-23-

1K 144 1
                                    

Cairan infus setetes-tetes masuk ke tubuh Chaewon melalui selang infus yang sudah tertancap pada punggung tangannya.

Hari ini banyak keluarganya yang datang menjenguk, memberikan semangat sembuh, sebenarnya penyakit yang dia derita sekarang gak berat-berat sekali, cuma bisa membuat orang yang di deritanya meninggal.

"Kenapa gue harus kena DBD saat ulangan nasional, ya Tuhan?" Chaewon menggerutu. Kalau besok Chaewon tidak keluar rumah sakit juga, terpaksa hari-hari berikutnya dia harus mengikuti ulangan susulan, pastinya di ruangan kepala sekolah.

Enak sih, dingin, ayem, tapi kan- ... Bukan masalah contekkan, lagipula otak Chaewon itu termasuk otak yang encer.

"Gak masuk dua hari ternyata tidur disini?"

Dari tadi Chaewon berharapnya Felix yang datang, kalau Felix datang kan berarti rencana jauh-jauhannya gak jadi. Tapi yang datang sekarang cuma perjuangannya si Felix.

"Lo kata enak tidur disini?" semprot Chaewon, memasang wajah paling menyebalkan. "Mau aja tuh nyamuk ngambil darah lo. Kasiaaan yang harus nginep disini seminggu lebih. Dinikmati aja liburannya, ya. Gue cuma mau bilang sabar-sabarin hati pas ulangan nasional." saran Baejin.

"Susah banget ya?"

"Enggak kok, mudah sampe gue mau makan tuh seluruh kertas." jawab Baejin, ditekankan disetip kata.

Chaewon meringis, menurut penyelidikan matanya, wajah Baejin yang kusut, bawah matanya yang terlihat hitam, dan perkataannya yang ingin makan seluruh kertas ulangan, tes nasional yang selalu ditunggu setiap tahun itu memang susah.

"By the way ... Felix gak bisa jenguk lo. Dia ada urusan." Baejin menarik kursi yang disediakan, menaruhnya di samping ranjang rumah sakit, mendudukinya. "Kenapa sih? Berantem ya? Apa gimana?"

"Eh, e-enggak kok. Siapa juga yang berantem, hehe..." Jawab Chaewon, memang bukan berantem, tapi disuruh menjauh. Bukan berantem kan itu?

"Tadi pas bilang lo DBD, dia kaget, wajahnya langsung kayak biasa dan dia bilang gak bisa jenguk, ada urusan. Kalau bukan berantem, apa lagi?"

"Aneh tau sahabat lo tuh. Nih denger ya, princess mau cerita."

"Idih, jijik." Baejin bergidik, wajahnya memang tersirat kejijikan.

"Lebay ah. Gini, Felix bilang gue disuruh jauhin dia kalau gue mau hidup gue tenang, damai. Katanya kalau sama dia, gue-nya ikut terjerumus ke masalahnya terus. Padahal sih seru ya, gue baru pertama kali ngeliat baku tembak yang persis gue tonton di bioskop. Gue gak nyesal ikut dia kayak gitu." Chaewon cerita.

"Heem ... Pantas aja dia nyuruh lo ngejauh. Menurut lo, itu seru kan? Gak nyesel ikut dia baku tembak kayak gitu. Tapi itu bahaya, Won. Pantes aja Felix nyuruh lo ngejauh sebelum terlambat. Yang gue tau sih, masalah keluarga Felix belum kelar. Jadi untuk yang udah terseret, harus di habisin sama ayah Felix."

"Tapi kita bisa selesaikan sama-sama kan? Kalau diselesaikan bareng-bareng, pasti cepat juga selesainya."

"Denger ya, Won. Ini bukan tugas kelompok. Ini masalah Felix yang dia rasa harus diselesaikan antara Felix-Ayahnya. Dia gak mau orang lain mencampuri urusannya, sehingga membuat orang itu dalam bahaya. Termasuk orang yang dia sayang, lo."

"Orang yang dia sayang? Gue? Waras kan lo masih?" Tanya Chaewon, tidak percaya, gadis itu menyedot susu UHT yang dibawakan Baejin.

"Otak lo tu coba di encerin dikit aja, apa di pekain gitu, biar gak gagu. Kalau lo gini ngeselin tau gak?"

"Otak gue encer, woy! Lo mempertanyakan sesuatu yang sudah jelas."

"Itu artinya Felix peduli sama lo, dia gak mau lo dalam masalah." Akhirnya Baejin menyimpulkan semua yang dia jelaskan kepada Chaewon, dan itu sia-sia.

Chaewon menumpu kepalanya di meja-ada meja di atas ranjang rumah sakit-.

"Lama-lama penjelasan lo itu kayak drama, Jin. Belajar dari mana?" Tanya Chaewon, memasang wajah polos.

"Astaga, Kim Chaewon. Pantes aja Felix nyuruh lo ngejauh. Mungkin dia frustasi akan obrolan kalian yang basi." pekik Baejin, menggerutu.

"Enggak gitulah. Aneh banget," kilah Chaewon, lalu gadis itu bersungut-sungut.

"Btw, Bae Jinyoung. Bukannya ayah Felix udah dipidana ya?"

2 April 2019

Malem-malem ...

day and night | chaelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang