Jantung Kinanti masih gak karuan, dadanya masih sering berdebar, di tambah bibirnya rasanya pengen senyum-senyum sendiri. Apalagi perjalanan dari Dago atas menuju rumahnya itu lumayan jauh dan beberapa kali Kinanti agak gak fokus menyetir, membuatnya berkali-kali mengucap istigfar.Dan akhirnya, setelah 30 menit menyetir dengan perasaan gak karuan, mereka tiba di rumah. Ibu langsung menemui ayah yang sedang berada di ruang kerjanya dengan muka bahagia.
pasti laporan soal tadi deh...
Sedangkan Kinanti langsung masuk kamar. Dia meletakan kunci mobil dan tas kecilnya di atas nakas samping tempat tidur. Lalu dia duduk di karpet di bawahnya. Sambil selonjoran, dia membuka handphone yang ternyata ada beberapa chat dari Wira.
Wira Adinaya: Hati-hati, Nan. Fokus ya nyetirnya..
Hm, ni anak tau aja tadi gue hampir nyerempet trotoar.
Wira Adinaya: Kabarin kalau udah sampai rumah ya...
Eh, biasanya juga ga ada kabar-kabaran begini...
Wira Adinaya: Gue mampir dulu ke sate padang depan kampus nih, bumil pesen sate. Jadi inget lo kalau malam-malam begadang pasti minta delivery sate ini.
Duh... Sate... Dia inget aja makanan favorit gue.
Wira Adinaya: Oke, gue otw rumah ya. Lo pasti udah sampai rumah kan?
Plis deh, Wir.. Sejak kapan lo jadi suka laporan anything ke gue?
Baru saja Kinanti mau membalas chat Wira, tiba-tiba muncul chatnya dari Wira lagi.
Wira Adinaya: Gue baru sampai rumah. Lo udah tidur?
Gimana mau tidur kalo ini hati masih dug dug ser parah?
Kinanti: Hai, tadi sampai 10 menit yang lalu kok. Ini masih selonjoran, mau ganti baju dulu terus istirahat.
Emang sih, dari bahasanya agak lebih canggung dari biasanya. Padahal udah sesantai mungkin, tapiii....
Wira Adinaya: Oke, gue juga mau bersih-bersih dulu ya. Kabarin gue kalau udah mau tidur.
Kinanti ga membalas chat terakhir dari Wira, hatinya masih gak karuan. Dia takut malah makin kelihatan salah tingkah di depan Wira. Dan di ujung sana, Wira malah asik senyum sendiri, sambil beberapa kali dia men-scroll riwayat chattingannya dengan Kinanti. Gara-gara Mama, niiih...
*
Keesokan harinya, jam 8 pagi Kinanti sudah bersiap untuk pergi ke kantor, dia baru saja keluar kamar lalu melihat ada sosok lelaki yang membuatnya gak bisa tidur semaleman gara-gara isi chat-nya yang terakhir.
“Izinkan gue selangkah lebih maju untuk lebih dari sekedar seorang sahabat, Nan.”
Dan Kinanti pun buru-buru balik masuk kamarnya, tapi sayang Ibunya udah keburu manggil.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU DESERVE BETTER (✔️)
RomanceApa jadinya kalau klien kita adalah seseorang di masa lalu yang bikin kita 'gagal move-on'? Coba tanya Kinanti. Gimana rasanya mengurus segala persiapan pernikahan sang 'mantan tunangan'? Dia tiba-tiba datang, membuka pintu hati Kinanti yang masih b...