Salah satu perawat menusukan jarum pada venaku, sejujurnya aku takut menerima kenyataan yang sebenarnya, aku mencoba menahan tangisanku dengan menghala nafas perlahan.
"dokter mikha saya salut pada anda, saya pikir anda orang egois tapi anda peduli pada pasien dan rela menaruhkan nyawa anda, sungguh anda memang cocok menjadi dokter"
Aku hanya terdiam otak ku kalut rasanya, aku pun keluar
Namun seseorang yang menggunakan jas putih itu menungguku
"mikha.. Hasilnya akan keluar bsk"
Aku hanya mengangguk sambil pergi dari hadapanya
"mikhaa.. Kamu memang layak jadi seorang dokter, bisakan setelah pulang dinas kita makan bersama?"
Aku hanya terdiam
"baiklah saya anggap kamu setuju, saya tunggu di basement ya" ucapnya pergi meninggalkan ku
Namun aku teringat akan sosok lelaki itu
"kemana ya dia? Astaga hingga saat ini aku lupa akan namanya"
*pesan masuk
" mikha.. Bisa kah kita bertemu?"
"iyaa"
"aku tunggu di depan rumah sakit"
Entah lah saat aku membaca pesanya ada sesuatu yang membuatku senang
Akupun segera bergegas untuk pulang dan bertemu dengan lelaki usil itu.Namun bunyi klakson mengarahkan ku
"mikha.. Ayo masuk" ucap dokter itu
Tak lama setelah dokter itu membujukku akhirnya aku masuk kedalam mobilnya
"mikha... Bagaimana sekarang perasaanmu?"
"baik"
"apa kamu sudah tau bsk kamu di panggil pihak rumah sakit?"
"untuk apa?"
"mungkin mereka akan memujimu"
Kamipun terdiam dan tak lama sampai di sebuah resto dan duduk serta memilih makanan
"mikha.. Kamu terlihat kuat"
Aku hanya terdiam
"aku tau perasaanmu sedang kalut tapi kamu terlihat kuat dan juga hebat, kupikir kamu akan pulang dan tidak menolong pasien itu namun, diluar dugaan jiwa penolong mu timbul, aku salut padamu"
Aku hanya mengabaikanya sebari menyantap makanan yang sudah datang
"kamu memang wanita yang susah untuk di taklukan ya"
Lagi-lagi aku mengabaikannya
Namun sesampainya dirumah aku teringat pada dia
"astaga aku kan harus bertemu dengan dia di lobby rumah sakit"
Akupun segera menghubunginya dan dia tidak mengangkatnya jugaa
"bagaimana jika dia marah padaku? Aduh bagaimana ini"
Namun ketika aku akan memenjamkan mataku untuk tidur
Aku melihat luka ku yang tertusuk jarum sekaligus terkena darah ibu hiv itu."apa yang tadi aku lakukan? Mengapa aku menyelamatkan mereka? Huh apa setelah diagnosa itu keluar orang tua ku akan baik-baik saja? Atau mereka malah mengawatirkan ku?"
Aku pun terbangun dari kasurku dan berjalan menuju dapur untuk mengambil minum dan duduk di meja makan
"rumah ini sepi... Hanya aku disini mungkin setelah diagnosa itu muncul aku harus segera pergi dari tempat ini, mungkin ketempat sepi iya aku harus menjalani hidupku sendiri dengan penyakit yang menular ini" ucapku meneteskan air mata
"namun bagaimana dengan lelaki itu? Bahkan aku belum tau siapa namanya, aku harus meminta maaf dan bertemu denganya sebelum aku pergi dari tempat ini, aku tak mau jika dia dekat dengan diriku dia akan tertular oleh penyakit ini"
-------------------------------------------------------------
Pagi ini aku berjalan menuju ruangan favoritku berharap ada dia disana, aku berjalan menelusuri ruangan ini dan menemukan sebuah buku, akupun membacanya
"dia wanita yang kucari selama ini, aku menyukainya, aku selalu memandangnya dari jauh, sifat angkuh nya membuatku semakin mencintainya, namun kita tidak bisa bersama sungguh aku menyukaimu wahai wanita jutek yang selalu diam dan membaca buku serta menangis di ruangan ini
------Rio---------""siapa rio? Apa lelaki itu?"
"mikha..."
Akupun segera menyimpan buku itu
"eh kamu"
"kenapa kamu disini mikha?"
"a..aku"
"iyaa aku tahu kamu rindu aku bukan?"
"ngaco kamu..."
Kami pun duduk sambil menghadap jendela
"oh iya siapa nama kamu?"
"astaga mikha sampai saat ini kamu belum tau namaku?"
Aku hanya mengangguk
"Rio" ucapnya
"rio?"
"iya ada apa? Apa kau kenal aku dahulu? "
"ouh.. Tidak tidak"
Pikirku dalam hati, jadi yang menulis buku itu dia
![](https://img.wattpad.com/cover/171623537-288-k855978.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
kesendirian (Ketika Cinta Beda Dunia)
HorrorSeorang wanita angkuh yang memiliki trouma terhadap masa lalunya dan dibesarkan oleh kedua orang tua yang saling egois lika-liku keluarga dan lingkungan yang membuat mikha semakin benci hidup ini.. Hanya ruangan belakang kampus favoritnya dengan Rio...