Arka Nayaka, lelaki berusia 29 tahun itu adalah kakak kelas Kinanti semasa kuliah, mereka pertama kenal pada saat acara Ospek kampusnya. Arka yang kala itu menjadi panitia Ospek sebagai ketua tim Disiplin alias tim marah-marah nan galak, menghampiri Kinanti yang sedang duduk di bangku taman kampus sepulang Ospek. Dia merasa bersalah karena sudah memarahi Kinanti tanpa alasan pada saat acara pagi di aula. Padahal sampai acara ospek selesai, antara panitia dan junior dilarang bertegur sapa apalagi mengobrol. Tapi ini lain cerita...
“Kinanti,” panggil Arka. Dia berdiri tepat di depan Kinanti.
Kinanti mendongakkan kepalanya, melihat siapa yang memanggil namanya.
“Eh, iya, kak.” Jawab Kinanti, lalu menundukan kepalanya lagi. Dia masih takut dengan kejadian tadi pagi. Baru kali ini dia dipermalukan di depan umum oleh orang yang gak dia kenal.
“Saya mau minta maaf.” Ujar Arka, dia masih berdiri.
Kinanti hanya diam. Tangannya memegang erat buku catatan Ospeknya.
Arka lalu duduk di samping Kinanti.
“Saya minta maaf atas kejadian tadi pagi. Sungguh, itu salah saya dan team, saya salah orang. Bukan kamu yang harusnya saya hukum.”Kinanti masih diam. Tidak bergerak sama sekali.
Arka pun menarik nafas. Sudah dia duga bakal seperti itu. Kinanti anak yang ceria, supel dan ramah pada siapa saja, namun tidak pada Arka.
Handphonenya Kinanti berbunyi tanda sms masuk. Kinanti melihat sekilas isi smsnya, tak lama dia berdiri dari duduknya.
“Permisi, Kak, saya harus pergi.”
Lalu Kinanti meninggalkan Arka yang masih berharap akan maaf darinya.
Arka pun berbalik arah, kembali menuju ruang panitia. Namun di arah sebaliknya, langkah Kinanti terhenti, dan berbalik melihat punggung seniornya itu.*
Setahun kemudian, Arka dan Kinanti dipertemukan dalam sebuah event kampus. Dimana Arka sebagai ketua dan Kinanti sebagai tim media partner-nya. Mereka sudah berdamai, walaupun masih terlihat ada kecanggungan dari Kinanti, namun Arka merasa lega, setahun dia mengejar-ngejar Kinanti untuk meminta maaf akhirnya diterima juga permintaan maafnya.
Selesai event tersebut, membuat Arka dan Kinanti semakin dekat. Malah mereka berencana akan membuat proyek bersama yaitu Wedding Planner. Sampai-sampai teman-teman di kampusnya bilang bahwa mereka bukan hanya partner di Wedding Planner tapi juga partner di wedding stage.
Iya, Kinanti sudah tahu bahwa Arka selama ini bukan hanya sebagai teman biasa, dia juga menyadari bahwa Arka punya perasaan spesial terhadap Kinanti. Wajahnya yang tampan, pintar, juga sopan membuat banyak perempuan naksir Arka.
Kinanti menyadari bahwa Arka itu ganteng, iya, dengan wajahnya yang laki banget ditambah jambang tipis serta perpaduan hidung mancung turunan Arab serta tatapan mata yang tajam, membuat Arka itu sempurna sebagai pria. Tapi entah mengapa Kinanti belum siap membuka hatinya untuk Arka.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU DESERVE BETTER (✔️)
RomantikApa jadinya kalau klien kita adalah seseorang di masa lalu yang bikin kita 'gagal move-on'? Coba tanya Kinanti. Gimana rasanya mengurus segala persiapan pernikahan sang 'mantan tunangan'? Dia tiba-tiba datang, membuka pintu hati Kinanti yang masih b...