Mencari ketenangan

205 8 0
                                    

"permisi" seorang pak tua memanggilku

Aku hanya melihatnya

"apa anda dokter?"

Aku hanya mengangguk dengan pelan

"Tuhan memang baik, mengirimkan orang seperti mu"

Aku terheran akan ucapanya

"begini mbak.. Pulau ini sangat minim tenaga kesehatan dan sedikit terpencil banyak masayarakat yang sakit mereka mengabaikan sakitnya karena dengan alasan jauh untuk kerumah sakit dan menyabakan masyarakat meninggal, mbak tau kan pulau ini indah kami tak sempat memajukan dan menjadikan tempat wisata di pulau ini karena alasan kurang masyarakat yang menyadari dan juga meninggal karena penyakit, maka dari itu saya berharap besat mbak mau menolong kami" ucapnya padaku

Aku hanya terdiam sebari memikirkan

Malam ini aku duduk di balkon dan melihat kearah lautan dan berusa memutuskan tawaran bapak tua itu

Bila kupikir aku tidak bisa hidup seperti ini terus, aku harus berinteraksi dan mengubah hidupku yaa ku pikir tempat ini bagus bagiku untuk membuang semuanya

Keesokan harinya aku berjalan menuju desa itu dan bertemu dengan bapak tua itu

"selamat pagi mbak"

"pak.. Saya mau menerima tawaran bapak kemarin"

"owalah Puji Tuhan toh mbak.. Akhirnya kami punya dokter dari kota"

Akupun tersenyum melihat begitu bahagianya bapak itu

"mbak.. Yowes kalu begitu saya mau infokan kepada masyarakat bahwa klinik itu sudah mulai aktif kembali, kalau begitu mari mbak saya antar masuk kedalam"

Disana aku bertemu dengan seorang perawat manis sekali.. Dia sedang membereskan klinik tersebut

"hallo mbak"

"sudah lama kamu disini?"

"iyaa saya dari pulau sebrang dan memutuskan ingin mengabdi di pulau sini mbak"

"perkenalkan saya mikhaela"

"saya norma, mbak semoga kita bisa jadi rekan yang baik ya"

"baiklah kalau begitu kita beresin dulu ini ruangan sebelum besok klinik ini buka"

Kamipun membereskannya dan betul klinik ini kotor,kumuh sekali tak terasa sudah malam hari aku dan norma pun kembali bergegas pulang

"mbak.. Tinggal dmn?"

"saya deket pantai sana"

"owalah tetanggan toh kita, sudah lama disini?"

"kurang lebih 2 minggu"

"loh mbak tau pulau ini darimana? Pedahal jarang ada pengunjung kesini"

"eum... Yaa saya tau dari internet, tempat ini layak untuk tempat istirahat bukan?"

Kami pun berjalan menuju rumah masing-masing

Dan pagi ini saatnya aku bekerja di klinik tersebut bersama norma.

"mbak.. Ada pasien disini"

Akupun memeriksanya

Pasien tersebut sangat kotor dan bau aku bahkan muntah di hadapanya

"bu.... Lain kali kalau mau periksaa ke sini harus mandi dulu jaga kebersihannya!"

"owalah dok.. Mana bisa saya mandi, orang ndak ada sabun disini"

Akupun melihatnya dengan mata malas dan memeriksa pasien selanjutnya

"dokter.. Sakit apa saya sebenarnya"

Aku hanya mengabaikanya dan memberikan nya suntikan hingga pasien tersebut menjerit kesakitan

"dok.. Dok kenapa anda bersikap seperti itu pada kami, wajah dan prilaku mu sangat judes sekali, apa bisa anda berbicara sebelum melakukan tindakan! Percuma yo kita semua ngantri disini kalau dokter nya kaya gini!" ucap masyarakat tersebut dan segera berhamburan pergi dari klinik tersebut

Akupun menghala nafas

"yang sabar dok" ucap norma padaku.

Aku tahu pasti akan terjadi seperti ini, kadang aku lupa tidak mengontrol diriku.

Hampir 3 hari klinik sepi walau sebenarnya banyak masyarakat yang sedang sakit dan dia memutuskan untuk tidak ke klinik

"norma.. Saya rasa kita harus mengabil tindakan"

"maksudnya apa yo mbak?"

"iyaa.. Saya tau saya salah pada mereka, tapi saya peduli akan kesehatan mereka bagaimana jika kita melakukan pemeriksaan keliling, sekalian berinteraksi dengan masyarakat sekitar"

"oh ya ya mbak, tak terpikir oleh ku, sekalian juga kita berikan penyuluhan kesehatan dan juga pengembangan alam pulau ini yo mbak"

Akupun tersenyum dan kamipun segera berkeliling menuju rumah-rumah

"mari mbak kita masuk"

"tapi norma saya.."

"ndak papa... Biar saya ajarkan cara komunikasi yang benar yaa"

"permisi.. Pade kami dari klinik mau memeriksa kesehatan bapak, ibu"

"lah.. Untuk apa norma.. Saya tidak mau di obati oleh orang kota itu"

"eumm.. Tidak toh dia baik"

"permisi ibu.. Bapak.." ucapku tersenyum

Tak lama dari situ kami berkeliling setiap rumah melakukan pemeriksaan dan ternyata masyarakat banyk yang senang dan menyukai kami, disana kami juga bertemu anak-anak bermain bersama mereka memberikan ilmu serta memberikan motivasi kepada masyarakat sekitar untuk membudayakan tempat ini...

"owalah mbak ndak terasa sudah pukul 5, mari toh mbak kita lihat matahari tenggelam" ucap norma menariku

Akupun berada di bibir pantai dan melihat matahari yang sangat indah tenggelam

"mbak.. Coba deh mbak merem dan mebayangkan apapun itu rasanya enak sekali" ucap norma padaku

Akupun menutup mataku dan bayanganku teringat akan RIO, bagaimana kabarnya? Apa dia baik-baik saja? Apa dia menungguku? Atau dia sudah pergi?. Seketika mataku meneteskan air mata

"mbak.. Tidak apa-apa?"

"saya hanya sedih norma"

"sedih? Pasti kerena masyarakat yo?"

"bukan.. Ini masa lalu saya"

"oawalah.. Mbak jangan terlarut dalam masalalu, mbak harus bangkit ingat mbak banyk orang yang peduli dan butuh mbak contoh nya saja masyarakat sini bukan?"

Akupun tersenyum dan kembali pulang bersama norma

kesendirian (Ketika Cinta Beda Dunia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang