Chaewon POV end
Felix POVAku sempat melihat Chaewon keluar dari kamar, sendiri, membawa pistol. Ah, kerja bagus. Mungkin ada yang tertinggal. Dia bisa berjaga-jaga dengan pistol tersebut.
Ayah, ah bukan. Seseorang yang dulu kupanggil ayah sekarang menjadi penjahat itu mendekat, mengangkat daguku menggunakan senapan panjangnya. Aku yakin, dia tidak mungkin membunuhku sekarang, dia tidak tahu dimana ibu. Juga Chaewon, Chaewon tidak boleh terlibat jauh dalam hal ini.
"Serahkan ibumu."
"Maaf, anda siapa menyuruh saya? Ibu saya tidak pernah mengenal anda."
"Anak kurang ajar." Pipiku perih, dia barusan menamparku, tidak sakit, hanya panas saja. Ibu pasti lebih sakit dari ini. Jika dia bukan ayahku, akan kutembak dia sekarang juga.
Pistolku masih di tangan kananku. "Jangan menyentuh saya dengan tangan anda." Ujarku pelan, namun tegas. Dia berdecih, "siapa kamu hah?. Kelas berapa kamu hah? Udah ngelawan orang tua?"
"Siapa saya tidak penting. Yang dipertanyakan sekarang siapa yang salah dan ... Brengsek disini. Siapa itu? Anda. Siapa yang tega menyakiti istrinya sendiri? Apa namanya kalau bukan brengsek? Aha ... Bajingan juga terdengar bagus."
Sekarang sudah kupastikan, sudut bibirku pasti berdarah. "Ck! Tau apa kamu tentang kami?"
"Kami? Bukankah Anda sudah meninggalkannya?"
Suruhan penjahat ini menodongkan senjatanya ke kepalaku, tapi ditahannya, "jangan dulu. Kita tidak tahu dimana ibunya." Cegah penjahat.
"Jika aku katakan dimana ibu, apa kau ingin melepas Yeri nuna?" tanya Felix. Penjahat mengangguk-angguk. "Tergantung. Kalau saya sudah menemukan wujud ibumu, saya lepaskan Yeri. Saya antar di rumahmu yang ada di Seoul."
"Bullshit!"
"Kau tidak tahu apapun anak kecil."
"Mungkin saya tidak tahu. Tapi saya tidak bodoh, tuan ... Ah, bahkan saya lupa nama anda."
"Katakan saja ibumu dimana. Saya akan melepaskan kakakmu yang tidak berguna itu. Untuk apa saya menahannya lebih lama? Buang-buang waktu."
"Busan. Gedung 9." Sahutku, menatap tajam mata si penjahat. "Busan? Ck ... Awas saja kamu berbohong!" Dia pergi. Bersama seluruh pengawalnya.
Tidak, satu orang masih disini. Apa mau penjahat itu ya Tuhan? Tidak membiarkanku kabur.
"Lee Felix!"
Mampus, suara ibu negara. Dia masuk dengan santai, meneriaki namaku. Dia terdiam, saat seorang suruhan penjahat mengarahkan senapannya ke kepala Chaewon. Gadis itu langsung pucat, mengangkat tangannya.
Dor! Dor!
"Kenapa kau kesini, bodoh?" tanyaku, Chaewon langsung terduduk. Mungkin dia sedikit syok lagi setelah melihat dengan matanya sendiri aku menembak suruhan penjahat, dua kali, di kaki dan dadanya. Lagipula ini demi keselamatan dia juga kan? Apa dia ingin mengakhiri jabatan ketua kelas sebelum waktunya?
"Kau yang menyuruhku, bodoh!" Sahutnya keras, tapi tidak membuatku takut sama sekali. "Ayo pulang." Aku berjalan di hadapannya. Masuk ke mobil, "tiarap saja, suruhan ayah gak boleh ada yang tahu wajah lo."
Akhirnya dia tiarap di kursi penumpang depan.
"Ibu gimana? Baik-baik aja gak?" Tanyaku, masih menyetir. "Dia baik-baik aja. Tante lo yang namanya Alice, kenal?"
"Alice? Alice Park?"
"Lha? Kemarin dia bilang namanya Alice Kim. Sekarang Park, dimana yang bener?"
"Namanya lahirnya emang Alice Kim. Tapi setelah dia nikah, jadi Park marganya. Kenal lah. Tante gue." Jawabku, menatapnya sebentar.
"Oh gitu. Baik ya dia,"
"Hooh."
31 Desember 2018
31 ya sekarang?
KAMU SEDANG MEMBACA
day and night | chaelix
Fanfiction✧lee felix from stray kids • kim chaewon from izone's✧ [revisi] ┏ ┓ completed └ ┘ ❝the day seems far away but i continue to like you i may be a bit clumsy but for you, i'll never step back.❞ 2018☽ ┊ ©aphrobelle