-17-

1K 143 4
                                    

"Beraaaaat ..." Chaewon mengeluh, sambil mengusap keringat yang keluar di sekitaran dahinya. Chaewon yang berwisata, ibunya yang heboh menyiapkan semua barang Chaewon. Alhasil dia membawa dua tas hari ini.

"Sini gue bawain, deh." Baejin bak pahlawan mengambil, tidak, lebih tepatnya merampas tas yang di sikut Chaewon di belakang. "Kalau mau bantu tuh ikhlas, toh, Jin. Jangan marah-marah."

"Lo kayak orang lemah gitu, bawa dua tas aja kok ngeluh."

"Anda diem atau saya gorok leher anda!" Perintah Chaewon, memang sekarang lagi tanggalnya, jadi senggol dikit, bacok.

Chaewon masuk ke bis 3 karena bis tiga khusus kelas yang di bawah pimpinan Chaewon. "Won, sini sama gue." Felix berteriak, sambil melambaikan tangannya beberapa kali. "Gue duduk sama Baejin." Tolak Chaewon.

"Baejin! Lo udah punya adkel ya, inget. Kakak sepupunya lo rebut juga." Felix berteriak lagi, "yaudah sana, Won. Gue juga gak mau diamuk Heejin."

"Lha, jadian aja kagak," cibir Chaewon, dia mengambil alih tasnya yang dibawa Baejin menuju kursi disamping Felix. "Bantuin kek, Lix. Peka dong, peka."

Setelah ditegur, Felix bantu Chaewon ngangkat semua barangnya ke bagasi atas. "Capek, beneran."

"Tidur aja, lama perjalannya."

"Gak, ah. Sia-sia doang kalau gue tidur." Felix mengiyakan, tapi setelah 25 menit di bis, dia yang tertidur.

***



"Lix, bangun, Lix. Udah sampe." Chaewon mengguncang bahu Felix sampai cowok itu terbangun. "Udah sampe ya?" Dia mengucek mata sebentar, lalu menepuk pipinya beberapa kali hingga merah. "Sini barang lo yang satu, gue bantu bawain." Chaewon menyerahkan satu tasnya yang tidak terlalu berat, "makasih, Lix." Felix keluar dari bis, Chaewon mengekorinya dari belakang.

"Lho? Kok di hutan gini?" tanya Chaewon pada dirinya sendiri, Felix yang mendengar menjawab, "kalau gini sih bukan wisata. Tapi kemah! Kemah ini mah. Padahal semangat gue, dikira kita masang tenda di dekat laut atau apa kek. Ternyata di hutan." Keluh Felix.

"Yang berdua jangan pacaran mulu! Ayo sini kumpul!" Pak Jaehwan menegur dengan nada tingginya. "Kita dikira pacaran masa, Won. Cocok berarti kita dong." Goda Felix, menyebalkan sekali ketika dia mengatakan itu. "Gue cocok sama lo? your dream!"

Chaewon dipanggil Yuri untuk pergi ke tendanya. "Satu tenda isinya lima orang. Ada gue, Yujin, Chaeyeon, Yena. Sisa satu lagi, lo mau gak?" tawar Yuri. Chaewon mengintip tenda yang sudah dibangun, didalam ada Yujin, Chaeyeon, dan Yena, memakan snack ringan. "Kim Chaewon! Satu tenda kuy!" Seru Yena dari dalam.

Chaewon mengangguk, "memang kalian doang yang deket sama gue. Gue numpang disini, ya."

"Santai aja kali. Masuk, Won." Ajak Yuri. Chaewon masuk ke dalam tenda, segera membereskan semua barangnya, "eh, gue tidur paling ujung disini ya, ga papa kan?"

"Gue samping lo ya, Won." jawab Chaeyeon. Chaewon mengangguk, setelah semuanya selesai, dia mengambil hoodie lalu dipakainya. "Gue keluar dulu ya, nyari angin." Pamit Chaewon yang di iyakan Yujin. Chaewon keluar dari tenda. Memasukkan tangannya ke saku hoodie. Sekarang cukup dingin dari pada di Seoul. Mungkin karena disini hutan.

Chaewon melihat Felix yang sedang memotret kegiatan menggunakan kamera. Gadis itu berjalan perlahan ke arah Felix, menepuk pundaknya.

Felix cukup terlonjak, refleks mengarahkan lensa kamera ke wajah Chaewon. Chaewon merasa akan difoto, jadi dia mengangkat tangan kanannya, jari tangannya digenggam kecuali jari telunjuk dan jempol, menempelkannya di dagu, dengan raut wajah datar.

"Ngapain disini?"
"Ngapain disini?"

"Gue yang nanya, ngapain keluar dari tenda?"
"Gue yang nanya, ngapain foto-foto?"

Chaewon meletakkan jari telunjuknya di bibirnya, "gue duluan yang ngomong." Chaewon memberi tanda agar dia duluan yang berbicara, supaya tidak samaan lagi.

"Kenapa foto-foto?"

"Disuruh pak Jaehwan. Entah kenapa gue yang disuruh. Lo kenapa keluar?"

"Udah makan?"

"Lo nanyain gue udah makan atau belum? Huhu, kakak Chaewon, adek baper nih. Tapi maaf kak, adek udah makan."

"Kalau lo udah makan kan gue mau minta makanan. Laper nih, ada makanan gak?"

"Ada kayaknya di tenda. Gue ambilin. Lo tunggu disini," Felix lari menuju tendanya. Sedangkan Chaewon duduk di tanah, tidak terlalu kotor. Dia menekuk kedua lututnya, sambil menunggu Felix, gadis itu bernyanyi.







"Nih masih ada ramen. Gue dapet dari Hyunjin katanya bawa aja." Felix menyerahkan satu kotak makan berwarna biru, Chaewon menerimanya.

"Makasih ye."

***

"Semuanya! Bisa dengerin saya?" Suara tegas dari pak Wonwoo seolah menghipnotis semua murid untuk diam.

"Kita akan mulai acaranya. Langsung saja, saya akan bagi kelompok menjadi empat orang, diisi dua cowok dan dua cewek, kalian harus menyelesaikan sesuatu yang diajukan. Siapa yang duluan sampai disini lagi, dia pemenangnya. Rutenya ..." Pak Wonwoo menjelaskan rutenya juga. Setelah itu toa diambil alih pak Seungmin. "Semua! Saya akan membacakan bagian kelompoknya ya ... Kelompok 1 ... Kelompok 2 ... Kelompok 3 ... Kelompok 4 ... Kelompok 5 ... Kelompok 6 ... Kelompok 7 ... Kelompok 8 ... Kelompok 9 ... Kelompok 10 ... Kelompok 11, Lee Felix, Bae Jinyoung, Kim Chaewon, Yoo Shuhua. Kelompok 12 ..."

Tiba-tiba, suara Baejin terdengar dari ujung ke ujung, karena memang menggema, "kelompok 11, woy! Kesini!!" Teriaknya. Chaewon mencari Shuhua terlebih dahulu, lalu menyusul Baejin dan Felix di tempatnya.

"Kenapa sekelompok terus? Bosen. Untung ada Shuhua ya kan, jarang ketemu jadi mukanya beda. Gak kayak yang satu ini. Bosen gue liatnya." Si Baejin malah ngeluh, "untung seharusnya kalian punya gue. Gue pinter ya," ujar Chaewon membanggakan diri.

"Pintar bikin orang kesal. Yaudah, ayo jalan!" Felix memimpin di depan, lalu Chaewon, Shuhua, dan Baejin di belakang. Harus berbaris, karena jalan yang ditapaki sempit.

7 Maret 2019

day and night | chaelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang