

Felix menoleh, tersenyum. Melambaikan tangannya, "Lix, kenalin, temen gue, lama gak ketemu. Park Minji."

"Park Minji."

Minji tersenyum, mengulurkan tangannya.

Felix tidak tersenyum, tapi menerima uluran tangan gadis itu. "Lee Felix."

"Salam kenal, ya."

Felix tersenyum kecut. Bagaimana bisa bertemu mantan karena di kenalkan gebetan? eh.

"Yaudah ya, gue mau ngajak dia ke rumah. Mau ikut gak?" tanya Chaewon, Felix mengangguk. "Ikut, bosan disini." jawab Felix.

.
.
.
.
.
.
.
.

"Minji mau minum apa?"

"Air putih aja, Chaewon."

"Won, gue kopi ya, segelas aja."

"Eits! Siapa yang nawarin anda? Bikin sendiri aja," tolak Chaewon, "yaudah sih gajadi. Mager,"

Felix meluruskan kakinya di sofa ruang tamu Chaewon, membuat Minji duduk di bawah.

Setelah Chaewon pergi, ruang tamu menjadi sunyi, "Minji,"

Minji menoleh sambil tersenyum, "ya?"

"Gak inget gue?"

Minji terlihat sedang memikirkan sesuatu, "aku tidak ingat apapun tentangmu. Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

Mata Felix membesar, Minji tidak ingat padanya?

"Ga papa, ga jadi."

Minji mengangguk-angguk, masih memikirkan siapa cowok yang berada di belakangnya sekarang.

2 Februari 2019

day and night | chaelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang