:: YOU DESERVE BETTER ::

14.9K 1K 33
                                    

“Oke, ya, semua stand by

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Oke, ya, semua stand by. Calon pengantin pria sudah berada di parkiran menuju ke masjid.” Suara Haikal terdengar jelas di earphone yang tersambung dengan handy talky.

Ghea yang berada di masjid, sudah menyiapkan segala perlengkapan menjelang ijab kabul.
Femmi yang menjadi PIC calon mempelai wanita terus mendampingi Putri yang sudah berada di ruang tunggu masjid.
Audi dan Amanda sudah berada di gedung yang bersebelahan lokasinya dengan masjid, memastikan catering dan tim entertain sudah siap di tempat.

Dan Kinanti, dia masih berada di dalam mobil, ditemani oleh Wira. Wira hanya ingin memastikan bahwa Kinanti baik-baik saja, setelah sebelumnya mereka berdebat karena Wira tidak mengizinkan Kinanti untuk ikut menghandle acara kali ini.

“CPP sudah ada di masjid, CPW stand by.” Perintah Haikal.

Wira melirik Kinanti setelah mendengar suara Haikal di earphonenya.

Kinanti menarik nafas panjang. Dia juga ikut memakai earphone yang tersambung dengan HT seluruh team hari itu.

Dia melihat Arka sedang dalam prosesi pengalungan bunga melati oleh ibunya Putri dan prosesi mapag penganten berdasarkan adat sunda. Setelah itu, MC yang hari itu bertugas adalah Kang Rayi, mulai membuka acara dilanjutkan dengan sambutan singkat dari kedua belah pihak.

“CPW otw meja ijab kabul, ya. Kak Ghea bisa tolong beri jalan untuk CPW?” Tanya Femmie, di ujung sana terlihat Putri yang sudah cantik dengan riasan khas pengantin Sunda menggunakan kebaya berwarna putih dan siger perak di kepalanya, berjalan menuju meja ijab kabul, tempat Arka menunggunya.

Kini, Putri sudah berada di samping Arka. Di depannya sudah ada penghulu dari KUA kota Bandung, juga ayah dari Putri sebagai wali nikah, dan kerabat Arka dan Putri di kanan dan kiri sebagai saksi pernikahan.

Muka Putri tampak sumringah, rona bahagianya gak bisa disembunyikan lagi. Hm, Arka? Mungkin tegang karena akan menghadapi prosesi ijab kabul.

Ketika penghulu sedang membacakan khutbah nikah sebelum akad, Kinanti memutuskan untuk keluar dari mobil, diikuti oleh Wira, menuju ke masjid lokasi ijab kabul.

“Nan?” Tanya Wira, dia mengusap lembut bahu sebelah kanan Kinanti.
Kinanti pun melirik ke arah Wira, lalu tersenyum.

Lalu mereka berdua berdiri tepat di belakang rombongan keluarga dan tamu yang sedang menyaksikan moment sakral tersebut.

Ghea yang melihat kedatangan Kinanti dan Wira hanya tersenyum simpul, dia tahu sekeras kepala apa Kinanti jika sudah ada maunya, ga akan ada yang bisa larang.

“Baik, kita mulai prosesi ijab kabulnya. Kang Arka, silakan jabat tangan bapak Irawan selaku wali dari Teh Putri, dan ikuti perkataannya beliau, ya...” Ujar bapak Penghulu memberikan pengarahan sebelum mulai ijab kabul.

Arka pun mengangguk, dia lalu menjabat tangan ayahnya Putri.

“Ananda Arka Nayaka, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan anak perempuanku, Putri Aninda Irawan dengan logam mulia seberat 25 gram, dibayar tunai.”

YOU DESERVE BETTER (✔️) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang