Siapa lelaki itu?

283 12 0
                                    

Sudah hampir 3 hari aku tidak bertemu dengan lelaki itu bahkan aku mulai ragu untuk masuk ke ruanganku, semenjak kejadian aku dan dirinya pergi bersama entah mengapa aku mencoba menghindar dari dirinya.

"mikha.. " seorang memanggilku namun plak.. 1 tamparan mengenai pipi ku, semua mahasiswa terfokus pada diriku.

"lu tuh yaaa jaga nyokap lu, pantesan ajaa lu orang nya kaya gini orang nyokap lu kerjaannya ganjenin suami orang, gara-gara nyokap lu bokap gua mau cerai!!! Keterlaluan yaa lu"

"sheila.. Jadi selama ini nyokap nya dia ganjen? Awalah gak nyangka guaa anaknya lugu, pendien eh nyokapnya gila abis"

"hahahhha pantes yaaa anak nya gak terdidik"

"anak nya aja gak punya etika"

"kalau gua sih meningan pindah kampus"

"gak tau diri lagi"

Banyak cibiran yang terlontar dari mulut mereka, mereka semua mengelilingiku dan mengatakan hal-hal yang negatif, telingaku sangat mendenging kesakitan, nafasku sesak tubuh ku lemas segera aku berjalan dengan cepat menghindari mereka semua, langkah kaki ku begitu berat dan lemas tubuhku dingin aku ketakutan segera aku membuka pintu ruanganku dan terjatuh namun dia segera menangkapku dan memeluk ku, namun diriku tetap kaku, lemas, sesak, telingaku mendengung keras

"mikha.. Mikhaa tenang ada aku disini"

Dan aku hanya membalasnya dengan tangisan, dia memengang tanganku dengan erat dan memelukku berusaha mempertahankan tubuhku agar tidak kedinginan dan mencoba bersikap bahwa dia akan melindungiku.

Tak lama dari itu dia memberi ku teh hangat dan selimut kecil bagiku

"tenangkan dirimu disini"
Aku tak membalasnya aku hanya menangis sambil menekuk lutut dan memegang gelas yang berisi teh hangat.

"kamu jangan merasa sendiri, ada aku disini, aku selalu berpihak padamu, aku selalu ada untukmu"

Aku melepaskan gelas itu dan segera memeluk nyaa sambil menangis.

"iya aku tau ini berat, tak mudah bagimu melalui masa sulit ini sendiri, dan ingat lah kejadian ini bukan kejadian yang memalukan percayalah jika hal ini terjadi lagi aku akan melindungimu agar orang tidak tahu kejadian yang kulihat tadi"

"apa penyakit ku memalukan?" Ucapku dengan pelan dan melepaskan pelukan

"tidak sama sekali mikha, itu suatu trouma bukan? Aku yakin kamu bisa sembuh, aku siap membantu mu"

-------------------------------------------------------------

aku tak mengerti mengapa trauma ku bisa kambuh aku hanya takut jika itu sering terjadi, rasanya aku ingin menghubungi tante Yesi untuk bertanya masalah trouma ku namun aku tak berani tante Yesi terlalu bawel pada ku, semalaman aku berusaha mencari trapi mandiri di internet untuk mengurangi trouma itu, namun anehnya pikiran ku selalu terngiang akan lelaki itu

"siapa ya nama lelaki itu? Kita sering bertemu tapi kenapa aku tak menanyakan namanya" ucapku

Hari ini aku kembali keruangan itu dan berjalan pelan berharap lelaki itu tidak ada, aku berjalan menelusuri setiap sudut ruangan namun dia tidak ada.

"mungkin dia sedang kuliah kali ya, eh tapi dia anak jurusan apa ya?" ucapku sambil pergi dari ruangan itu

Sesudah pelajaran selesai aku segera menuju mading untuk mengetahui jadwal dinas ku.

Setelah itu aku kembali keruangan favoritku untuk menenangkan pikiranku, bagiku beban berat harus berdinas di Rumah sakit dan bertemu dengan pasien-pasien.

Namun seseorang membangunkan ku dari lamunan

"bagaimana hari mu?"

Aku hanya menatapnya malas

"mikhaa coba deh kamu buat senyum, ramah dan berbicara, ku dengar kamu akan segera dinas di rumah sakit"

"sudah ku bilang aku membenci profesiku"

"kamu memang keras kepala ya,sepertinya otak mu banyak roh jahat" ucapnya sambil memegang kepala ku

"hei enak saja kamu ngomong!!"

"mikha lusa depan kamu akan sibuk kemungkinan kamu tidak akan datang kesini ya"

"bagiku tempat ini adalah diriku, selelah dan sesibuk apapun aku bakalan kesini"

"yasudah sebelum kamu sibuk gimana kalau kita beresin ruangan ini?"

"beresin?"

"banyak mikir kamu, ayo" sambil menariku. Dan kitapun mulai membereskan

"ohok ohok"
"batuk bu? Hahaha ini yng kamu bilang ruangan ini kaya kamu, berarti kotor dong Hahahaha"

"heiii enak aja kamu ngomong" ucapku mengejarnya sambil membwa sapu lidi untuk memukulnya

"heii... Mikhaa ampun-ampun, biar gak bosen dengerin lagu dong"

Aku pun memutar lagu

"kamu suka genre lagu klasik ternyata"

"jangan banyak bicara, ayoo beresinn" ucapku

Kami pun mebersihkannya dia memang jahil selalu sajaa mebuang sampah pada wajahku, keusilan nya benar-benar membuat diriku tah tahan jika tidak tertawa, jika bersamanya rasanya bebanku hilang begitu saja digantikan dengan kebahagian.

"terimakasih"

"hah? Gak salah bilang?"

Aku hanya tersenyum

"seriusan kamu senyum?"

"aku mohon jaga tempat ini jagan kamu rusakin atau acak-acakin yaa mungkin bakalan sulit buat aku kesini"

"akhirnya kamu bisa ngomong duluan panjang pula, bsk kita jalan ya, sebelum kamu sibuk"

"maksud kmu?"

"tenang kita kan teman"

"teman?"

"iyaa sekarang kamu punya teman, kamu bisa cerita apapun padaku, percayalah aku akan menjaga dengan rapat semuanya"

"aku.. Tak suka bertem.."

"syuttttt.. Sekarang aku temanmu!!! Aku akan merubah pribadimu"

kesendirian (Ketika Cinta Beda Dunia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang