Entah mengapa aku sangat membenci hidup ini, apa harus aku mencoba mengakhiri hidup ku lagi.
"kenapa kamu sampai berfikir ingin mengakhiri hidup mu? Sadarlah mati tuh tidak menyenangkan"
Ucap seseorang lelakiNamun aku tak aneh melihat wajahnya, aku tak mau berurusan dengan dirinya akupun mencoba berdiri dan meninggalkan ruangan itu.
"hei..untuk apa kamu pergi? Kamu kan benci keramaian, tenanglah aku tidak akan mengganggumu, aku juga sama seperti mu, jadi aku tahu perasaanmu"
Akupun mengabaikannya dan segera pergi dari hadapanya.
Sesampainya dirumah, aku tersadar jika buku harian ku tertinggal di ruangan itu segera aku pergi menuju kampus, aku takut jika ada orang membaca atau menemukanya.
Sesampainya disana aku segera membuka ruangan tersebut dan mencari buku itu."kamu mencari ini"
Seorang lelaki itu lagi sambil memegang buku ku.Akupun segera menghampirinya dan berusaha mengambilnya namun nihil dia terlalu tinggi.
"nekat sekali kamu mengambil buku disini, kamu tidak takut ini sudah jam 10 malam loh"
"kem..kembalikan buku itu!!"
"akhirnya kamu bisa berbicara juga ya hehe"
"aku tak ingin main-main denganmu jadi ku mohon kembalikan!!!"
"aku sudah membaca semuanya"
"hei.. Stop!!! Apa maumu? Kenapa kau menganggu ku?! Ku mohon kembalikan buku itu!!!!!"
"sadarlah.. Ini malam hari tidak baik kau berteriak bagimana jika pak satpam tau kau bisa mati nanti"
"apa maksud anda dengan membaca buku itu?! Apa anda ingin mempermalukan saya di hadapan mahasiswa kampus?!!!!!"
"baiklah, aku mengembalikanya, tapi dengan satu hal, kamu jangan berfikiran hal negatif tentang ku, percayalah aku orang baik"
Akupun segera mengambilnya dan pergi dari hadapanya..
Aku tak tahu siapa orang itu mengapa selalu ada di ruangan favoritku, pedahal tak ada mahasiswa yang berani masuk konon katanya banyak mahasiswa yang melihat penampakan aneh.
-------------------------------------------------------------
"mikha.. Bisa kan hari ini kita mengerjakan tugas?" ucap seorang rekanku
aku hanya terdiam dan mengeluarkan buku dan menyimpannya diatas meja dan pergi dari hadapanya
"heii mikhaa tolong dong lu tuhh bisa kerjasamanya dong" ucapnya berteriak namun ketika dia lihat ternyta tugas nya sudah selesai.
"eh lisaa liat sinii..kita gak usah ngerjain tugas si individualisme itu sudah mengerjakan semuanya"
Sore ini aku kembali ke ruangan itu sambil menonton film berusaha menghilangkan ke bosananku.
"ku pikir kamu tidak bisa tersenyum ya"
Aku melihat matanya dengan malas
"aku sering melihatmu disini dan aku belum sempat melihatmu tersenyum, nama mu mikha kan?"
"baiklah... Aku tau dirimu, pantas saja orang-orang menjauhimu"
"sudah puas?" ucapku malas
"baru saja tadi aku melihat mu tersenyum, lah sekarang"
"sekarang apa?!" ucapku sambil pergi dari hadapanya.
Ketika aku keluar aku melihat mading kampus dihiasi photo ku dan ternyata photo itu
"hei guys apa benar mama mikha jalan sama pak direktur campus"
"masa sih?"
"liat aja ini"
"wah siapa yang majang photo ini"
"beda banget ya sama anak nya"
"pantes aja anaknya gitu, kurang kasih sayang kali ya"
Ucap rekan-rekan kampusku yang sibuk membicarakanku, dan aku hanya mengabaikannya walau mereka tak henti membicarakan ku. Semua telah terpublikasikan di sosial media.
Tak aneh bagiku jika sifat ku seperti ini banyak luka yang aku rasakan setiap hari.
Tak dipungkiri dahulu aku pernah jadi wanita yang sama seperti mereka semua anak sekolah tau saat itu aku siswa ter bawel, ceria, periang suka sekali berinteraksi memenangkan lomba debat, tak pernah hidupku sendiri selalu ada sahabatku
Dina, dan lara yang menemaniku setiap saat namun persahabatan kami selesai ketika suatu masalah.Aku juga sesosok wanita yang pernah jatuh cinta namun sayang cinta ku kandas karena sahabatku sendiri yang menusuk ku dari belakang, Reza lelaki yang pernah menghiasi hatiku namun pergi karena dina yang merebutnya dariku dan lara pergi begitu saja entah dia lebih memilih dina atau aku yang jelas mereka meninggalkan ku setelah kejadian malam itu.
Lanjut terus yaa...
KAMU SEDANG MEMBACA
kesendirian (Ketika Cinta Beda Dunia)
УжасыSeorang wanita angkuh yang memiliki trouma terhadap masa lalunya dan dibesarkan oleh kedua orang tua yang saling egois lika-liku keluarga dan lingkungan yang membuat mikha semakin benci hidup ini.. Hanya ruangan belakang kampus favoritnya dengan Rio...