Kinanti sudah menjalani aktivitasnya seperti biasa, dia kembali meeting dengan klien dan juga ketemu vendor. Wira yang masih menemani Kinanti ikut senang dengan perubahan itu, tapi bukan berarti Wira bisa melepas Kinanti begitu saja, karena kurang dari sebulan acara pernikahan Arka dan Putri akan berlangsung.“Nan, ini schedule acara kita sebulan kedepan ya, lengkapnya gue kirim via email.” Ujar Ghea ketika mereka sedang weekly meeting di kantor Sugar, di layar ada time schedule selama sebulan, full agenda pada weekend yang cukup padat.
Hari itu ada Ghea, Haikal, Ardi, Audi, Amanda, dan dua anak magang, Feliza juga Ramzi ikutan meeting.
Kinanti segera membuka ipad-nya dan mengecek email yang dikirim Ghea.
“Oke, kita bisa atur PIC acara dari sekarang ya, Ghea handle klien Anggun dan Raya, Audi handle klien Astri, Amanda handle klien Kiki, Ardi handle klien Maya, Haikal handle klien Opi, dan gue handle klien Fani dan Putri. Eh, Putri?” Jantung Kinanti kembali mencelos begitu menyebut nama Putri. Ghea dan Haikal saling pandang.
“Gue aja yang handle Putri, Nan.” Ujar Ghea cepat, dia melihat raut muka Kinanti mulai berubah sendu.
“hm, Okay. Gue handle Anggun, dan elo yang handle Putri.”
Kinanti kembali memimpin meeting, walaupun dalam hatinya mulai gak karuan karena ada nama klien yang enggan Kinanti sebut namanya.
Bukan apa-apa, Kinanti harus bersikap profesional tanpa harus mengenyampingkan perasaannya. Jadi, lebih baik dia menjaga perasaan dari pada harus menahan perasaan, right?
*
Jam 8 malam, Wira datang dengan membawa dua kotak Pizza dan makanan ringan lainnya. Kebetulan di kantor masih ramai oleh semua anak-anak Sugar, mereka masih sibuk dengan aktifitasnya masing-masing.
“Thank you ya, Wir, elo tau aja kalau kita-kita disini butuh asupan nutrisi.” Ujar Haikal sambil mencomot sepotong pizza.
“Iya, gue bosen kalau malam cemilannya Cuma gorengan depan pos satpam mulu, ga bergizi.” Timpal Ardi, dia pun ikut mengambil sepotong pizza dihadapannya.
“Ga bergizi tapi beli tiap hari...” Cibir Ghea, lalu dia duduk di samping Wira, dan menunjukan handphonenya, “Liat, bagus ga menurut lo?”
Wira melihat ke arah handphonenya Ghea, lalu mengangguk-angguk, “Bagus, lo mau beli itu?”
“Iya, ini limited edition banget di Indonesia, store terdekatnya ada di Singapura.” Jawab Ghea, sambil tangannya masih men-scroll layar handphone.
Kinanti yang melihat adegan itu merasa kaget, soalnya gak biasanya Ghea meminta saran dari Wira untuk hal-hal kecil seperti itu.
“Lo mau ke Singapura?” Tanya Wira, sambil tangannya ikut nunjuk-nunjuk ke arah layar handphone. Ghea menggeleng.
“Ngga lah, paling gue nitip aja sama temen yang kerja disana.”
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU DESERVE BETTER (✔️)
RomanceApa jadinya kalau klien kita adalah seseorang di masa lalu yang bikin kita 'gagal move-on'? Coba tanya Kinanti. Gimana rasanya mengurus segala persiapan pernikahan sang 'mantan tunangan'? Dia tiba-tiba datang, membuka pintu hati Kinanti yang masih b...