-12-

1.1K 207 7
                                    

"Dia ngapain ke rumah itu?"

Mobil Felix berhenti di pinggir jalan, tidak terlalu jauh dari letak mobil ayahnya Felix, tapi cukup untuk memantaunya.

"Rumahnya ngeri,"

Chaewon bergidik, rumah itu memang, em terlihat ... mengerikan? Dan tidak terawat sama sekali. "Tunggu aja kali ya sampe pria itu pergi semua. Mungkin Yeri noona dibekap disana?"

"Kalau Yeri eonni disini, informasi dari Guanlin salah dong?" Chaewon melirik sebentar ke arah Felix yang sedang berpikir, "ada dua kemungkinan sih."

"Apa?"

"Memang benar informasi Guanlin salah."

"Atau?"

"Atau Guanlin ada di pihak pria itu,"

"Maksudnya?"

"Guanlin kasih kita info keberadaan Yeri nuna di Masan. padahal nuna di sekap disini. Bisa jadi kan?"

"Cerdas! Tumben, ngalir? Coba dari dulu, gak peringkat terakhir lo."

"Gue gak mau sombong, jadi diem-diem pinternya, gak kayak lo nunjukin kecerdasan, gak baik tau memamerkan apa yang kita punya."

"Bodo amat, Lix."

***

"Kita udah nunggu dua jam. Mereka belum keluar,"

"Bentar lagi kenapa, Won? Nah, bener keluar kan mereka."

Keduanya mengamati orang-orang yang keluar dari rumah mengerikan tersebut, sekitar sepuluh orang? Termasuk dengan ayah Felix yang tentu saja berdiri paling depan.

"Lai Guanlin?"


"Brengsek!"

"Mantan lo tuh!"

"Temen lo juga, kali."

Felix mendorong kepala Chaewon lebih menunduk, "sakit,"

"Guanlin liat ke sini soalnya."

Chaewon memegangi kepalanya, agak nyeri, sekuat itulah tenaga yang Felix punya?

"Tetep nunduk, bocil."

Chaewon mencibir, dia hanya ingin mengambil hp yang berada di dalam tasnya, kenapa Felix mesti menyebutnya bocil, padahal masalah tidak terlalu besar.

"Lo juga bocil ya. Ngaca nih!"

"Yang penting gak sebocil lo."
















Tok ... Tok ...

"Felix ya?"

Keduanya menghadap ke arah kaca jendela mobil Felix. Guanlin mengetuknya, barusan.

"Ketauan sudah."

"Nunduk. Kaca ini item kok, tenang, jangan keluar oke."

Chaewon memposisikan kursinya seperti--tiarap. Dan diam di dalam sana.

Felix menurunkan kacanya, "makasih, Guan. Udah ngasih alamat yang palsu, untung belum ke Masan. Bilang ya sama atasan lo, Felix tahu dimana Yeri nuna." Felix tersenyum, sinis. "Bukan gitu, Lix."

"Bukan gitu?"

"Cepet masuk sana, Yeri nuna nunggu."

"Lha?"

"Ya, anggaplah gue munafik. Udahlah, kita temen kan? Yeri nuna ada di dalem, gak ada penjaga selain gue. Mumpung gue belum berubah pikiran, nih."

Felix menimpuk kepala Guanlin memakai tangannya, "bohong lo!"

"Cepet sana, Chaewon sama gue aja disini. Gue tungguin, sumpah!"

Felix menepuk beberapa kali kursi Chaewon, "ibu negara, gue ngambil Yeri nuna dulu ya, tunggu disini sama Guanlin."

"Pistol ada di saku kursi lo, samping kiri. Tau kan?" Saat bicara seperti ini, Felix membisikkannya. Chaewon mengangguk saja, memeriksa saku kiri kursinya, ada.

Felix keluar memakai masker, "awas ya ngapa-ngapain ibu negara." Felix menepuk pundak Guanlin, cowok yang lebih muda satu tahun darinya itu hanya mengangguk. "Enggaklah, Lix."

Felix menyebrang, masuk ke rumah yang menyeramkan itu dengan perlahan. Lenggang. Tidak ada siapapun,

Kecuali seorang perempuan diikat di kursi, mulut dan matanya di tutup menggunakan sapu tangan hitam.

Yeri nuna.

Felix berlari kearahnya, menepuk pipinya beberapa kali. "Yeri nuna ... Yeri nuna ... Bangun, nuna ..."

Karena tidak ada pergerakan sedikitpun dari kakak perempuannya, Felix melepas semua ikatan di tubuhnya. Menggendong Yeri di bahunya.

"Aish! Berat sekali anak ini,"

***

"Kenapa masih tiarap?" tanya Guanlin. Dia berada di kursi penumpang tengah. Chaewon menyuruhnya tetap duduk di sana dan sebagai mantan yang baik, Guanlin menurutinya.

"Bukan urusanmu."

"Maaflah Chaewon. Kan kita putus juga baik-baik. Dendam sama mantan ya kayak gini, nih."

"Ssst, diem. Gue lebih tua dari pada lo ya, Guanlin. Hormat dong,"

"Nuna?"

"Ya gak gitu juga."

Keduanya kembali diam sampai mereka melihat Felix menggendong Yeri ala karung beras.

"Minggir,"

Guanlin menggeser pantatnya. Di sampingnya sekarang sudah ada Yeri yang terbaring.

"Awas ya jangan sampe jatuh. Kita langsung pergi aja ke Seoul."

19 Januari 2019
Makasih 200-read nya. Aku terharu tau:')
Maap juga gak up kemarin2, aku tipes.

day and night | chaelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang