-15-

1.1K 151 1
                                    

"Won," siku Chaewon di senggol seseorang, siapa lagi pelakunya kalau bukan Felix? Hanya dia yang berani kepada ketua kelas galak macam dirinya.

"Apa? Cepet ngomong!"

"Tau acara yang di siarkan setiap Rabu di kelas kita kan?"

"Ah ... iya tau, tapi lupa namanya. Kenapa?"

"Masa nama kita ada disana, Won. Kaget gue pas nonton."

"Lha? Gimana? Gak nonton gue. Ceritain."

"Kan waktu itu gue nonton siarannya di kantin. Beritanya gini, 'berita hangat untuk siswa dan siswi kali ini! Coba perhatikan wajah ketua kelas Kim Chaewon dan Lee Felix, wajah mereka mirip, lho!' terus ada foto kita gitu, memang mirip sih. Dia bilang lagi, 'kita akan berusaha undang mereka di segmen selanjutnya. Tunggu saja ya!'. Kita masuk tv," jawab Felix antusias. Chaewon sedikit cengo, siaran itu sungguh tidak bermanfaat. Membicarakan kemiripan dirinya dengan Felix itu tidak bermutu. Kenapa harus di tayangkan.

"Gak malu apa masuk tv?" tanya Chaewon, sedikit berbisik.

"Enggak. Seneng malah."

"Yaudah sih,"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Baejin
Won, gue ada di dpn rumah. Keluar.

Chaewon mengambil sweater pink, untuk menutupi piama yang dipakainya sekarang. Chaewon membawa hp berlari menuju pintu rumah.

"Jin, ngapain kesini?" tanya Chaewon, Baejin menggaruk kepalanya pelan, "awas kutu jatoh."

"Gue gak punya kutu ya. Cuma ngajak jalan aja, mau gak?"

"Enggak. Gak punya duit."

"Kuy, gue traktir."

Chaewon langsung mengunci pintunya, memakai sendal dan berjalan keliling komplek.

"Kenapa? Bosen?"

Baejin menggeleng, "sepupu lu polos, susah ngedeketinnya."

"Emang polos dia, jadi jaga dia tetep suci. Awas aja kalo gue ketemuan sama dia dalam keadaan gak suci lagi."

"Jadi gimana ngedeketin cewek polos? Gak berpengalaman."

"Gak usah diajak pacaran, temenan aja. Gue restuin kok."

"Gak seru ah,"

.
.
.

"Beliin gue seblak ya," pinta Chaewon saat melihat ada tukang seblak di ujung komplek. "Ayo aja!"

***

"Kang, seblaknya dua ya, pedes."

"Sip, neng."




"Felix bukan sih?" tanya Baejin, menunjuk seseorang yang sedang membelakangi mereka. Chaewon menatap sebentar punggung tersebut, "eh iya, bener. Makan sama ceweknya dia tuh." jawab Chaewon.

"Felix punya cewek?"

"Ga tau juga sih. Kayaknya dia lagi kasmaran."

"Sama siapa?"

"Gak boleh!"

"Gue temennya."

"Baikan aja ya, gak usah berantem coba."

"Siapa yang berantem?" Baejin malah sewot, "lha situ berantem sama Felix. Gue disini kayak perempuan yang polos dan imut, tidak tahu apa-apa." sahut Chaewon, sambil memegang kedua pipinya, mengedipkan matanya beberapa kali.

"Lo pikir kayak gitu imut?"

Chaewon duduk tegak kembali, "gue kan emang imut."

"Ngaca lagi ya. Gagal imutnya,"

"Baejin sialan!"



















"Chaewon?" Felix baru menyadari Chaewon ada satu warung dengannya saat gadis itu disuruh bayar oleh Baejin, tenang aja, sesuai janji, pake uang Baejin.

"Hehe, hai Felix." Chaewon lambai-lambai ga jelas sambil senyum kayak orang bego.

"Sama siapa kesini?"

"Baejin. Tuh! Balikan sana, kayak tahan aja dieman berhari-hari." jawab Chaewon, menunjuk Baejin yang minum es teh dua gelas gara-gara kepedasan. "Siapa yang berantem?"

"Situ sama Baejin diem-diem kayak pacaran lagi berantem aja."

"CEPET ELAH, WON!" Baejin teriak, sambil ngipas-ngipasin mukanya yang keringetan.

"Bentar, kutu!. Makasih ya, kang atas potongan harganya. Lain kali Chaewon ke sini lagi. Dah, kang."

Akang seblak ngangguk-ngangguk, "Lix, duluan ya gue, selamat pacaran ..." Chaewon narik Baejin keluar warung, mereka berlari berdua.

Pacar?

Felix menatap perempuan di depannya, "Tante ... Muka Tante di mudain dikit ya, doi Felix udah salah paham."












day and night | chaelixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang