:: LAST CRY ::

13.6K 961 44
                                    

Hari-hari berikutnya, Wira tiap malam selalu mampir ke rumah Kinanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari-hari berikutnya, Wira tiap malam selalu mampir ke rumah Kinanti. Dia ingin memastikan bahwa Kinanti baik-baik saja. Ada saja yang dibawa Wira, semuanya makanan favorit Kinanti, termasuk hari ini Wira bawa Roti Bakar Kote yang terkenal di Bandung.

“Elo tuh lama-lama bisa jadi driver Go-Food, deh.” Ujar Kinanti, sambil tangannya mengambil roti bakar keju yang masih hangat, lalu memakannya.

“Hahaha, kalau besok lo mau apa?” Wira tertawa.

“Hmmm, bubur aja deh, hahahaha.” Kinanti ikutan tertawa, mulutnya jadi belepotan oleh keju.

“Boleh, bubur Otong, ya?” Wira menyebut kedai bubur yang berada di daerah jalan Sudirman, favoritnya Kinanti juga.

“Eh tapi, gue pengen makan disana.”

“Oke, besok gue jemput lo.”

Kinanti tersenyum.

Beruntungnya dia, disaat hatinya sedang terluka, ada banyak orang yang peduli kepadanya. Ghea dan teman-temannya di Sugar pun bergantian datang ke rumahnya, sekadar say hello atau ‘Cuma kebetulan lewat’ jadi mampir ke rumahnya.

Tak lama, ibunya Kinanti keluar sambil membawakan secangkir kopi untuk Wira.

“Ini, diminum dulu kopinya. Tadi siang ibu sama Kinanti abis jalan-jalan ke Banceuy, terus mampir beli kopi aroma.”

“Wah, terimakasih banyak, bu. Ini kopi juara banget enaknya...” Wira lalu meminum kopinya.

“Wir, ditambah roti bakar ini makin enak loh...” Ujar Kinanti sambil menyodorkan roti bakarnya.

Wira menggeleng, bukan karena gak suka roti bakarnya tapi dia gak suka keju.

“Sedikit ajalah Wir, makan keju biar jago bahasa inggrisnya.” Kinanti mulai iseng. Ibunya tertawa, senang melihat Kinanti sudah kembali seperti biasanya.

“Dari pada maksa Wira makan keju, mending bikinin dia mie goreng aja, Nan.” Saran Ibunya Kinanti, bikin Wira senang.

“Nah, bener kata ibu, sana bikinin gue mie goreng. Jadi cewe itu harus bisa masak, ya, bu?”

Kinanti memanyunkan bibirnya.

“Bilang kalau lo laper, ga usah dikodein ibu dulu...” Lalu dia beranjak menuju dalam rumah, meninggalkan Wira dan Ibunya.

Sepeninggal Kinanti, ibu cerita tentang keseharian Kinanti setelah pasca patah hati.

“Alhamdulillah, sekarang proses penyembuhannya lebih cepat. Kinanti udah gak sesedih dulu, walaupun kadang suka terlihat melamun, tapi langsung bisa dialihkan perhatiannya.”

“Syukur, Bu. Mungkin karena Kinanti sekarang sudah ikhlas, dia sudah menerima keadaannya. Dan Arka pun gak akan mungkin mencoba menghubungi Kinanti lagi.”

“Kemarin Kinanti beberes barang-barangnya, isinya pakaian dan sepatu dia yg pernah dipakai waktu jalan sama Arka, sampai boneka dan barang lainnya pemberian Arka pun masuk kardus semua. ibu tanya mau dibawa kemana barangnya, dia jawab mau dibakar aja. Tapi ibu saranin buat dikasihin aja ke panti asuhan, lebih bermanfaat.”

YOU DESERVE BETTER (✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang