Seminggu menjelang hari H, Ghea sudah mengajukan izin untuk libur dari segala kegiatan di Sugar. Alhasil, semua kerjaan yang dihandle Ghea dilimpahkan ke Kinanti. Ya, gak apa-apa sih, namanya mau nikahan walaupun sudah ada yang bantu handle pasti urusannya lebih banyak lagi.
Menggunakan jasa Wedding Planner hanya membantu untuk urusan mencari vendor dekorasi, catering, entertainment, photographer, lokasi acara dan menyusun rundown acara. Sedangkan untuk urusan yang paling ribet, yaitu koordinasi antar dua keluarga itu menjadi urusan calon mempelai. Apalagi keluarga Ghea termasuk keluarga besar, adik dan kakak dari orang tuanya tersebar dari ujung barat Indonesia sampai ujung timur Indonesia. Dan mulai hari ini keluarga besar Ghea sudah berkumpul di rumah Ghea yang terletak di daerah Antapani.
Kinanti ditemani Haikal dan Femmie sedang berada di taman belakang rumah Ghea, mereka sedang meeting tentang acara pengajian siraman nanti yang diadakan hari Jumat.
“Jadi nanti siraman lokasinya disini aja ya, Ghe. Kita tambahkan panggung kecil dan tenda juga biar ga terlalu panas.” Kinanti menunjuk pada sebelah timur taman dekat dengan kolam ikan koleksi ayahnya Ghea.
“Oke, biar nanti pakai kursi juga ya diluar sini, soalnya habis pengajian kan ibu-ibu pengajian mereka makan prasmanan disini juga.” Ghea menambahkan.
Duh, kalau lihat Ghea hari itu rasanya gak percaya deh kalau dia yang bakalan jadi calon mempelai pengantinnya. Gayanya masih pakai celana flanel yang Kinanti tahu itu celana buat tidur, dan kaos oblong entah warna abu atau dulunya hitam. Padahal sekarang sudah menunjukkan pukul 11 siang.
“Lo udah test food, kan, Ghe?” Tanya Kinanti lagi, sesekali dia menceklis beberapa catatan di agendanya.
“Udah, untuk pengajian juga nanti pakai catering yang sama kok.”
Kinanti mengangguk. Lalu aktifitasnya terhenti karena ada ramai-ramai di ruang keluarga. Otomatis Kinanti, Haikal dan Femmie langsung menoleh ke TKP.
Dan Ghea dengan santainya hanya bilang, “sellow, guys. Keluarga gue baru pada datang dari Makassar. Heran deh, acara masih 5 harian lagi, tapi udah pada kesini aja.”
“elo tuh, ya!” Haikal mencubit lengan Ghea, “mereka happy kali liat salah satu keluarganya melepas masa lajang. Kan acara nikahan gini juga bisa mempererat tali silaturahmi keluarga. Mau keluarga deket atau jauh sekalipun mereka pasti menyempatkan diri buat datang.” Lanjut Haikal, lalu dia mengambil jus jeruk yang tersaji di depannya.
“Betul, Kak. Esensi dari nikahan itu ya mengumpulkan semua keluarga besar. Makanya kadang kan tamu gak banyak yang diundang, tapi keluarga dari atas sampai bawah semuanya datang. Malah ada beberapa klien kita yang lupa gitu ga ngitung banyaknya keluarga mereka, Cuma ngitung tamu undangan yang diundang, eeeh, jebol deh tamunya, makanan kurang, yang malu siapa? Kita!” Femmie menambahkan.
“Eh iya, ya? Duh, Nan, teleponin Teh Ajeng dong, bilang tambah porsi catering untuk siraman sama hari H. Bentar-bentar, gue hitung dulu jumlah keluarga besar gue...” Ghea lalu sibuk mencoret-coret kertas yang dipegangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU DESERVE BETTER (✔️)
RomanceApa jadinya kalau klien kita adalah seseorang di masa lalu yang bikin kita 'gagal move-on'? Coba tanya Kinanti. Gimana rasanya mengurus segala persiapan pernikahan sang 'mantan tunangan'? Dia tiba-tiba datang, membuka pintu hati Kinanti yang masih b...