-O4-

1.9K 245 8
                                    

Chaewon meletakkan tasnya di atas meja, menengok ke arah pojokan kelas, disana hanya ada Baejin sedang mengutak-atik handphone nya.

Setelah kejadian 'felix bobol jendelanya' Chaewon turut prihatin dengan keadaan keluarga Felix.

Dan karena kepikiran Felix yang lagi alpa, Chaewon gak fokus menangkap materi.
















"Bae Jinyoung!" Teriak Chaewon di koridor. Baejin menghentikan langkahnya dan membalikkan badannya, menghadap Chaewon. "Kok gak sama-sama Felix? Tumben sendiri? Ngejomblo?" Ejek Chaewon, sebenarnya ini hanya basa-basi, ia ingin tahu dimana Felix, kalau bunuh diri dan berabe urusannya.

"Kangen ya lo sama Felix?" Muka tengilnya keluar, sambil nunjuk-nunjuk hidung Chaewon pake jari telunjuknya.

"Kangen? Gue sebagai ketua kelas harus tahu siapapun yang gak masuk. Dimarahin Bu Kahi nanti guenya. Dimana Felix?" Tanya Chaewon akhirnya, alasan sih. Tapi dia gak bohong, beneran dimarahin Bu Kahi kalau ada yang alpa.

"Dia gak bilang apa-apa ke gue. Ga tahu jadinya," sahut Baejin, "ini guenya juga mau ke rumahnya. Nebeng ga?"

Chaewon mengangguk, "boleh deh."

***

"Rumah Felix? Kok rame?" bisik Chaewon, Baejin mengedikkan bahunya, tanda tidak tahu.

Chaewon ingin masuk, tapi seseorang lelaki berseragam mencegahnya, "adek siapa ya? Ngapain kesini?" tanya seseorang itu, "kami temennya anak pemilik rumah ini. Kenapa ya rame?" Chaewon menjawab sekaligus bertanya. "Gini, bapak yang punya rumah ini kemarin keluar dari rumah sakit, lalu membunuh istrinya sendiri. Kami sedang menangani urusan ini,"

"Benarkah? Jadi, dimana bapak yang punya rumah?" Ini Baejin yang nanya, gak tahu kalau masalah Felix berujung seorang nyawa terenggut. Chaewon juga ikut terkejut apa yang dikatakan petugas tersebut.

"Sepertinya dia kabur, dan kami tidak bisa membiarkan orang lain masuk."

"Nuna!!" Tiba-tiba Baejin teriak, melambaikan tangannya. Seorang perempuan bertubuh langsing dan tinggi keluar dari rumah tersebut sambil menangis, "Bae Jinyoung."

"Nuna, kenapa bisa kayak gini?" Tanya Baejin, "entah. Aku masih pusing dengan semua ini. Kau lihat Felix?"

"Felix? Dia tidak masuk sekolah. Aku tidak tahu apa yang terjadi, nuna." sahut Baejin, "dia izin ke sekolah tadi, tapi kenapa tidak ada."

"Aku akan menelponnya, nuna. Tenang saja," Baejin mengeluarkan handphone nya, menelpon Felix.

"Halo, perkenalkan, aku Chaewon. Kim Chaewon, teman Felix dan Baejin. Eonni?"

"Aku kakak perempuannya Felix. Yeri. Salam kenal, Chaewon." ucap Yeri menjulurkan tangannya, diterima Chaewon.

"Nuna, dia tidak menjawab. Kita harus bagaimana?"

Yeri memijat pelipisnya, "Aku tidak bisa berpikir sekarang," jawab Yeri.

"Kalau kalian ketemu dengannya, hubungi aku. Mari bertukar nomor ponsel." Yeri menyerahkan handphone nya ke Chaewon begitupula dengan Chaewon.

"Hubungi aku jika ada kabar dari anak itu. Aku akan mengurus ini semua." Yeri menunduk lalu pergi dari hadapan mereka berdua.

"Gue antar lo pulang, cepet naik." Perintah Baejin, "gue ikut cari Felix." Tolak Chaewon.

"Gak baik perempuan keluyuran jam segini. Naik ke motor gue atau naik angkot?"

Chaewon terpaksa naik ke jok belakang Baejin, "line gue. Kirimin kontak Felix." Ujar Chaewon keras, agar Baejin bisa denger. "Iya, lampir." Sahutnya.













23 Desember 2018

day and night | chaelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang