-19-

995 177 3
                                    

"Ayo pacaran!"

Ajakan dua jam lalu yang ditujukan untuk Chaewon terus saja terngiang-ngiang.

Tapi Chaewon tak ingin memikirkannya lebih jauh, pada kenyataannya Felix mengigau. Dia menyatakan itu disaat dia tak sadarkan diri. Sejak Felix menaruh kepalanya di pundak Chaewon, cowok itu sudah kehilangan kesadarannya. Sekarang dia sedang diperiksa kondisinya oleh dokter yang dipanggil pihak sekolah.

"Dia baik-baik saja. Hanya demam biasa, tolong berikan obat ini, dua kali setelah makan. Sebentar lagi dia bangun, terima kasih atas kerjasamanya." Dokter menjabat tangan Chaewon, karena hanya cewek itu yang berada di dalam tenda. "Makasih ya, dok."

Setelah dokter pergi, Chaewon duduk di samping Felix, menunggunya sampai sadar.

"Won ... Minta minum," pinta Felix sesaat setelah sadar, Chaewon segera mengambilkannya air putih, "pulang aja ya, Lix? Kata dokter lo demam, lho." ujar Chaewon, Felix menggeleng, "paling tidur sebentar udah sembuh. Tolong telpon Yeri noona. Dia pasti khawatir, tadi ada yang nelpon dia."

Chaewon mengadahkan tangannya, meminta hp Felix, Felix menyerahkan hpnya. "Password?"

"Gue kasih tahu tapi jangan ketawa, janji dulu."

"Iya, iya, siapa juga yang ketawa."

"jungeunbinuna."

"Ha? Jangan cepet-cepet dong ngomongnya."

"Jung Eunbi noona. Di spasi setiap kata." jawab Felix, Chaewon mau ketawa, tapi dia tahan, cowok cem Felix ternyata nyantol ke Eunha Gfriend.

Chaewon cukup terkejut setelah
hp Felix terbuka, dia kira yang menjadi wallpaper hpnya itu foto Eunha atau foto Felix sendiri, tapi wallpaper hp Felix adalah fotonya.

Foto saat Chaewon di depan kamera, dengan gaya pistol, wajah yang datar, dan difoto Felix langsung, tanpa aba-aba.

Chaewon melirik Felix sebentar, tidak ada perubahan dari raut wajahnya, Chaewon segera membuka kontak hpnya,

"Apa nama kontak Yeri eonnie disini?"

"Makhluk yang kusayangi," jawab Felix.

Chaewon mencari nama kontak Yeri dan menelponnya,

"Yeri eonnie."

"Felix?"

"Bukan, ini Chaewon."

"Ah, Chaewon-i. Felix, apa dia baik-baik saja?"

"Felix baik, eonnie. Aku menelponmu hanya mengabarkan itu, eonnie tidak perlu khawatir."

"Oke, baiklah. Tolong jaga Felix ya. Bilang padanya jika ingin pulang telpon saja, aku akan menjemput."

"Iya, eonnie. Makasih, sampai jumpa."

"Sampai jumpa juga, Chaewon."

"Udah, Lix. Tidur aja sana, biar sembuh." Suruh Chaewon, Felix menurut dan memejamkan matanya.

Setelah memastikan Felix tertidur, Chaewon keluar dari tenda, berjalan menuju tempat dimana Baejin memasak sesuatu, "Jin, masak ramen?"

"Hooh." Jawab Baejin, masih fokus ke masakannya. Baejin membuka tutup pancinya, menuangkan ramen ke dua mangkuk, untuk Baejin dan untuk Chaewon.

"Makasih, Jin."

"Gimana, Felix?" tanya Baejin di sela-sela acara makan ramen, "ya gitu. Demam dia, tidur sekarang." jawab Chaewon.

"Setahu gue kalau Felix demam suka ngigau. Dia ada ngigau gak tadi?" Chaewon menghentikan pergerakan sendoknya, melirik Baejin tajam, "ada. Tapi ini beneran rahasia. Jangan kasih tahu siapa-siapa lho, termasuk Felix-nya."

"Tenang aja, rahasia lo aman sama gue. Apaan?"

"Tadi waktu gue nganter Felix ke toilet, dia sempet ngigau, gak tahu kenapa, dia langsung bilang. 'jangan dekat sama Baejin'. Terus dia bilang lagi, maaf, gue nganggep lo lebih dari temen. Kan ngeri, tuh."

"Akhirnya,"

Chaewon mengernyit, "apaan akhirnya?"

"Gak peka juga ternyata, Felix itu fall in love with you~~" jawab Baejin, sambil bernyanyi di kalimat terakhirnya.

"fall in love kata lo? Dia aja suka sama Minji."

"Minji? Park Minji?" tanya Baejin, sedikit kaget. "Iya. Kenapa emang?"

"Lo gak tahu?"

"Gak tahu apa?"

"Felix sama Minji itu dulu pacaran."

Chaewon menumpahkan sedikit kuah ramen karena terkejut, "ah masa lo. ngibul kali ah."

"Beneran, enggak bohong gue. Kalau gue bohong, Irene nuna jadi pacar gue deh. Tapi sumpah, gak bohong. Ah, nih, bentar. Ada fotonya mereka waktu zaman SMP." Baejin mengeluarkan hpnya, men- scroll sebentar, lalu menunjukkan satu foto.

"Ini Felix, ini Minji." Tunjuk Baejin, "ko bisa mereka jadian?"

"Gini-gini, Felix cerita sih waktu kelas sepuluh ke gue. Gini dia cerita. Waktu gue kelas dua SMP, gue pernah pacaran. Disana, pertama kali pacaran, gak tau apapun tentang jadian. Jadi, ada cewek yang gue taksir waktu di Australia. Cantik sih, kayak turunan Korea emang. Ternyata dari Korea, pindah sementara ke Australia. Setelah seminggu dia masuk, gue ngegas langsung nembak dia. Jadian deh, pas mau lulus SMP, dia pindah. Tapi gak bilang kemana, ya kami hilang hubungan. Putus juga belum resmi. Gitu," Cerita Baejin panjang lebar.

Chaewon cukup syok, teman SD-nya berpacaran dengan teman SMA-nya sekarang.

"Tau gak Minji siapa?"

"Enggak." Jawab Baejin, lalu menyuap ramennya kembali, "dia temen kecil gue. Kami tetangga waktu kecil, sampai kelas satu SMP, dan dia bilang mau pindah ke Australia, maka itu gue sedih banget. Gak mau makan tiga hari, nangis terus, soalnya cuma Minji yang mau berteman dekat sama gue. Dia datang tiba-tiba. Tapi bentar, dia gak inget Felix lho kayaknya."

"Kok bisa?"

"Soalnya, kan kemarin, eh udah lama sih. Mereka kerumah gue, ngedenger sih interaksinya, gak dengar-dengar sepenuhnya. Cuma yang nangkep di indera gue, gini, aku gak inget apapun tentang mu. Minji yang bilang, kurang lebih begitu."

"Lha kok bisa?"

"Gue bego banget ya, masa gue mau nyomblangin mereka berdua. Lucu aja gitu liatnya,"

"Iya kan, lucu? Keren tau kalau mereka balikan lagi."

"Iya. Keren,"

Baejin gak tau aja, ada yang ngeganjal di hati Chaewon saat Baejin bilang "keren tau kalau mereka balikan lagi".

14 Maret 2019

Lebih seringlah nge-vote wahai makhluk hidup!!!

day and night | chaelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang